Hollow : Hal Indah Butuh Waktu Untuk Datang

817 192 192
                                    

Hanya helaan napas yang berat dan panjang memenuhi ruangan temaram yang hanya diterangi setitik cahaya lampu diatas nakas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya helaan napas yang berat dan panjang memenuhi ruangan temaram yang hanya diterangi setitik cahaya lampu diatas nakas. Seongwu gelisah sejak tadi, perasaannya campur aduk sementara pikirannya melanglang buana.

Ia melirik Guanlin yang sudah tertidur pulas di sampingnya. Memang akhir-akhir ini, anak semata wayangnya itu selalu meminta untuk tidur di kamarnya. Dan Seongwu cukup banyak bersyukur karena itu. Dengan Guanlin yang berada di dekapannya, beban di hatinya jadi terasa lebih ringan walaupun ia masih saja kesulitan untuk menutup mata.

"Nyam.. Nyam.."

Papa muda itu tersenyum kecil acap kali mendengar Guanlin mengigau. Tangannya terulur mengusap kepala Guanlin dengan lembut dan hati-hatiㅡtidak mau membuat anaknya terbangun.

"Apa jadinya Papa kalau gak ada kamu.."

Sepertiga malam telah Seongwu lewati hanya dengan memperhatikan Guanlin terlelap, dan entah kenapa dirinya jadi mendadak emosional.

They have been through so much together.

Seongwu tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya jika dulu dia tidak mendapatkan hak asuh Guanlin. Hanya dengan membayangkannya saja membuat Seongwu menahan napas gemetar.

Rasanya seperti masih mimpi.

Padahal dulu Seongwu pernah berpikir kalau dia adalah orang paling beruntung di dunia.

Dari semenjak Seongwu bertemu dengan Yifanㅡsosok ideal yang memiliki segala yang Seongwu inginkan dari pasangan hidupnya. Sesosok pria yang bisa membantunya untuk mewujudkan pernikahan impian dan bersama-sama membangun keluarga yang bahagia.

Benar, bahagia. They used to be so happy.

Bahkan puluhan kali lipat lebih bahagia ketika Guanlin hadir diantara mereka.

Lalu semuanya sedikit berubah setelah Guanlin menginjak usia dua tahun. Bermula dari ibu mertuanyaㅡMama Lai yang selalu mempertanyakan pertumbuhan Guanlin yang menurutnya cukup tertinggal ketimbang anak kerabat keluarga Lai lain yang seusianya.

Tidak ada yang salah dari kemampuan motorik Guanlin, anak itu bahkan sudah gemar berlari kesana kemari sejak usia dini. Sayangnya, Guanlin kecil cukup kesulitan untuk berkomunikasi. Selain kata panggilan dan hal lainnya yang anak itu senangi, bicaranya masih tidak jelas hingga terkadang kesulitan untuk mengungkapkan apa yang anak itu butuhkan.

Dan sejak saat itu, Mama Lai mulai mendesak Seongwu untuk memeriksakan perkembangan Guanlin dengan rutin. Mertuanya bahkan tak segan mendatangkan beberapa ahli terapi untuk membantu.

Yang terbaik demi Guanlin, begitu yang selalu Mama Lai ucapkan. Kala itu Seongwu hanya menurut saja dan berpikir kalau ibu mertuanya itu lebih tahu apa yang harus dilakukan.

Tapi bahkan setelah perkembangan Guanlin berangsur normal, Mama Lai tidak berhenti sampai disitu. Guanlin kecil masih harus bertemu dengan terapi wicara nya sekali dalam seminggu. Ditambah lagi, Mama Lai juga mempekerjakan beberapa tutor untuk membantu Guanlin dalam pembelajaran yang menurut Seongwu masih terlalu dini untuk anak seusianya pelajari.

5 Reasons Why | OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang