Disya

63 11 1
                                    

Pagi yang cerah ditambah dengan mentari yang silau menusuk gorden kamar wanita berdarah ibu kota Inggris,London. Kicauan burung gereja sangat nyaring hingga membangunkan sang pemilik kamar bernuasa coklat susu.

"Eughhhhhhh" erang wanita di balik gulungan bad cover putih bak gumpalan awan. "Eumm udah jam berapa ini Lala lo asik aja tidur dari tadi" sambung wanita yang langsung terbangun dari tidurnya lalu melihat arloji putih yang melingkar di pergelangan tangan nya.
"Mati. Telat gue" keluhnya saat mendapati angka 06.17 pada arlojinya. Ia pun langsung beranjak menuju kamar mandi dengan terburu buru. Tidak sampai 10 menit ia sudah keluar dari kamar mandi itu. "Bodo amat gua kaga sempet skincarean dah" cetus nya yang sedang berdiri dihadapan cermin dan menguncir satu surai cokelat pekatnya.

"Neng Disya sarapan dulu neng" ucap wanita paruh baya yang ada di belakang Disya. "Untuk bibi aja ya bi,Lala udah telat nih" tolak Disya yang langsung pergi ke depan rumahnya untuk menghampiri lelaki paruh baya yang menjadi supir nya "mang Darno ayo mang Lala udah kesiangan nih" ucap Disya dan langsung memasuki mobil putihnya. "Siap neng" balas pak Darno dan langsung menyusul Disya kedalam mobilnya.

Ladisya Ryder R gadis berdarah London ini memiliki paras yang mendekati kata sempurna. Pasalnya surai cokelat pekat serta kulitnya yang putih bersih bagaikan susu. Ditambah dengan netra bahari yang sangat indah membuat siapa pun ingin ditatap dengan nya. Tak sedikit orang yang menyukai nya namun ntah kenapa gadis ini hanya bisa menyukai lelaki yang sudah sejak lama ia kenal. Walau lelaki yang ia sukai tak kunjung membalas perasaannya itu.

"Sorry guys gue telat hehe" ucap Disya pada tiga gadis sebaya dihadapanya itu. "Tumben lu telat?" Tanya Velta gadis yang sangat dekat dengan Disya. "Tau ya,biasanya jam enam lu udah stand by" sambung Zica yang tengah asik mengunyah permen karet dimulutnya. "Semalem gue mimpiin Liam,jadi gue tidur nyenyak banget ampe lupa bangun" jawab Disya pada ketiga sahabatnya itu. "Dih najis" cibir Lena dengan mulut yang sengaja ia miringkan tanda mengejek. "Iri? Bilang babu" jawab Disya santai.

"Sore nongki lah" ajak Lena pada ketiga sahabatnya.
"Kemansss?" Tanya Disya tanpa melirik lawan bicaranya itu.
"Taman safari?" Balas Velta sembari memamparkan sederetan gigi putih nan rapih itu.
"Ngapain ke Safari? Liat monyet? Bosen gua" balas Disya dengan muka yang sangat menyebalkan,tak sedikit yang melihat ekspresi wajah Disya saat ini punya keinginan untuk menampar wajah menyebalkan itu. "Emang lu sering liat monyet dimana dis?" Tanya Zica dengan wajah penasaran khasnya. "Nih depan gue monyet semua tiga ekor" cetus Disya sambil menunjuk ketiga gadis yang mungkin sudah memerah. "Sialan" umpat mereka bertiga.

Avelta Kim gadis berdarah Peninsula ini kerap memikat perhatian banyak orang. Pasalnya ia mempunyai fisik yang tidak kalah sempurna dengan Disya bahkan tak sedikit orang menyebut mereka berdua dengan julukan "si kembar" surai madunya yang agak ikal dan sangat serasi dengan kulit nya yang bening dan mulus ditambah dengan netra cokelat terang yang sangat indah namun sayang nya manik itu selalu berputar ketika sedang berjalan atau sedang bersama banyak orang, ya benar Velta sangat julid bahkan melebihi julid nya Disya.

"Jadi nya mau main kemana?" Tanya Lena dengan sedikit penegasan. "Yaudah safari aja, setuju ga?" sahut Disya dan diberikan anggukan oleh teman nya.

Alena Xibora gadis berdarah Kalimantan ini adalah gadis yang tak kalah cantik dari Disya dan Velta. Surai hitam pekatnya yang panjang dan lurus serta netra hitam pekatnya yang tajam membuat siapapun yang ditatapnya tidak bisa bertahan lama,pasalnya manik pekatnya sangat tajam dan dalam jika menatap seseorang dan hal itu membuat orang orang bergidik ngeri jika ditatap dengannya. Hanya saja Lena tidak seputih Disya dan Velta, ia mempunyai kulit yang sangat exotic sehingga terkesan sexy.

"Kapan?besok atau hari minggu?" Tanya Zica pada ketiga sahabatnya itu "minggu kelamaan dodol, besok aja" jawab Velta sambil memutarkan bola matanya malas. "Iya bener tuh besok aja,kalau minggu kelamaan dan pasti rame" sambung Disya.

Zica Anastasia gadis berdarah Sumatra ini memang tidak secantik ketiga sahabatnya. Namun ia memiliki perangai yang sangat manis dibanding ketiga sahabatnya itu. Surai hitamnya yang bergelombang membuat wajah tirusnya lebih bervolume ditambah dengan netra cokelat pekatnya membuat siapa pun yang ditatap akan menundukkan pandangan. Ia termasuk gadis yang sangat riang dan lemot dibanding ketiga teman nya. Tak heran jika ketiga teman nya sering dibuat emosi olehnya.

"Eh hari ini guru guru pada rapat" teriak salah satu anak di dalam kelas XII Biologi itu "tau gitu gua gausah sekolah,mending gua lanjutin mimpi gua sama Liam" sahut Disya kesal. "Lu ga bosen apa Liam terus? Lu kaga capek?" Tanya Lena pada Disya yang tengah memainkan benda pipih ditangannya. "Ga capek dan ga akan pernah capek gue untuk dapetin Liam" jawab Disya yang kemudian berdiri dari kursi yang ia duduki. "Mau kemana lo?" Tanya Velta pada Disya yang sudah ber aba aba ingin pergi keluar kelas meninggalkan ketiga rekannya itu. "Godain Liam lah" jawab nya santai lalu pergi meninggalkan kelasnya. "Dasar bocah gatau malu,puluhan laki suka ama dia,dia tetep mau nya sama si Dean doang. Heran gue" cetus Lena yang tengah menyaksikan kepergian Gadis bersurai cokelat pekat.

XII Kimia kelas itu lah yang Disya tuju. Semua manik tertuju padanya namun sudah tak dihiraukan lagi oleh gadis nekat ini. "Hai Liam" ucap Disya tak tahu malu saat memasuki kelas itu. "Ck ngapain sih lo kesini?" Decak seorang wanita yang memang tidak menyukai Disya. "Apansi lo! Orang gue nyapa Liam bukan nyapa lo!" Balas Disya dengan wajah dinginnya. "Dasar gatel" ledek Rissa yang sudah memasang wajah tak senang akan kehadiran Disya. "Pansi lo jablay" balas Disya dengan mengacungkan jari tengah nya. "Sialan!" Umpat Rissa.

Yerissa Thania adalah gadis yang sangat tidak menyukai Disya. Mereka berdua sama sama memperebutkan satu lelaki. Namun Disya tak pernah menghiraukan wanita itu. Karna ia menganggap bahwa Rissa bukanlah saingan bagi nya.

"Bisa ga gausah nyari masalah disini!" ucap Dean dengan dingin nya. "Ko Liam belain dia sih? Kan Lala cuma mau ketemu Liam doang" ucapnya pada lelaki dingin itu. "Mending lo balik ke kelas" titah Dean pada gadis yang sedari tadi mengharapkan perhatiannya. "Dih Liam ngusir?" Tanyanya tidak terima di usir begitu saja. "Ya" jawabnya dingin. "Anterin" pinta Disya tak tahu diri sudah di usir bukanya langsung pergi malah meminta antar. Benar benar tak tahu malu. "Balik sendiri!" Titah Dean lebih dingin. "Ya deh" ucapnya mengikuti perintah lelaki dingin itu.

Deandra William Regalih pria berdarah Minang yang berhasil memikat hati seorang gadis cantik idaman para lelaki. Kulitnya yang putih bersih,alis tebal yang berkesan tegas ditambah dengan netra hitam pekatnya yang bisa membuat orang pingsan jika ditatap olehnya. Namun sayang nya lelaki ini sangat dingin pada semua orang terkecuali keluarga dan kerabat dekatnya. Sangat disayangkan bukan? Padahal Disya sudah menyukainya sejak menduduki bangku sekolah dasar.

"Sialan bet Liam gua di usir" dumelnya kesal sambil mencibikan bibir merah alaminya itu. "Mampus.lagian nekat bet lu jadi orang" ledek Lena yang senang melihat temannya seperti itu. "Diem lu na!" Titahnya kesal. "Hahaha" tawaan ketiga sahabatnya itu.

"Kira kira rapat nya ampe kapan si? Kalo ampe pulang mending gua cabut sekarang aja" cetus Velta yang sudah merasa bosan. "Yaudah cabut aja yu kita ngemall" ajak Lena pada ketiga temannya itu "gas lah" sahut Zica. "Lu ikut ga dis?" Tanya Zica pada Disya yang masih terlihat kesal. "Ikut lah gua di sini lama lama juga gondok" balas nya kemudian mereka berempat pun pergi meninggalkan sekolahnya.

Pondok Indah Mall itulah tempat yang mereka tuju.
"Ngapain kesini?" Tanya Zica dengan muka watadosnya. "Ngelonte jik ngelonte" balas Disya sebal dengan kebodohan yang dimiliki sahabatnya yang satu ini. "Anjir yang bener" tanya nya dengan wajah yang panik. "Aduh anak tolol" Cetus Velta yang ikutan sebal. "Ya jalan jalan lah dodol shoping ke apa ke gitu" Ucap Lena kemudian menoyor kepala gadis Sumatra itu. "Oh" balasnya singkat yang membuat teman teman nya makin kesal. "Anak setan,ayo tinggalin" ucap Velta kemudian menarik dua tangan sahabat nya kecuali Zica dan pergi meninggalkan Zica sendirian. Zica yang menyadari pun langsung lari mengikuti ketiga sahabatnya itu. Bodoh sekali kenapa Zica ngestuck dulu.

Tbc!

LadisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang