Di pagi yang cerah seharusnya dimulai dengan hal yang buat hati bahagia. Tapi tidak dengan keluarga satu ini...
"PAK ADHI BANGUN KERJA!" teriakan bapak marco adalah alarm untuk keluarga.
Yang diteriaki masih tetap terlelap dalam mimpinya, tapi tidak bertahan lama saat pak Marco mengancam akan mengunci kan dirinya saat pulang kerja nanti. Sepertinya memang cara yang ampuh adalah mengancam. Kalian begitukan? saat orangtua kalian mengancam kalian akan dengan sigap menuruti perintahnya.
"Aku sudah bangun ini, jangan berteriak pagi-pagi bisa tidak?" Pak Adhi menyahuti dengan nada yang kesal.
"Aku tidak akan berteriak jika kamu tidak susah untuk di bangunkan." Dengusan Pak Marco.
"Apa kalian akan tetap bertengkar di pagi hari ini?" Tegur Vino dengan pertanyaan yang menyiratkan kejengkelan karna suara berisik dari arah kamar kedua bapaknya.
Pak Marco yang mendengar suara anaknya pun menolehkan kepala pada pintu kamar, "Sejak kapan kau disitu, nak?"
Vino yang memang sedang bersandar pada pintu pun menjawab pertanyaan bapaknya, "Sejak pak Adhi mengucapkan 'jangan berteriak pagi-pagi' dan kalian tidak sadar kalo aku sedang bersandar pada pintu kamar kalian?."
"Cepatlah kalian ke bawah, adik-adik ku sudah seperti gembel yang tidak pernah makan setahun." Perintah Vino yang tidak lupa menistakan adik-adik nya.
"Bapak akan kebawah sebentar lagi dan pak Adhi cepatlah bersiap jika kau tidak ingin terlambat pergi bekerja." Ucap Pak Marco dengan perintah yang tidak bisa di bantah.
Meja makan yang seharusnya untuk makan dan perbincangan tentang keharmonisan keluarga, tidak berlaku di keluarga ini.
"Kak, bagi duit lah masa adeknya yang cakep gini gak di kasih duit tambahan." Ucap hamas yang sedang memakan sarapan nya.
"Dih, sapa lu? Gak kenal gua sama lu." Jawab Zeline yang juga sedang memakan hidangan nya.
Mendengar perkataan kakaknya, Hamas seketika langsung menatap kakak nya dengan penuh kesal, "Ko pelit anjr, adek sendiri loh ini." ucap hamas.
"Pelit pangkal kaya dek, mangkanya gua pelit biar cepet kaya." Jawab Zeline dengan angkuh dan membalas tatapan adek nya dengan mengejek.
"Napa lu minta gua sih, sono minta bapak atau gak bang Pino." lanjut Zeline dengan muka yang sangat ingin ditabok.
Hamas yang semula menampilkan muka kesal nya seketika sumringah mendengar perkataan kakak perempuannya, "Tumben lu pinter kak, mari kita palak bapak dengan bang pino."
Zeline yang memang sudah kesal makin kesal saat hamas bilang jika dirinya tumben pinter "Gua emang pinter, lu nya aja yang gak pernah merhatiin gua."
"Males gua merhatiin lu kak, BANG PINO BAGI DUIT DONG!!" Teriak hamas dengan lantang.
Vino yang baru turun pun terkejut karna teriakan adiknya itu "Berisik bego, masih pagi dah teriak-teriak aja." Dengan nada yang sangat kesal.
Dengan gatau dirinya dan tidak meminta maaf karna sudah teriak pagi-pagi, hamas dengan santainya meminta duit tambahan pada abangnya itu.
"Bagi duit bang."
"Sapa lu minta duit ke gua?" Tanya Vino dengan nada yang masih kesal.
"Anjir punya kakak sama abang pelitnya kan maen, adek lu lah." Kesal Hamas.
"Oh." Jawab Vino.
Vino yang memang menerapkan untuk hidup hemat dan sederhana di keluarganya, membuat adik-adiknya harus pintar-pintar untuk menggunakan uang dan fasilitas keluarganya dengan baik.
"Kalo mau duit tambahan berarti lu pulang sendiri." Pernyataan yang bikin hamas gak jadi minta duit tambahan ke abangnya.
Mana berani Hamas kalo abangnya udah bilang dengan nada seperti itu. Gini-gini hamas takut sama abangnya, ya gimana gak takut punya abang 1 tapi dinginnya dah sekelas sama kutub utara.g
==
Aku akan senang jika kalian mengomentari cerita ku
Terimakasih sudah membaca
Beri bintang dan komen ya(^_^♪)
==
KAMU SEDANG MEMBACA
Bengek Family
Fanfictionhanya tentang keseharian seluruh keluarga yg randomnya minta di buang ke mars