Mevy Azahra Robinsons

3 0 0
                                        

Devan yang sedang berbaring namun sebenarnya tidak benar-benar tidur.
Mendengarkan ke 4 sahabat yang terus membicarakan siswi terpintar di SMA GARUDA. "Gue baru tau kalo ada siswi sedingin itu, siapa tadi namanya?" Ucap Kevin yang ikut penasaran.
"Mevy" Jawab Bara singkat, membuat ke tiga temannya menatap ke arahnya heran.

"Tau dari mana lo Bar?" Tanya Gilang antusias.
"Iya, kok lo tau Bar? Jangan-jangan lo deket sama tu cewe" Sahut Kevin yang masih terheran heran.

"Gue rasa satu sekolah tau tentang gadis itu, bahkan murid luar sekolah kita" Jawab Bara, membuat teman-temannya menganga kagum, karna semua orang juga tau jika Bara adalah es berjalan setelah Devan.

"Wahhh... Keren, lo ngomong beberapa kalimat bro" Ucap Rava kagum mendengar sahabat nya itu bisa bicara dengan kalimat yang cukup banyak dari biasanya.

"Keajaiban Tuhan" Sahut Gilang tertawa.
"Tapi kaya nya gue tertarik sama temen nya Mevy deh" Ucap Kevin, membuat Bara menatap Kevin tajam.

"Maksut lo siapa?!" Tanya Bara sedikit sensi.
"Eh lo kenapa Bar? Kok gitu" Sahut Gilang bingung.

"Siapa namanya gue lupa, Di-di siapa ya oh Dista" Jawab Kevin. "Oke" Ucap Bara seadanya.

Devan yang mulai ikut penasaran dengan gadis itu pun langsung memperbaiki posisinya menjadi duduk, "Mevy siapa namanya?" Tanya Devan dingin.
"Mevy Azahra Robinsons" Jawab Bara, membuat ketiga teman nya semakin bingung, tidak mengerti kenapa bara bisa tau beberapa hal tentang gadis pintar yang mereka bahas.

"Mereka berdua kenapa si?" Tanya Gilang polos.
"Tau deh, cuma orang-orang kaya mereka berdua doang yang faham" Jawab Kevin asal.

Devan beranjak dari duduk nya berjalan keluar markas, "Eh Van, mau kenama lo? " Tanya Rava, namun devan mengabaikannya dan terus berjalan keluar. Gilang tertawa geli melihat Rava tidak di respon sama sekali oleh sahabat mereka plus ketua Garuda itu.

"Punya temen gitu amat si" Gerutu Rava kesal, "sabar ye" Ucap kevin sabil tertawa puas.

                              💜💜💜

Mevy dan dua sahabatnya menyusuri koridor, berjalan ke arah gerbang. Gadis itu begitu dingin, bahkan ia hanya terdiam saat Emma dan Dista terus membicarakan anggota geng Garuda yang cukup famous, dan Mevy tidak perduli seberapa famous mereka, seganteng apa pun mereka, di mata nya mereka tetap tidak berpengaruh untuk nya.

Tanpa sadar mereka bertiga sudah berada di depan gerbang sekolah, Emma sudah di jemput oleh supir kepercayaan ayah nya. "Gue udah jemput guys, mau bareng? " Tawar Emma ke Mevy dan Dista.

Mevy hanya menggeleng seadanya, "Enggak deh, kyak nya bentar lagi juga di jemput kok ma" Jawab Dista. Tak lama Dista juga di jemput, "nah itu, udah dateng" Seru Dista, membuat Emma tersenyum "oh iya" Ucap Emma.

"Beneran gk mau bareng kita ni mey?" Tanya Dista menatap mevy yang terlihat datar seperti biasa. "Enggak deh, kalian duluan aja" Jawab mevy memastikan jika ia juga akan segera di jemput.

"Lo yakin? " Tanya Emma.
"iya" Jawab mevy tersenyum tipis untuk meyakinkan kedua sahabatnya.
"Yaudah kita duluan ya mey" Ucap Emma, "Hm" Jawab mevy seadanya. Meraka berdua pun masuk ke dalam mobil, dan pergi meninggalkan lingkungan sekolah.

Tak selang lama suara deru motor terdengar jelas, dan pasti adalah Liam. Mevy  dengan wajah datarnya menatap laki-laki yang tersenyum diatas motor didepan nya itu.
"Ayok naik!" ucap liam pada adik tersayang nya itu, tanpa menjawab mevy langsung naik diatas motor.
"Lama banget si lo bang, besok gue bawa mobil sendiri aja ya" ucap mevy dengan kesal.
"Belum boleh mey" jawab liam dan langsung melajukan motor nya.

Diatas motor mevy ngedumel sendiri sedangkan Liam terkekeh pelan mendengarkan keluh kesah sangat adik.

                               💜💜💜

Sesampainya dirumah mevy langsung masuk kedalam kamarnya tak lupa menguncinya agar liam tidak bisa mengganggu nya.

Ia merebahkan tubuhnya diatas kasur, sambil menatap Langit-langit kamar. Berfikir kenapa ia selalu  tidak diizinkan  untuk menggunakan kendaraan sendiri, padahal andai saja orang tua dan kakaknya tau dia masuk dalam sebuah geng disaat ia dibandung dulu sebelum akhirnya ia harus menjadi gadis baik, pendiam, dan seolah-olah hanya fokus pada sekolahnya saja.

Tok Tok Tok...

Terdengar ketukan pintu yang membuat lamunannya buyar, "iya?" sahut mevy yang kemudian beranjak dan membuka pintu kamarnya.

"Ayok keluar dek, gue pengen makan" ucap laki-laki yang berdiri didepan pintu kamar. Mevy memutar bola matanya malas, "kan ada bibi si bang, ngapa ngga minta buatin bibi aja?" tanya mevy.

"Gue ngajak lo makan diluar, bukan nyuruh biatin gue makan" jelas Liam
"Buruan ganti!" suruh nya.

"Hmm" jawab mevy kemudian menutup pintu kamarnya dan bersiap.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Te amoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang