Healer

2.6K 254 66
                                    

Haruto terlihat turun dari mobil Audi R8 yang dikendarainya. Haruto masuk ke dalam rumahnya, bibi Nam sudah menyambutnya.

"selamat Sore tuan" sapa bibi Nam.

"sore bi, Junkyu hari ini bagaimana?" tanya Haruto.

"Tuan Junkyu hari ini seharian dikamar saja, walaupun tadi sempat berteriak - teriak, tapi tadi saya bisa menenangkannya" jawab bibi Nam.

Haruto hanya tersenyum sendu.

"terimakasih bi" ucap Haruto tulus.

Haruto menaiki tangga menuju kamarnya dengan Junkyu.

Ceklek

Haruto masuk ke dalam kamar, dia bisa melihat Junkyu terduduk diam didepan piano yang berada dikamar mereka.

Haruto bisa melihat Junkyu mulai menggerakkan tangannya untuk menyentuh tuts piano.

Nada sedih terdengar dari untaian not balok yang dimainkan Junkyu.

Haruto tidak sanggup menahan air matanya. Sudah 2 tahun istrinya, kekasih hatinya, belahan jiwanya seperti ini.

Haruto menghapus air matanya tepat disaat Junkyu menyelesaikan satu lagunya.

"selamat sore sayang" sapa Haruto sambil mengecup kening Junkyu.

Junkyu hanya diam.

Tidak merespon apapun.

"bagaimana kabarmu hari ini heum? Kata bibi kau dikamar seharian, kenapa?" tanya Haruto lembut.

Junkyu menunduk guna melihat Haruto yang berjongkok di depannya sambil menggenggam kedua tangan Junkyu.

"aku hanya bosan" jawab Junkyu lirih.

"obatmu sudah kau minum?" tanya Haruto.

Junkyu hanya mengangguk.

Haruto mengelus surai halus Junkyu.

"tadi siang kenapa heum? Kenapa berteriak - teriak?" tanya Haruto lembut sambil tersenyum getir.

Junkyu hanya diam.

Junkyu berdiri dan berjalan menuju lemari. Junkyu membuka lemari tersebut dan mengambil sebuah handuk baru.

Junkyu berjalan mendekati Haruto yang sedang berdiri disebelah pianonya.

"mandilah, ini handukmu" ucap Junkyu.

Haruto mengambil handuknya dengan tersenyum.

"terimakasih sayang, habis aku mandi, kita turun untuk makan malam yaa" ucap Haruto.

Junkyu hanya mengangguk saja.

.
.
.

Selesai makan malam, Junkyu memutuskan untuk beristirahat. Haruto dengan pelan mengelus rambut Junkyu.

"maafin aku Kyu, maafin aku" lirih Haruto.

Haruto tidak akan pernah menyangka kejadian 2 tahun lalu membuat Junkyu berubah drastis.

Tidak ada lagi Kim Junkyu yang ceria, Kim Junkyu yang cerewet, Kim Junkyu yang akan malu - malu dia goda.

Sekarang Haruto harus melihat Kim Junkyu yang selalu melamun, murung, sedih, menangis, berteriak tiada henti, menyakiti diri sendiri.

Andaikan anak mereka, Watanabe Junghwan tidak meninggal akibat kecelakaan, kemungkinan Junkyu tidak akan seperti ini.

Junkyu selalu menyalahkan dirinya sendiri karna tidak bisa menjaga buah hatinya.

Let's Talk About Harukyu (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang