2

3.7K 571 35
                                    

"Kata dokter benturan dikepalanya ga sampe buat dia hilang ingatan"

Setelah Donghyuck bertanya Haechan siapa, mereka yang berada di ruangan itu langsung panik dan kalang kabut. Salah satu dari mereka berinisiatif menelpon dokter yang merawat tubuh Haechan selama tak sadarkan diri

"Terus kenapa dia bisa sampe lupa hyung ?" Yang bertanya menampakkan raut khawatir di wajahnya

"Aku gatau sung, mungkin ini efek karena dia yang tidur lama, tapi ini hanya perkiraan asal saja" Jelasnya

Semuanya kembali melirik pada Donghyuck yang juga tengah bingung dengan kondisi sekarang

"A-aku bukan Haechan" Donghyuck berusaha meyakinkan mereka bahwa dia bukanlah Haechan, karena memang itu kenyataannya

"Chan, jangan begitu, kau semakin membuatku merasa bersalah" Mata nya berkaca kaca, tangannya masih menggenggam erat jemari Donghyuck

Donghyuck terdiam, seberapa kerasnya usaha dia menjelaskan, toh tidak akan ada yang paham, yang sekarang Donghyuck fikirkan hanya satu hal, kenapa tubuh Haechan bisa tak sadarkan diri ? apa ada sesuatu yang menimpa nya ?

Donghyuck menyandarkan punggungnya pada dashboard, setelah diamnya Haechan, semua orang langsung keluar atas suruhan pria berambut merah, Donghyuck tidak tau itu siapa, tapi sepertinya dia yang tertua karena yang lain menurut padanya

"Hahhh" Donghyuck menghela nafas panjang, ia jenuh sekaligus penasaran, ia coba gerakkan kakinya, merasa bahwa kakinya baik baik saja, ia memutuskan untuk turun dari ranjang nya dan mencoba mengecek sekitar, mana tau ia bisa menemukan sedikit informasi tentang siapa Haechan

Jalannya sedikit terhuyung, tubuhnya masih agak lemas dan sedikit kaku, mungkin karena terlalu lama berbaring. Donghyuck berjalan menuju sebuah meja belajar, tangannya bergerak menyela setiap inci dari meja tersebut. Gotcha Donghyuck mendapatkan sebuah ponsel dan buku harian yang tersimpan di laci meja, sayangnya ponsel tersebut mati, dan nasib, buku diary itu dukunci dengan gembok yang berisi angka, "Ck, mana bisa tau kalo begini caranya" Gumamnya.

Donghyuck melemparkan ponsel dan diary itu ke ranjangnya, meninggalkan dua benda yang mungkin berguna nantinya, ia bergerak untuk mencari lagi didalam lemari

Donghyuck menemukan satu surat yang sedikit sobek ujungnya, ah biasanya itu bagian yang diisi nama pengirim, sepertinya Haechan membenci orang tersebut

Surat itu berisi pengakuan isi hati dari seseorang, tapi kalimatnya membuat Donghyuck tertegun

Haechan . . .
Milikku yang sangat sempurna
Mengapa kau selalu bersembunyi di balik tubuh mereka ?
Aku jadi susah menggapaimu
Haechan, jika salah satu dari mereka merebut hatimu, maka kupastikan orang itu juga akan kurebut hatinya
Itu hal yang mudah, aku hanya perlu mengoyak dadanya dan mengambil hatinya
Haechan, ini ancaman dariku.
Bila bukan aku yang memiliku, lebih baik kita mati saja

Mata Donghyuck membulat, entah kenapa sekarang ia merasa was was berada di tubuh Haechan

Donghyuck berjalan ke arah cermin besar yang berada di sudut kamarnya, ia melihat bagaimana perawakan Haechan yang sebenarnya tak jauh beda darinya, hanya saja Donghyuck menyadari banyak perbedaan, tubuh Haechan kelewat lembut dan halus, pipinya tembam dan kulit wajahnya yang mulus tanpa bekas luka, ah abaikan plester yang menempel di sisi jidatnya, ah tambahan tidak ada kantung mata yang menghiasi mata bulat itu. Oke Donghyuck tau mengapa ada seseorang yang begitu terobsesi pada Haechan, Haechan terlihat seperti berlian yang sangat dijaga, bahkan sepertinya ia tak pernah bekerja keras, tak ada otot sama sekali di tubuhnya, berbeda dengan Donghyuck yang harus bekerja siang malam demi mencukupi kehidupannya dan ya demi mantan sialannya itu, "Sial, kau begitu cantik Haechan" Donghyuck bergumam sambil menatap dirinya yang kini berada di tubuh Haechan

Tok Tok

Ketukan pada pintu membuat Donghyuck mengalihkan pandangannya

"Apa aku boleh masuk Chan ?" Ucap seseorang dari luar

"I-iya boleh" Ah rasanya Donghyuck masih belum terbiasa dengan panggilan Haechan pada dirinya

Pintu terbuka menampakkan sosok jangkung dengan senyum manis yang terpampang di wajahnya, "Apa masih ada yang sakit Chan ?" Tanyanya sembari meletakkan piring yang berisi sepotong roti selai

"Sudah tidak" Donghyuck merasa canggung bila ia menjawab hal yang ditanyakan bukan atas namanya

Pria itu berjalan mendekati Donghyuck, "Boleh aku memelukmu ?"

Donghyuck yang mendengar itu hanya mengangguk ragu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

Donghyuck dipeluk erat seolah olah tak ada hari esok lagi, tubuhnya tenggelam di dalam kungkungan pria tersebut

"Apa kau melupakan namaku Bear ?" Bisiknya parau

Entah kenapa sekilas ingatan muncul di kepala Donghyuck

"Johnny hyung !!"
"Johnny oppaaa . . ."
"Yes John, i hear you"
"Sorry hyung, aku tidak sengaja menjatuhkan air di komputermu"
"Hyung aku mau es americano"
"Biarkan aku memelukmu nanti saat mau tidur"
"Terimakasih Johhny hyung"

"Aww" Donghyuck memegang kepalanya yang terasa sakit, "Johnny hyung ?" Bisiknya pelan sambil menutup matanya

"Chan ? kau masih ingat namaku ?" Pria itu, Johnny kembali mendekap Donghyuck dengan begitu erat, "Kali ini aku berjanji pada diriku, aku ga akan ninggalin kamu sendirian lagi" Johnny menghujani wajah Donghyuck dengan kecupan ringan "Maaf karena aku belum bisa menjagamu"

Sekarang Donghyuck tengah melahap roti selainya sambil memikirkan ingatan tadi, kenapa ingatan tentang Johnny tiba tiba melintas di kepalanya ?

Pipi gembilnya terisi penuh oleh roti selai, Donghyuck melirik ke arah kaca dan melihat dirinya yang tengah mendiamkan roti dimulutnya tanpa berniat mengunyahnya, "Wah sial, bahkan saat bermulut penuh kau jadi terlihat lebih cantik" Batin Haechan

TBC

Sun LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang