keinginan untuk mati

5 2 8
                                    

2010

Yokohama Station, Japan.

Aku merasakannya. Aku merasakan keinginan untuk mati.

Saat ini aku duduk di bangku yang dingin di stasiun Yokohama. Setidaknya, kalaupun aku harus mati, aku tidak mau mati ditempat yang sama dengan pria itu.

Aku nyaris membunuh ayahku sendiri. Atau memang?

Kemarin waktunya.

Kemarin malam saat ia pulang dengan mulut yang berbau alkohol, ia memukulku. Berkata "Anak jalang! Pergi kau ke neraka!"
Setelah itu, aku tidak mengerti dengan apa yang kulakukan. Aku membunuhnya. Saat itu aku merebut botol kaca alkohol yang ia bawa dan memukulnya dibagian kepala dengan botol yang kupegang. Darahnya mengalir dari kepala. Tapi, ia masih hidup. Pria itu berusaha untuk mendorongku dengan kekuatannya. Semua itu sia-sia, karena ia yang terpengaruh alkohol sudah pasti tidak bisa menggunakan semua kekuatannya. Aku balik mendorongnya tanpa menyadari adanya kayu tajam di sisi meja. Kepalanya tertusuk kayu itu. Ayahku mati.

Selama ini aku memang tinggal dirumah yang ia sewa. Awalnya hidup kami tenang-tenang saja sebelum ibuku membawa pria selain ayah. Saat itu aku berumur sepuluh tahun dan aku melihatnya. Ibuku dengan pria itu bersetubuh di sofa.

Saat itu aku merasakan mual. Takut.

Seminggu setelah kejadian itu, aku memberanikan diri untuk memberitahu ayahku tentang kejadian itu. Tapi nyatanya, saat itu juga, aku hancur. Ayahku melakukan hal yang sama seperti yang ibuku lakukan, dengan wanita lain.

Lima bulan setelahnya, mereka berpisah. Katanya "sudah tidak saling mencintai."

Brengsek!

Sudah cukup aku mengingatnya.

Sekarang, aku akan pulang ke Miyagi. Dan mati sendirian disana.

"Konnichiwa, bisakah kau membantuku?"

Aku terkejut.

"Ah, aku mengejutkanmu ya? Gomen."

Kata-kata itu terlontar dari bibir seorang perempuan yang memakai pita rambut berwarna merah.

"T-tidak apa-apa. Ada yang bisa kubantu?"
Tanyaku.

"Hai! Maukah kau membantuku untuk menghabiskan cookies yang kubawa ini?" Tanyanya sambil mengulurkan tiga buah cookies dari tasnya.

"E-eh?"

Perempuan itu hanya tersenyum manis dengan tangan yang masih mengulurkan tiga buah cookies.

Aku menerimanya.

"Arigatou," Ucapku sembari menundukkan kepala.

"Santai saja. Lagipula aku yang seharusnya berterima kasih karena kamu sudah mau membantuku menghabiskan cookies ini"

Aku hanya tersenyum, terlalu bingung mau membalas apa.

"Kau tau? Walaupun banyak orang yang mengecewakanmu, menghancurkan kepercayaanmu, setidaknya kau harus tetap hidup. Meskipun kau tidak bisa bertahan untuk tetap hidup demi mereka yang mengecewakanmu. Setidaknya hiduplah untuk dirimu sendiri."

"Setidaknya kamu bisa mempercayai dirimu sendiri." Ia memandangku setelah mengatakan hal itu.

"Jangan mati, dan bertahanlah untuk dirimu sendiri. Nyawa manusia itu sangat berharga." Ia tersenyum.

Aku tidak tahu mengapa tiba-tiba ia mengatakan hal itu. Tapi, aku merasakan diriku kembali saat ia mengatakannya.

"Ah, sepertinya aku terlalu bicara banyak ya hahaha." Ia terkekeh.

"Nah, kalau begitu aku pamit ya. Ingat ucapanku tadi!" Ia mengusap bahuku.

Aku merasakan diriku tersenyum.

Tunggu!

Aku benar-benar tersenyum!

Setelahnya, ia pergi. Aku memandanginya sampai ia menjauh pergi.

***

2013

Prefektur Miyagi, Japan.

Tiga tahun berlalu dan aku masih hidup.

Aku masih hidup berkat ucapan perempuan itu.

Nyatanya, aku belum mau mati. Aku masih ingin hidup.

Kali ini aku akan benar-benar hidup.

***

2010

Yokohama Station, Japan.

Aku memandangi lelaki yang sedang duduk dibangku stasiun. Tadinya, ia sangat mengerikan. Aku melihatnya. Saat pertama kali lelaki itu datang ke stasiun ini, aku melihat banyak sekali aura hitam yang pekat. Sekarang, saat aku melihatnya lagi, aku menemukan aura hitam itu perlahan-lahan pergi melepaskan si lelaki.

Setidaknya untuk saat ini ia tidak boleh mati.

Karena, kalau ia mati, mungkin saja ia berakhir sepertiku. Merepotkan.

Menjadi Shinigami itu sungguh merepotkan dan menyiksa, tentu saja.

***

KAMUS:
Hai: iya
Konnichiwa: halo
Arigatou: terima kasih
Gomen: maaf
Shinigami: dewa kematian (didalam cerita cerita jepang)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

coretan tak berkelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang