E-yo~
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
Naruto menyadari sepenuhnya bahwa dirinya telah mati dalam sebuah kecelakaan mobil. Rasa sakit di setiap syraf, bayangan genangan darahnya sendiri di aspal yang tidak rata. Suara bising dari kelakson mobil, sirine polisi dan ambulance, bahkan kilasan tatapan ngeri dan prihatin dari orang-orang sekitar. Dia mengingatnya.
Saat di akhir hidupnya tak ada dendam ataupun penyesalan dihatinya. Bahkan tak ada kemarahan untuk orang yang telah menabraknya.
Dia hanya berfikir mungkin ini sudah menjadi takdirnya.
Kalaupun diharuskan menjawab mungkin hanya satu penyesalannya. Dia alpha yang masih perjaka.
Tumbuh sebagai anak yatim piatu sejak lahir, hanya dengan seorang kakek tua yang membesarkannya dan sudah meninggal bertahun-tahun lalu. Tak ada orang spesial di hidupnya, tak akan ada orang yang menunggunya untuk pulang ke rumah.
Ah, kalau di ingat-ingat dia masih punya teman berandalannya. Tapi sekalipun dia mati mereka masih bisa hidup dengan nyaman karena memiliki keluarga mereka sendiri.
Tidak akan ada yang benar-benar menangis untuknya.
Naruto menatap langit malam dengan pandangan yang kian memudar.
Dia belum membayar uang sewa apartemen yang sudah menunggak selama dua bulan, dan belum sempat mengucapkan selamat tinggal pada paman Teuchi dan Ayame. Di akhir pekan akan banyak ramen yang perlu di antar, setelah dia mati siapa yang akan mengantarnya?
Dan mungkin ada satu orang yang akan menertawakan kematiannya.
Rivalnya yang paling menyebalkan.
Naruto berfikir mungkin rivalnya lah yang akan paling dia rindukan di akhirat.
Sebelum menutup mata dan meninggalkan dunia untuk selamanya, Naruto berdoa dalam hatinya. 'Setidaknya aku ingin masuk surga dan bertemu bidadari cantik.'
Dan setelah menutup mata, yang dirasakan Naruto adalah sebuah kenyamanan yang tidak terduga. Rasanya seperti tidur diatas awan, lebut dan hangat. Dia tertidur sangat lelap untuk waktu yang terasa sangat lama.
Sampai dia membuka matanya kembali yang pertama dilihat olehnya adalah langit-langit putih, dia berfikir bahwa dia sudah benar-benar di surga.
Hingga bau cairan disinfektan menusuk inda penciumannya. Dia mengamati sekelilingnya, prabotan disini sama seperti prabotan yang ada didunianya. Ada sebuah monitor, infus dan masker oksigen yang terhubung di tubuhnya.
Naruto mengerutkan keningnya, apakah saat di surga dia masih perlu perawatan medis?
Tapi ada sebuah gambaran acak yang saling tumpang tindih berkeliaran di kepalanya, menimbulkan rasa pening.
Naruto merasa tergorokannya kering, dia sangat haus. Menengok ke samping ranjang ada sebuah gelas berisi air, dia ingin mendudukan dirinya dan mencapai gelas tersebut. Tapi bahkan untuk menggerakan jarinya saja dia merasa kesulitan, tubuhnya lemas dan kaku seakan sudah lama tidak digerakan. Dia ingin bersuara dan meminta tolong pada seseorang tapi yang keluaran hanya rintihan yang serak dan menyedihkan.
Akhirnya dia hanya bisa menyerah, berbaring diranjang dan menatap kearah jendela yang terbuka. Ada langit biru yang cerah diluar, tapi Naruto hanya merasa kebingungan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ditandai Oleh Rival
FanficNaruto alpha perjaka yang mengalami kecelakaan dan mati muda. Tapi anehnya dia terbangun kembali ditubuh seorang omega. Walaupun hidup kembali menjadi omega Naruto yakin bahwa hati dan jiwanya tetaplah seorang alpha. Dia tidak akan pernah menyerahk...