'Fireflies'

2.4K 515 153
                                    

"Terima kasih atas kerja keras nya, selamat malam"

Seluruh pegawai membungkuk menatap kepergian sang boss berjalan meninggalkan restauran cepat saji itu. Termasuk jisung yang kini resmi menjadi seorang waitres di salah satu rumah makan cepat saji tersebut

"Ini sudah cukup malam, kita tutup saja karena seperti nya udara akan semakin dingin"

Sesuai arahan dari atasan, jisung menurut dan segera mengganti pakaian nya dengan pakaian biasa. Ia memakai mantel tebal juga syal melilit leher

Setelah dirinya selesai mengganti pakaian, jisung beranjak keluar untuk pulang.

Tidak- jisung tidak benar-benar pulang. Ia akan mampir ke suatu tempat, tempat yang menurutnya cukup bermakna baginya

Kebetulan tujuan nya tidak jauh dari tempat jisung bekerja jadi ia bisa sampai tanpa perlu berjalan lama

TAP'

Jisung sampai. Tungkai kecil nya melangkah menapaki jembatan yang menjadi saksi harapan nya selama ini

Dengan dua buah heat pack di telapak nya, jisung berdiri di pinggir jalan, bersandar pada jembatan. Menatap ke arah air yang mengalir dalam keheningan

Sudah satu tahun lebih sejak pertemuan nya dengan lelaki asing itu. Semenjak saat itu jisung tidak pernah absen mengunjungi tempat ini, dengan harapan ia bisa kembali bertemu dengan 'tuan bachelor nya'

Di setiap hari nya jisung tak lelah membawa harap, walau tungkai nya terkadang bergetar karena rasa lelah, namun ia selalu meyakinkan diri jika lelaki itu suatu saat pasti akan kembali menunjukan batang hidung nya

Sampai di suatu malam. Jisung kembali merasa lelah dalam harapan nya, ia memutuskan untuk menghentikan apa yang ia cari selama ini

Namun tepat saat dirinya berbalik dan kembali bertemu dengan lelaki itu- 'tuan bachelor' yang selalu ia nanti kehadiran nya ..

Tertawa diantara kedua teman nya di malam yang dingin, dengan balutan jas dan mantel tanpa lapis. Jisung merona tanpa bisa di tahan

Lelaki itu semakin tampan dari terakhir ia melihat nya, dan jisung merasa harapan nya terbayar walau rasanya kurang karena ia belum membalas kebaikan nya

"Hhehe" jisung tersenyum saat mengingat pertemuan nya kala itu. Ia merasa bodoh karena hanya bisa menatap dari kejauhan tanpa menyapa

"Aku harap, malam ini adalah malam keberuntungan ku. Sekalipun tidak akan ada kesempatan untuk menyapa, tapi hanya dengan melihat nya sudah cukup bagiku" gumam jisung sambil menopang dagu

"Memang nya apa yang kau harapkan di sini? Apa akan ada bintang jatuh malam ini?"

DEG!

Jisung menoleh cepat saat sebuah suara lain mengintrupsi. Jelas jisung tau siapa pemilik suara ini, dan juga debaran yang sebelumnya ia rasakan. Tidak salah—

Tuan bachelor nya hadir. Berdiri tepat di samping jisung

"Hai?" sapa lelaki itu sementara jisung masih mematung dan menutup mulut nya rapat. Terkejut

"Sudah satu tahun berlalu. Sudah memiliki teman?"

Tunggu ... Jisung meneguk saliva nya, jadi lelaki di samping nya ini masih ingat kejadian di malam bersalju ini?

"K-kau masih mengingat nya ya" ucap jisung namun dengan suara yang rendah terbawa angin malam

"Tentu saja aku ingat. Di hari itu suhu cukup rendah, dingin mengigit kulit sekalipun memakai mantel berlapis, tapi aneh nya kau malah asik menyendiri di sini. Padahal jelas-jelas kau membeku"

[PRSNT] Bachelor ButtonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang