01. ketemu jodoh

147 32 213
                                    



Hai👋kamu, kamu dan kamu.

Selamat datang di cerita ALFAIRA
Semoga syukaaa🤗


"KA ANDIIIIIIIN." Suara cempreng nan nyaring itu menusuk gendang telinga siapapun yang mendengarnya.

Dengan kaki yang di hentak-hentakkan, gadis cantik yang masih menggunakan piyama tidur berwarna pink dengan motif helo kitty
juga bandana pita berwarna senada itu bergerak mendekati kakaknya yang tengah duduk di ruang tamu. Bibirnya mendumel kesal.

"Ka Andin, kenapa Aira gak di bangunin sih? Hari ini Aira mau jalan-jalan sama temen." Gadis bernama Aira itu berdiri di samping sofa, menatap nyalang pada sang kakak dengan bibir yang di kerucutkan.

Seolah tidak perduli, Andin hanya diam menatap pada layar televisi seraya menikmati snack sebagai pelengkap.

Aira mendengkus, tubuhnya di rebahakan untuk duduk di samping kakanya. "Ka Andin nyebelin banget sih, udah Aira gak di bangunin, sekarang gak di perduliin juga. Sakiit sekali rasanya hati ini." Gadis itu memukul dadanya pelan dengan ekspresi sedih yang di buat-buat.

Andin menggeleng-gelengkan kepalanya, dia menatap sang adik sekilas. "Siapa suruh habis sholat subuh kamu tidur lagi! Sekarang kamu telat kok malah kakak yang di salahin?"

Aira bersedekap dada, kepalanya memutar cepat menghadap depan."Ya tapikan Ka Andin bisa bangunin Aira."

Andin membalikkan tubuhnya menghadap Aira, menghela nafas pelan, tangannya bergerak mengusap lembut kepala sang adik yang terlihat tengah kesal. "Almarhumah mama pernah bilang, tidur di pagi hari itu merupakan suatu kebodohan. Karna, itu perbuatan yang dapat menghambat datangnya rizki, padahal setelah subuh itu adalah waktu terbaik untuk meraih banyak kebaikan! Itu sebebnya Kakak sering minta kamu untuk jangan tidur lagi setelah sholat subuh," ucap Andin lembut berusaha memberi arahan pada Aira.

Seketika Aira terdiam, jika membahas tentang Almarhumah mama selalu membuat Aira sedih. Mengingat bagaimana perjuangan mamanya untuk membesarkan dia dan kakaknya seorang diri. Ayahnya meninggal karna kecelakaan, tepat di hari dia dilahirkan. Aira tidak pernah bertemu dengan sang ayah secara nyata, tapi kasih sayang dan perjuangan mama untuknya membuat Aira masih merasa beruntung.

Sepeninggalan sang ayah. Mamanya membangun butik pakaian yang kemudian di kelola bersama Andin, hingga akhirnya butik itu terus maju dan berkembang. Tapi takdir selalu punya cara sendiri, mamanya meninggal 3 tahun lalu karna gagal ginjal kronis yang di derita. Kini, hanya sang kakak lah yang terus berjuang mengelola butik untuk memenuhi seluruh kebutuhannya.

Aira mengangguk lemah, kemudian maniknya kembali menatap Andin. "Iya Ka, maafin Aira ya. Pokoknya mulai hari ini, Aira gak akan tidur lagi setelah sholat subuh."

Andin menggangguk dengan senyum yang di rekahkan. Kemudian membenarkan posisi duduknya untuk kembali dapat menikmati acara televisi.

Aira meraih handpone yang tadi dia masukkan ke kantong celana. Matanya seketika terbuka lebar ketika melihat 110 panggilan tak terjawab dari sahabat-sahabatnya. Ada 40 panggilan dari Vania, 50 dari Ririn, dan 20 dari Alena. Apa-apaan ini?

Aira memerosotkan tubuhnya, padahal hari ini rencananya dia akan mendapat traktiran dari Alena. Pupus sudah semuanya, padahal Aira sudah membayang-bayanginya dari semalaman.

Gadis itu kembali menatap Andin. Tidak seperti tadi, kini wajah sang kakak terlihat cemas dengan handpone yang terus di pandangi. "Ada apa kak?" tanya Aira heran.

"Ini loh Ra, kemarin sore Alma bilang ke kakak kalau kepalanya itu sakit. Kakak mau tau kondisi dia sekarang gimana, tapi handpone nya malah gak aktif dari tadi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALFAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang