Hal apa yang terjadi jika seseorang maraton menonton drama kesayangannya? Saking penasaran dan greget dengan jalan ceritanya hingga membuat siapa saja rela bergadang dan berakhir bangun kesiangan. Dan hal itu terjadi kepada saudara kembar Bahtera, Sunday atau yang akrab dipanggil Minggu. Nama 'Minggu' sebenarnya hanya untuk olokan, tapi keterusan sampai sekarang hingga sang pemilik nama sudah terbiasa dengan hal itu.
Sunday sekarang lagi buru-buru memakai seragamnya, menyusun buku sesuai dengan mata pelajaran, dan keluar dari kamarnya. Sambil menggigit roti bakar yang sudah ada di atas meja dan segelas susu di tangan kanannya, ia duduk di sofa depan tv dan sudah ada Bahtera di sana.
Seperti biasa, bukan Sunday namanya kalau tidak iseng. Ia menendang-nendang kaki Bahtera yang sibuk dengan telepon genggamnya sampai sang pemilik kaki menatap tajam dirinya.
"Nggak usah cari masalah deh pagi-pagi"
"Kamu gitu ya, nggak bangunin aku! Hampir nggak sekolah loh tadi aku" Bahtera hanya memutar bola matanya dan setelah itu kembali menatap Sunday seolah ingin memakannya hidup-hidup.
Daritadi Bahtera sudah membangunkan Sunday tapi nggak bangun-bangun dan tangannya sudah memerah karena menggedor pintu kamar Sunday yang terkunci dari dalam. Tapi yasudahlah ya, karena tidak ingin mengawali hari dengan pertengkaran lebih baik ia mengalah saja dan kembali menatap ponselnya.
"Ra, mana mama?"
"Ke pasar," jawab Bahtera masih menatap layar ponselnya.
Ada sebuah pesan mengganjal dari nomor yang tidak dikenal dan setelah membacanya, Bahtera sedikit curiga. Tapi ia biarkan saja dan mengira itu hanya salah kirim.
"Minggu," Bahtera menegur pelan Sunday.
"Hm?" Jawab Sunday seadanya karena ia mengunyah makanannya.
"Nggak jadi, nanti saja," Dan sekarang Sunday yang kesal dengan sikap plin-plan Bahtera.
"Ming, duluan ya. Kefas sudah nunggu di luar," Bahtera beranjak dari sofa dan memakai tasnya. Sunday kebingungan.
"Eh? Nggak tungguin aku lagi, nggak setia kembaran kali loh!" Sunday ngomel dengan mulut yang masih penuh.
"Siapa suruh lambat bangun, semoga lolos dari kejaran Bapak Penjaga Gerbang Sekolah, Minggu. Good luck! Jangan lupa kunci pintu," Bahtera melambaikan tangannya dan berlari kecil keluar.
Sunday masih cemberut kemudian berpikir.
"Loh? Sudah putus dari bang Abhi? Sekarang sama si Kepas?"
Sunday menggelengkan kepalanya dan berpikir lagi karena kembarannya itu tidak pernah berpacaran dengan sang Ketua RohIs itu. Kalau sampai terjadi, maka Bahtera sudah pasti disidang oleh guru agama dengan para pengurus RohKris yang duduk mengelilingi dia sambil menatap tajam. Membayangkannya saja membuat bulu kuduk Sunday berdiri padahal bukan dia yang pacaran beda agama.
***
"Halo, nak. Apa kabar?"
"Sudah sarapan? Makan yang banyak ya"
"Nak, maafin mama, ya"
###
Bersambung...
[Catatan penulis]
Halo semuanya cherry_hills di sini. Selamat datang di karya terbaruku, aku harap kalian suka ya. Oh iya untuk cerita kali ini mungkin bahasanya lebih santai dan warningnya juga ada kata-kata kasarnya, dikit doang tapi.
Untuk genrenya bermacam-macam, family, romance, persahabatan, dan lainnya. Dan untuk cerita ini aku akan berusaha update rajin dan kelanjutan cerita Carson Says aku akan lanjutkan.
Btw bagi yang tidak tau RohIs itu organisasi agama Islam di SMA dan RohKris untuk agama Kristennya.
Thank you semuanya, hwaiting!
###
30/04/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahtera
General FictionSelama ini Rara tidak curiga tentang mengapa ia selalu tidak bisa dekat dengan Mama. Sampai tiba seseorang mengirimkan pesan bahwa ia adalah ibu kandung Rara.