sedikit kebebasan

3 2 0
                                    

"Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi! Ini sangat memamuluka" bentak kepala sekolah

Para guru memilih untuk diam, membuat keadaan kantor guru sangat sunyi.

Saat ini para guru melakukan rapat mendadak mengenai masalah tadi, semua guru duduk dengan diam sambil mendengar omelan kepala sekolah, yang merasa kesal melihat apa yang terjadi

"Apa yang kalian didik untuk mereka! Liat apa yang mereka lakukan!"

Pria berusia dua puluh lima tahun itu menghela nafas berat

"Mereka tidak salah, jangan salahkan mereka karena melakukan hal ini. Bukankah setiap murid diberi hak untuk mengeluarkan pendapat, tapi apa yang terjadi semua guru bahkan bapak bertindak seolah tidak mendengar semua keluhan mereka. Kalian terus bertindak seolah-olah setiap pagi kalimat mereka 'pak ini berlebihan' 'bu bisa gak kami menyerah' 'kami tidak bisa bermain lagi, kami ingin peraturan ini dihilangkan' kalian selalu bertindak seolah kalimat itu tidak ada artinya

Bukankah setiap hari kamis pagi sekolah ini mempunyai metode curhat di pagi hari, tapi cara itu hanya sebuah metode yang tidak pernah kita gunakan dengan baik-"

"Sudah hentikan" bisik guru wanita disebelahnya

Pria bernama radit itu hanya melirik sebentar dan melanjutkan ucapannya

"saya berkata seperti ini bukan berarti saya tidak mengabaikan semua keluhan mereka. Saya juga sama sepeti kalian, tapi sekarang saya sadar yang saya lakukan itu salah, dan saya rasa dengan melakukan hal ini adalah benar"

"ketika anak-anak lain merasa senang diawal bulan karena mendapat uang bulanan dari orang tua mereka, tapi anak-anak disini mereka malah merasa pusing belajar dan memikirkan apa yang akan keluar soal ulangan nanti, dan diakhir bulan khwatiran anak-anak pada umumnya adalah uang mereka menipis, tapi anak disini malah khawatir tentang peringkat berapa yang akan mereka dapat, mereka hanya memiliki waktu sedikit disetiap bulannya dan waktu itu mereka habiskan untuk belajar. Bukankah ini berlebihan!" jelasnya

Radit melirik kakinya yang bergetar. Sebenarnya ia benar-benar sangat gugup karena ia tidak pernah mengeluarkan pendapatnya saat rapat dan ternyata mengeluarkan pendapat didepan umum itu sangat sulit

kepala sekolah dan para guru terdiam, memahami apa yang diucapakan rekannya.

Mereka juga merasa bersalah. Seharusnya mereka menerima keluhan para murid, dan mencoba mendiskusikan untuk mencari jalan keluar, sehingga tidak terjadi hal seperti ini

Kepala sekolah berdehem malu karena telah marah-marah "karena kamu yang sangat aktif dirapat ini, ada baiknya kamu yang mencari pelaku itu, dan jika kamu tidak menemukannya dalam satu hari, gaji kamu akan dipotong" ucap kepala sekolah

"Hah?"

"Bukankah tadi kamu sangat bersemangat, saya rasa kamu bisa melakukan ini juga dengan penuh semangat"

Para guru hanya terkekeh pelan melihat wajah panik radit. Mereka tau bukanlah hal mudah menemukan pelaku itu dan yang terpenting sangat sulit menemukan pelaku itu dalam satu hari

"Baiklah"jawabnya pelan

"Bagaimana jika kita sedikit mengundurkan jadwal ulangan. Tidak mungkin kita menghapus peraturan itu, jadi hanya itu satu-satunya cara mengubah menjadi dua bulan sekali ulangan mungkin" saran wanita bernama dinda itu

Sekolah ini memang memiliki peraturan yang bisa terbilang aneh. Mereka mempunyai peraturan ulangan disetiap sebulan sekali, dan ulangan ini berbeda dengan ulangan harian, hasil ulangan ini akan ditempel dimading sekolah dan nilainya juga sebagai penentu peringkat para murid, karena hal inilah banyak murid belajar mati-matian untuk mendapat niali tinggi agar nama mereka berada diperingkat atas

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

school liesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang