Prolog

3 0 0
                                    

Sinar bulan purnama tampak bercahaya terang di langit. Memantulkan cahaya indahnya pada bumi yang diselimuti malam. Memberikan cahaya pada kegelapan yang semakin pekat seiring jauhnya malam dan membutakan pandangan.

Sebuah rumah besar yang terletak di sebuah kota tampak menyisakan puing puing setelah tersulut oleh api, bahkan di beberapa titik rumah itu masih tersisa kobaran api yang menyala. Taman taman rumah yang ditumbuhi banyak bungapun ikut hancur, bukan karena kobaran api melainkan bekas-bekas pertarungan.

Salah satu bunga yang tumbuh di taman itu adalah bunga tulip bewarna putih, yang beruntungnya selamat dari kobaran api ataupun sisa pertarungan. Bunga tulip putih itu bemekaran indah mengelilingi pekarangan rumah, tapi sayangnya sekarang bunga itu tidak lagi bewarna putih, melainkan ternoda oleh merahnya darah.

Ditengah pekarangan rumah tersebut tampak seorang pemuda menangis memancarkan airmata tiada henti. Kobaran api yang masih menyala memperlihatkan sosok seorang wanita dalam pelukan pemuda tersebut. Sesosok wanita yang bahkan tidak terbangun dalam derasnya airmata atau suara tangisan yang begitu menyayat hati.

Entah karena bunga bunga itu bunga sihir atau karena purnama yang semakin terang membuat bunga bunga tulip tersebut bercahaya terang mengelilingi pemuda dan sosok wanita itu. Menampilkan gambaran cerita sedih bagi siapapun yang melihatnya.

LACRIMOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang