Pagi ini seperti biasa Kunikida terbangun lebih awal dibanding kekasihnya, Dazai Osamu. Kunikida melirik futon di sebelahnya, Dazai masih terlelap. Kunikida bangkit dari futon hijaunya. Ia berjalan berhati-hati melangkahi futon Dazai agar tidak membangunkan pria berambut coklat itu.
Kunikida menuangkan air ke gelas berbentuk kucing pemberian Dazai. Sambil melihat ke luar jendela ia mengingat peristiwa dua hari lalu.
----------------------------------------------------------------------------
“Hei semua! Tebak apa yang membuatku senang pagi ini?” Dazai membuka pintu kantor Agensi Detektif Bersenjata dengan tiba-tiba.
“Apa? Kau menemukan metode bunuh diri yang baru?” tanya Ranpo di sudut ruangan, sedang menikmati cemilan paginya.
“Ranpo-san memang luar biasa! Aku tidak pernah meragukan kemampuanmu.” Dazai berseru girang, seperti biasa.
“Tentu saja! Aku adalah detektif terhebat di dunia!”
“Sebenarnya itu mudah ditebak, Dazai-san.” sahut Kyouka pelan.
“Jangan membahayakan dirimu, Dazai-san,” Atsushi berkata dengan ekspresi tidak enak. “Kau tahu Kunikida-san akan marah jika kau mencoba hal-hal seperti itu.”
“Kunikida-kun dimana? Dia pergi meninggalkan diriku sendiri di rumah.” ujar Dazai sambil memperlihatkan raut sedih, entahlah.
“Dan apa metode bunuh diri barumu, Dazai?” Yosano masuk sambil membawa beberapa alat medis yang baru selesai dibersihkan.
“Bagus Yosano-sensei bertanya! Aku ingin mencoba parkour seperti yang dilakukan anak-anak muda jaman sekarang,” Dazai menari riang.
“Dimana bagian 'bunuh diri' nya?” Atsushi bertanya, sekaligus lega karena metode baru Dazai tidak terlalu berbahaya seperti sebelumnya.
“Aku akan parkour di gedung Port Mafia!”
“Yang benar saja.” Kunikida masuk sambil membawa beberapa dokumen.
“Kunikida-kuuuun kenapa kau meninggalkan aku sendirian dirumah? Kau tahu? Aku tidak sarapan.” Dazai menggelayut manja di lengan Kunikida.
“Berhenti menggangguku, bodoh. Aku sudah menyiapkan roti dan telur, kau tidak periksa di lemari?” Kunikida menyusun dokumennya, ada beberapa yang harus diselidiki hari ini.
“Benarkah? Sayang sekali aku tidak lihat, pasti sudah dimakan semut sekarang,” Dazai murung dan tiduran di sofa. “Ngomong-ngomong kau habis dari mana, Kunikida-kun?”
“Tugas dari pemerintah, dokumen ini harus kuperiksa.”
Suasana kantor tenang dengan anggotanya di beberapa sudut ruangan. Kunikida sibuk dengan laptop dan tumpukan dokumennya. Dazai sedang tiduran di sofa sambil mengamati Kunikida. Yosano masuk kembali ke ruangannya. Tanizaki, Naomi dan Kenji sedang membeli kebutuhan kantor. Atsushi yang sedang senggang dan Kyouka yang diam meminum teh nya. Suasana yang jarang terjadi. Beberapa minggu ini Agensi Detektif Bersenjata tidak menerima kasus-kasus sulit.
“Kunikida-san apa itu dokumen mengenai penyelundupan narkoba oleh organisasi mafia?” Atsushi bertanya sembari melihat sebentar dokumen yang dibawa Kunikida.
“Kau benar Atsushi, tapi untuk lebih pastinya aku harus memastikan lewat dokumen ini dahulu.” Kunikida berkata serius.
“Aku harus pergi, ketua menungguku, bisa kau antar aku Atsushi?” Ranpo tiba-tiba beranjak dari kursinya, bungkus-bungkus makanan ringan berserakan.
“Ah, baik Ranpo-san, kita mau pergi kemana?”
“Aku tidak tahu, aku harus pergi ke kota sebelah.” Ranpo tidak pernah mengingat jalan dengan benar, Atsushi selalu menjadi andalan untuk mengantarkan dirinya kemana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berlari di Malam Hari - BSD Kunikida X Dazai
FanfictionDisaat menjalankan misi berdua, Kunikida dan Dazai terlibat pertengkaran. Pertengkaran yang akan membuat Kunikida menyesal selamanya. "Kunikida-kun, kalau suatu saat aku pergi dan menjadi bulan itu, apa yang akan kau lakukan?" "Aku akan memandangim...