1. Teman Pertama

2.6K 467 127
                                    

Guanlin tengah memakan paha ayamnya dengan diam, dia tidak berniat mendengarkan obrolan orang dewasa yang memang tak ia mengerti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guanlin tengah memakan paha ayamnya dengan diam, dia tidak berniat mendengarkan obrolan orang dewasa yang memang tak ia mengerti. Namun yang membuatnya tidak nyaman adalah pria dihadapannya yang tak henti tersenyum lebar padanya. Bukankah orang itu aneh?

"Papa, Guan kenyang." Guanlin menaruh tulang ayamnya di piring.

Seongwu tersenyum, membantu Guanlin meminum air putihnya. "Cuci tanganmu dulu disana, oke?"

Guanlin mengangguk patuh. "Uh-hm."

Kemudian dengan dibantu Seongwu, Guanlin turun dari kursi. Berjalan menuju wastafel namun terdiam lagi saat menyadari tidak ada balok tangga yang biasanya membantunya naik-seperti dirumah lama mereka.

Saat Guanlin berbalik hendak memanggil sang Papa, dia menyadari bahwa Daniel masih saja menatapnya, duh kan Guanlin salah tingkah kalau diliatin terus.

"Papa?"

"Kenapa Sayang?"

Guan tidak menjawab, jarinya menunjuk wastafel yang tingginya melewati kepalanya. "Oh! Papa lupa belum memasang tangga untukmu."

Seongwu hendak bangkit sebelum Daniel menghentikannya.

"Ah, biar kubantu." Tanpa menunggu jawaban, Daniel bangkit dari kursinya. Menggendong Guanlin dengan satu tangan dan membawanya ke wastafel. "There." Katanya sambil menyalakan kran air.

Guanlin masih belum berkata apa-apa, dia segera membasahi kedua tangannya, dan Daniel ikut membantunya dengan mendekatkan sabun cair agar Guanlin dapat dengan mudah meraihnya.

Dibelakang mereka, Seongwu tersenyum dari meja makan. Sedangkan Jaehwan, meliriknya saja tidak, dia masih sibuk makan dengan lahap. Belum makan soalnya dari siang.
  
    

.

 

Setelah acara makan malam selesai. Seongwu langsung membereskan meja makan dan kini tengah mencuci piring. Jaehwan dan Daniel sudah pindah dan mengobrol di ruang tengah ditemani teh hijau lagi dan biskuit coklat yang sebenarnya Seongwu bawa dari China untuk cemilan Guanlin di pesawat, juga beberapa potong cheesecake yang tadi Daniel bawa. Guanlin sudah kembali ke kamarnya, mungkin sedang bermain dengan ipadnya, atau bisa jadi sedang menghubungi Daddy-nya,

"Papaaa?"

Atau mungkin tidak.

Seongwu berbalik ketika Guanlin berlari menghampirinya di dapur.

"Peter dimana Pa?"

Seongwu segera mencuci tangannya, sepertinya acara cuci piringnya harus dilanjut nanti. "Peter?"

Guanlin mengangguk mantap, bocah itu menatap sang Papa dengan mata bulatnya.

"Peter dan mainanmu yang lain masih di dalam box, Sayang. Kita bongkar besok pagi, oke?" Jawab Seongwu kemudian menunjuk tumpukan box di sudut ruang tengah, box-box yang dia kirim duluan dari China semenjak minggu lalu, yang memang rencananya akan dia rapikan besok.

5 Reasons Why | OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang