Rembulan menerangi hati,
sebentar lagi akan redup,
tetapi, tuan tetap bertamu di hati.Daunnya gugur, diterpa angin pilu.
hangat berkat pelukmu,
padahal hati tidak menentu.Kenapa tuan?
Ada apa?Biru sekali langitnya, membawa ketenangan,
begitu juga denganmu, tuan.Kembali lagi bersama rindu yang membuncah di dalam hati, rasa rasanya tetes hujan tidak akan pernah benar benar membawa rindu ini untukmu, tuan.
Berharap tuan akan segera pulang,
nyatanya, tuan benar benar pulang!Sesak sekali,
tetesan hujan kali ini tidak bisa melebihi tangisan seorang puan.Seharusnya aku lebih berhati hati,
seharusnya jangan berbicara aneh,
seharusnya—
ah terlalu banyak seharusnya, sudah terlambat.Tetes hujan kali ini tidak membawa rindu,
rembulan tidak lagi menerangi hati,
dedaunan tidak lagi gugur,
langit tidak lagi biru,
tetapi, tuan masih tetap di hati.Aku berharap agar bisa bertemu denganmu di lain waktu.
Terima kasih telah bertamu di hati, tuan.-Nepay
KAMU SEDANG MEMBACA
coretan tak berkelas
RandomSecangkir kata yang diaduk dengan sepenuh hati dan menghasilkan kalimat-kalimat yang mungkin kamu ingin membacanya.