Mystery of The Cute Girl

Mystery of Cute Girl

Menjadi yang berbeda dari kebanyakan manusia di sekitarnya, membuat Antares cenderung menjadi pusat perhatian dan segala permasalahan yang berada di sekitarnya. Padahal, dia juga seorang homo Sapiens, sama seperti mereka, hanya saja Tuhan sedikit memberikan bonus atau mungkin sebuah ujian yang disebut "kekuatan".
Dia kuat berlari hingga puluhan meter hanya dalam waktu singkat, mengangkat beban yang tidak sanggup diangkat atlet angkat beban, sampai sanggup untuk melihat apa saja yang biasanya tidak bisa terlihat oleh manusia biasa.

Ares, begitulah dia dipanggil, sebuah panggilan yang membuatnya terdengar seperti seorang pria haus darah dan perperangan di sebuah mitologi Yunani. Padahal,  Antares hanya seorang pemuda pecinta damai yang hobi memeluk guling daripada mengangkat batang pohon yang akarnya masih tertanam. Namun, orang-orang di lingkungannya sudah cenderung memandang Antares sebagai sosok yang harus dijauhkan atau dimanfaatkan kemampuannya. Seperti saat ini, ketika dia harus terlibat dalam sebuah kekonyolan yang dibuat warga setempat, meski sebenarnya dia tidak mau tau apapun yang dilakukan mereka.

"Eh! Itu si Ares lewat, coba panggil dia ke sini," tunjuk seorang bapak-bapak berperut buncit yang tidak sengaja melihat Antares berjalan di depannya sambil menepuk-nepuk pundak  pemuda yang berada di sampingnya, meski saat itu yang ditepuk masih sibuk merekam kejadian yang membuat heboh satu kampung.

"Mana? Oh, itu dia," setelah membalikkan tubuhnya dan menghadap ke arah Antares, dia memposisikan kedua telapaknya di dekat mulut dan hidungnya untuk membentuk sebuah corong.

"Oy! Orang aneh, sini lu."  Memanggil orang lain aneh, saat dia berteriak sekeras itu, membuatnya mendapatkan tatapan aneh dari beberapa orang yang berada di sana. Mengetahui kalau dirinya menjadi pusat perhatian, pemuda jangkung itu hanya bisa menunduk malu sambil mengacak-ngacak rambutnya dan perlahan berjalan menuju Antares yang terlihat kebingungan karena mendadak dipanggil seperti itu.

"Saya?" tanyanya sambil menunjuk hidungnya sendiri.

"Udah buruan sini." Si Jangkung yang terlihat tidak lebih tua dari Antares langsung menarik tas yang dia pakai dan membuatnya terpaksa mengikuti keinginan pemuda “tower” itu karena tingginya yang melebihi semua para pria yang berada di sana.

"Tuh, elu liatin. Siapa dibalik babi ngepet itu?" Sesampainya di lokasi, Antares dipaksa menebus kerumunan, supaya dia bisa melihat pemandangan yang menjadi tontonan warga saat itu.

Seekor babi hutan yang terperangkap dalam kurungan besi. Berdasarkan gumaman dari beberapa warga, sepertinya mereka menyebut hewan itu dengan sebutan babi ngepet yang hobi menggosokkan bokongnya ke tembok rumah orang kaya untuk menarik dan mencuri uang mereka.

"Mau dilihat darimana pun, itu cuma anak babi biasa, Bang,” protes Antares setelah melihat hewan tersebut, karena apa yang dia lihat tidak seperti yang diucapkan warga. Walau dia diminta untuk menggunakan kemampuan dari matanya yang bisa melihat peristiwa supranatural.

Setelah mengatakan hal itu, Antares langsung keluar dari kerumunan karena dia mendapatkan sumpah serapah dari mereka yang percaya kalau hewan itu adalah jelmaan manusia. Padahal dia tidak meminta untuk berada di sana hanya karena dia sering dikaitkan dengan peristiwa sejenis.

***

“Tolong! Siapa pun, tolong saya!” Antares tiba-tiba mendengar suara seorang perempuan yang terdengar langsung di kepalanya, meski dia tidak yakin ada yang bisa melakukan sesuatu seperti telepati. Antares langsung mencari sumber suara di sekelilingnya, meski keadaan di sekitarnya masih damai seperti biasa.

Merasa tidak menemukan seseorang atau sesosok yang membutuhkan bantuannya di tempatnya berada, Antares segera berlari menggunakan  kemampuannya yang mampu mengelilingi kota Depok ini hanya dalam waktu singkat.