Soyong sudah mengetahui perasaannya sebelum byong in menciumnya pada malam itu dan jika dia jujur, soyong tidak peduli padanya. Meskipun hatinya sekarang tertuju kepada raja, tapi orabeoni-nya adalah anak laki laki pertama yang ia cintai, dan dia akan selalu begitu.Keesokan harinya, roh itu membawa tubuh soyong ke dapur kerajaan, memasak hidangan aneh yang luar biasa dengan tangan cekatan seperti dewa.
Cheoljong untuk beberapa alasan jahat yang menurutnya paling baik untu dirinya sendiri, tidur dikamar soyong lagi, dan sementara roh itu terbangun merencanakan sesuatu, soyong terbaring berusaha menahan debaran keras jantungnya
soyong bangun pada dini hari oleh rintihan teredam raja, karena ia jelas menderita karena mimpi buruknya. Soyong segera menyingkirkan roh itu, mengangkangi suaminya dan menampar wajahnya dengan ringan untuk membangunkannya.
“ hei, hei, hei, bangun!” dia berkata.
Biasanya soyong akan merasa ngeri pada dirinya sendiri, dan bertanya Tanya dari mana kosa kata kasar ini berasal, tetapi ia terlalu sibuk khawatir dengan rajanya. Cheoljong bangun dan menariknya ke pelukan erat.
“hwajin-ah kau menyelamatkanku lagi,” bisiknya, bersimbah peluh. “terimakasih.” Roh itu bangun untuk memukulnya, atau soyong yang memukulnya? Dia tidak yakin, karena soyong juga ingin memukul orang bodoh itu.
Meskipun masih malam, ruangan itu hampir tidak gelap gulita, dan setelah seumur hidup dibandingkan dengan hwajin, dia sedikit lelah dengan kekacauan yang terus menerus. Mereka adalah dua orang yang sangat berbeda. Misalnya, salah satunya adalah istri sahnya, dan yang lainnya hanyalah selir.
“ oh ratuku,” gumamnya, dan beraninya dia mengatakanya dengan kekecewaan yang begitu mencolok.
“saya yakin saya dipukul karena saya memanggil nama wanita lain,” kemudian dai mengatakannya, menyeringai sedikit. Soyong mencoba untuk tidak tersipu. Menurut dia, seberapa menyedihkan dirinya? Dia tidak akan mengambil remah remah hwajin seperti orang biasa yang kelaparan. Demi tuhan, dia adalah ratu josoen.
Kemudian, untuk menambah penghinaan terhadap cedera, raja yang tak tertahankan itu menolak meninggalkan kamarnya, karena khawatir tentang pelayan mereka yang malang.
“ betapa agung, raja yang bijak,” gumamnya, karena pernah bersyukur bahwa roh air telah memberinya begitu banyak sarkasme dan sedikit celaan. Namun, sarkasme tidak dapat menggigit ataupun menembus cheoljong. Dia hanya berterimakasih atas pujiannya dan kembali tidur, mencoba memonopoli semua selimut, dan soyong merasa sangat kesal, lalu melakukan hal yang sama.
Keesokan paginya raja menetap untuk sarapan, soyong sangat terkejut. Dia nahkan memberitahunya bahwa dia berniat untuk tetap tidur di daejojeon, berperan sebagai pengantin baru yang menyayanginya.
“ aku tidak ingin bangun pagi-pagi sekali karena mimpi burukmu,” sergah roh itu dengan masam, pada saat itu, soyong hampir menyukainya.
Kemudian cheoljong mengemukakan teori konyolnya tentang mengapa dia memukulnya sekali lagi. “ malam ini, tidak peduli apapun itu, aku akan memanggil namamu, ratuku,” dia berjanji dengan senyum ramah. Soyong membanting sendoknya dan meludah sedikit ( atau itu perbuatan roh?)
Cheoljong terus mencoba menggodanya, tetawa riuh dan menyenangkan. Dia tidak akan menyukai apapun yang lebih baik daripada raja memanggilnya dengan pergolakan hasrat. Tetapi tentu saja tidak saat dia masih mencoba membunuhnya. Dia memiliki standar.
Sementara itu cheoljong masih belum menemukan apa apa, dan menghabiskan hari harinya menyelidiki soyong, diantaranya memasak untuk janda ratu agung, membangun oven besar dari tanah liat, dan mencoba mengisi ulang danau istana dengan ember satu persatu. Roh itu masih tidak tahu apa yang terjadi di danau malam itu, soyong sebenarnya akan dengan senang hati menceritakannya, jika saja roh itu memperhatikan sedikitpun kehadirannya ditubuh mereka bersama tapi tampaknya dia juga tidak tahu tentang upaya pembunuhan raja.
Malam berikutnya raja kembali mengunjungi soyong, dan secara tiba tiba memberinya teh melalui mulutnya. Sejujurnya soyong diam diam menikmati momen singkat ketika bibir kering cheoljong yang kering da lembut menekan bibirnya, lidahnya yang basah menyelinap ke dalam mulutnya dan menuangkkan beberapa tetes teh ke tenggorokannya.
Soyong lalu berpikiran sama dengan roh itu, ia curiga bahwa suaminya mencoba membunuhnya lagi, dan mereka berdua mencoba untuk memuntahkannya lagi.
Cheoljong menangkap pergelangan tangan soyong dengan tangannya yang kuat, menatapnya dengan seksama.
“ apa kau menduga aku meracunimu?” dia mendesis curiga.
“ kenapa? Apakah ada alasan kenapa anda mencurigai saya?” soyong berjuang tanpa hasil, tiba tiba berharap roh itu akan kembali dan meredakan situasi dengan salah satu sindirannya yang berani dan ditempatkan dengan baik, tetapi tiba tiba pikirannya kosong.
“mari kita tunggu dan lihat,” cheoljong berkata dengan dingin.
“ jika kamu baik baik saja dalam beberapa waktu mendatang, itu akan membuktikan bahwa aku tidak bersalah"“bagaimana jika aku tidak setuju dengan itu?” soyong membentak. Raja menarik binyeo emasnya, meletakannya ditangannya, bersandar dilehernya.
“ gejala pertama dari zat beracun adalah lidah mati rasa,” dia memberi tahu wanita itu, masih memandangnya erat, kedua tangannya menggengam tangannya.
“ jka lidah mu mulai mati rasa, tusuk aku tanpa ragu ragu,”. soyong menyipitkan matanya, “ apakah menurutmu aku tidak bisa?”
“ saya pikir anda bisa,” jawabnya pelan. “baiklah, kamu benar,” kata soyong mendorong jepit rambut tajam ke kulit sensitifnya. Tiba tiba suara yang dalam dikepalanya kembali. Bahkan jika aku mati, aku tidak akan mati sendirian. Kehadiaran roh pemberontak itu memperkuatnya,setidaknya, dia tidak merasa begitu kesepian.
roh aneh dan liar ini akan tinggal bersamanya sampai akhir. Jika dia meninggal malam ini, dia akan mati bersamanya. Obat mulai bekerja. Pikiran soyong menjadi bingung, kata katanya melata.
“ ada sesuatu yang membuatku penasaran,” kata cheoljong dengan sopan.
“ pada malam aku pergi ke tempat tinggal eui bin, apa yang kamu lakukan?”
“ aku pergi,” gumam soyong, setengah dirinya, setengah roh. Saatnya membuat kaki kita bergerak tuan hati, kata soyong.
“aku punya waktu untuk keluar dari sini,” roh dengan sepenuh hati setuju. “ jalan kembali ada tepat didepan mata saya,” bisiknya. “ aku tidak bisa mati seperti ini,”
Cheoljong menutup pintu sebelum soyong tersandung keluar, dan meraihnya secepat kilat.
“ malam itu apa yang terjadi padamu?” dia menuntut. Pikiran soyong kabur dan mengendir, ingin menceritakan semuanya, ingin meneriakan semua rasa sakit dan kekecewaan di hari hari terakhir ini, tetapi roh yang biasanya begitu liar tiba tiba menahan diri dengan begitu bijaksana, itu terlalu berbahaya.
Saya tidak bisa mengatakan apa apa.
“ malam itu, kamu mencoba. Membunuhku,” dia mengangkat matanya ke mata cheoljong. Apakah roh itu yang bicara, atau soyong? Dia tidak tahu lagi. Dai merasa demam, pikirannya dibuat bingung oleh teh itu. Cheoljong terlihat takut. Baik, biarkan dia mengeluarkannya sekali lagi. Soyong sudah muak.🖤🖤🖤
Like and coment jika kamu menyukai fanfiction ini.
Cr : @mr.queen.only
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Queen Fanfiction
FanfictionFanfiction ini menceritakan tentang seluruh hati Soyong mulai dari hari ia dirasuki tubuh Jang Bong Hwan hingga ia berakhir bahagia dengan raja dan anaknya yang manis. *Just fanfiction