Han jisung melangkahkan tungkai-tungkai nya tak tentu arah. Di hari kelulusan nya ini lapangan dan halaman sekolah terasa begitu sesak oleh kerumunan
Sebagian besar dari mereka sibuk berfoto mengabdikan moment yang sangat special ini.
Putra dan putri mereka sudah lulus dari pendidikan, tentu saja hal pertama yang akan dilakukan adalah mengabadikan nya dengan saling berfoto ria kan?
Pengecualian untuk jisung. Ia bahkan tak mendapat satupun bucket bunga di hari kelulusan nya, bahkan keluarga serta saudara nya tak ada yang menunjukan batang hidung nya satupun
Teman-teman nya yang lain tidak bisa jisung temukan. sekalipun bertemu pasti mereka sibuk dengan keluarga nya dan jisung enggan menganggu di moment berbahagia ini
Karena tak ada alasan baginya untuk berdiri lebih lama di sekolah. Jisung memutuskan untuk pulang saja
Padahal hari itu udara masih sangat dingin, seharusnya ia menunggu teman nya selesai dengan acara lalu menghabiskan waktu dengan makan- makanan hangat bersama
"Hhhha—" uang keluar dari ranum kecil yang mulai kemerahan karena hawa dingin, jisung bahkan lupa membeli heat pack di toko kelontong pinggir sekolah nya
Namun jika tidak salah jisung lihat, toko itu pun seperti nya sudah tutup. Tentu saja, jika tidak salah jisung ingat pemilik toko itu pun memiliki seorang putri seusia nya.
Tentu saja mereka akan menutup toko dan menemani putri nya di hari kelulusan ini kan
Jisung menghentikan langkah nya pada sebuah pembatas jembatan. Menatap ke arah sungai yang mengalir lambat, pinggiran nya tertutup oleh salju tipis-tipis dan entah kenapa itu terlihat indah di mata jisung
Jemari nya saling genggam dan menghangatkan, ia menatap lekat aliran sungai dalam diam, namun pikiran nya terbang jauh
Mengingat kembali apa yang semalam terjadi di rumah nya.
Kedua orang tua nya bertengkar. entah sudah yang ke berapa kali ini terjadi, bahkan saat usia nya masih kecil pun jisung selalu mendengar pecahan gelas, teriakan ayah nya serta tangis ibu nya.
Mereka mempermasalahkan segala nya. Uang, rumah, kehidupan dan bahkan dirinya yang sering dikatakan menjadi beban karena tidak bisa menghasilkan apapun.
Terlahir dari garis keturunan yang biasa saja membuat jisung dan kedua orang tua nya sering sekali merasakan ketidak adilan serta pahit nya hidup.
Namun jisung bersyukur masih bisa makan dengan nasi walau tanpa lauk sekalipun
Dan untuk saat ini jisung mengerti mengapa kedua orang tua nya tidak datang menghadiri kelulusan nya.
Mungkin mereka akan merasa malu karena tidak memiliki pakaian bagus seperti yang lain nya, atau mungkin juga mereka tidak memiliki uang untuk membeli bucket bunga dihari kelulusan nya.
Atau mungkin mereka memang enggan menghadiri acara nya yang membuang waktu dan tenaga karena sibuk bekerja di pasar.
Untuk alasan apapun itu, jisung tidak masalah sama sekali walau tak dapat di pungkiri ia merasa iri pada teman lain nya, juga sedih dan kesepian.
Tapi akan sangat muluk baginya untuk merengek dan meminta ayah dan ibu nya datang. Lagipula jisung pun tidak seberani itu
"Huff—"
Ia merasakan kesedihan dan sepi dalam waktu yang cukup lama. Dan selama itu pula jisung selalu berharap setidak nya ada satu hari dimana ia merasa bahagia
Saat itu jisung mengharapkan hari kelulusan hangat yang penuh canda tawa kedua orang tua nya bersama.
Ia tidak memperdulikan pakaian apa yang dikenakan kedua orang tua nya kelak, ia pun tidak perduli apakah ibu atau ayah nya membawa bucket bunga atau tidak
KAMU SEDANG MEMBACA
[PRSNT] Bachelor Button
Fanfic☘ Minho x Jisung ☘ [Threeshots - Special For 7k Followers] 😃😃 Krn udah janjiiii makasihh 7k nyaaa O(≧∇≦)O 💐💐💐 • Kisah pertama yang di mulai saat musim dingin. Dalam sebuah Bouquets berisi Bachelor button. Jisung ke...