• S I N C E R E •
.
.
.
.SELAMAT MEMBACA
.
.
.
.🍁🍁🍁
Aku terbaring di atas ranjang, memandang langit-langit kamar ditemani lampu yang temaram. Kurang lebih sudah sepuluh menit ku habiskan untuk melamun, membayangkan masa lalu ku yang tidak seperti gadis pada umumnya. Katakan saja sedikit tidak normal. Memori-memori saat SMA itu datang dan menghantui pikiran ku lagi.
Banyak sekali hal yang ku lewati semasa dulu dan itu pun tidak banyak yang tahu, hanya aku dan seorang pria dewasa yang kini terlelap di samping ku. Suamiku. Seorang pria yang sangat ku sayangi dan cintai kedua setelah ayahku. Aku dan suamiku menjaga dengan sangat baik hubungan yang kami jalani hingga mampu bertahan sampai titik ini.
Rasanya seperti mimpi aku masih bisa merasakan nikmat dunia di era ini. Bagaimana aku bisa melewati masa-masa terpahit dalam hidup tanpa kedua orang tua. Sebagai gantinya, Tuhan mengirimkan malaikat padaku. Sungguh beruntungnya hidupku. Meski..
Sedikit menyedihkan dan penuh kejutan...
Kau tahu betul manusia tidak ada yang sempurna.
Aku membuang napas dan selanjutnya aku memutuskan bangkit dari posisi tidurku. Melirik ke samping lalu memilih untuk fokus memandang wajah suamiku dengan penuh kagum. Begitu tampan saat ia tertidur tenang, sibuk menjelajahi alam mimpinya. Aku tersenyum, bahagia tentunya.
Ekhem,
Cukup sampai disini dan mari ku ceritakan kisah kami berdua.
---O0O---
"Aku membutuhkan mu dan sebenarnya kita saling membutuhkan. Tolong jangan pergi menjauh dariku."Terhitung hampir satu semester aku duduk di bangku sekolah menengah atas. Kesannya masih sama seperti saat pertama kali masuk, asing. Aku tidak pandai bergaul, aku lebih suka menyendiri. Bahkan saat anak laki-laki mencoba mendekati ku, aku selalu mencoba menjauh, risih rasanya. Timbul perasaan aneh dan geli saat orang asing mencoba berkenalan denganku, laki-laki maupun perempuan. Dari awal mereka menatapku, itu sangat mengganggu diriku. Aku benci.
"Cantik, tapi sayang sekali sombong."
Aku menghentikan langkahku, lalu berbalik ke samping. Ada tiga gadis terkenal di sekolah ini, pem-bully handal nan angkuh. Sangat disayangkan padahal ketiganya cantik. Aku berdecak, kemudian memalingkan wajah ke arah lain. Malas sekali meladeninya jujur, tapi terpaksa kali ini harus berhadapan dengan mereka karena diriku dihadang.
"Kau ini waras tidak sih?! Sana periksa ke psikiater!"
Ujar gadis yang berkulit paling putih di antara mereka, Baek Joohyun. Mataku memincing, dasar melantur. "Tidak punya teman ya? Kasihan." Timpal gadis lain yang paling tinggi di antara ketiganya, Han Sooyoung. Menatapku remeh sambil memainkan rambutnya panjangnya.Mulai muak dengan segala drama menjijikkan ini, aku melangkah maju, mencoba menerobos mereka. Namun sial, tangan Kwon Seulgi lebih cepat dari kakiku hingga ia bisa mencegah ku dengan menahan dadaku. "Jangan kabur dulu, hey! Dasar tidak sopan!" Gadis ini menyeret ku tiba-tiba sampai punggungku menabrak tembok. "Awh!" Diriku mengaduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINCERE • [TAETZU] || HIATUS
Fanfiction"Sekeras apapun aku berusaha, tetap saja aku tidak akan bisa membahagiakan-mu. Aku bukan lelaki seperti yang kau kira."-Ji Taehyung "Aku bukan tipe gadis yang suka menuntut banyak hal. Aku merasa tidak pantas untuk itu."-Im Tzuyu.