II. Kang Zaky, Maafin Fael!

25 4 1
                                    

Adzan Ashar sudah berkumandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adzan Ashar sudah berkumandang. Cepat-cepatlah Zaky membangunkan Fael yang tertidur dari tadi siang. Zaky menggoyang-goyangkan tubuh Fael. Tapi, anak itu tak kunjung bangun juga. Zaky berinisiatif untuk meneriaki telinga Fael, sebelumnya Zaky berdoa terlebih dahulu. Berdoa agar, setelah ia meneriaki telinga Fael, Faelnya tidak tuli. Nanti kalau Fael tuli, tambah susah banguninnya saat anak itu tertidur.

Bismillahirrahmanirrahim, ” Zaky membaca basmalah terlebih dahulu agar perbuatannya ini diridhai oleh Allah.

“ RAFAEL!!! BANGOON!!! UDAH ASHAR!!! ” teriak Zaky. Fael terlonjak kaget, teman sekamarnya ini tidak main-main meneriakinya. Sampai pengang telinga Fael! Otaknya juga sempat nge-blank tadi karena teriakan Zaky.

Astaghfirullah, Kang! Santai, dong, banguninnya! ” protesnya.

Allahu akbar! Sadar diri, dong! Kamu kalau dibangunin pakai cara halus, tuh, enggak bisa! ” Tak mau kalah dengan Fael, Zaky juga memprotes ucapan Fael. Fael ngerucutin bibirnya kesel. Mamanya pernah bilang gitu, kalau dia memang susah dibangunin pakai cara halus. Tapi, 'ya, enggak usah teriak di samping telinga orang juga, dong!

“ Enggak usah ngambek! Cepetan ke masjid. Jangan lupa pakai sarung! Jangan pakai celana jeans gini! ” nasihat Zaky dengan nada ngegasnya. Entahlah kenapa dia tidak bisa sabar jika berhadapan dengan Fael.

“ Iya! ” ketus Fael. Dia ngambil sarungnya di lemari yang udah dirapihin sama Zaky tadi. Lho? Kok, Zaky yang ngerapihin? Iya, karena Fael enggak becus masukin bajunya ke lemari. Fael numpuk bajunya sesuka hatinya, yang terpenting muat di dalam lemarinya. Karena Zaky enggak suka sama yang namanya berantakan, akhirnya dia ngeluarin semua baju Fael dan nata ulang sekaligus melipat ulang baju Fael yang udah acakadul tak karuan lipatannya.

Fael ngambil sarungnya dan tinggal pakai seperti celana biasa. Kan, sarungnya emang celana gitu. Gimana, 'ya? Pokoknya kayak sarung bocah gitu, lha. Jadi gampang pakainya. Zaky juga sempet ngeledekin Fael gara-gara ngeliat sarung itu. Udah gedhe, kok, masih pakai sarung seperti itu.

Zaky jalan duluan saat dia tau kalau Fael udah makai sarungnya. Tidak memperdulikan teriakan Fael yang nyuruh dia nungguin. Ternyata Fael larinya cepet banget, buktinya sekarang dia udah ada di samping Zaky.

Zaky ngernyit heran. “ Pecinya mana? Kok, enggak dipakai? ” tanya Zaky. Fael nepuk dahinya. Astagfirullah! Dia lupa! Dia lupa kalau belum mengambil pecinya. Langsunglah dia lari terbirit-birit kembali ke kamarnya. Takut kalau bentar lagi iqomah, udah pujian soalnya.

Zaky cuma bisa ngehela napas sambil ngegelengin kepalanya tidak habis pikir. Kenapa dia diketemuin sama bocah ingusan yang bodoh banget kayak Fael? Astaghfirullah! Maaf, Ya Allah! Zaky tidak bermaksud untuk menyebut salah satu hambamu itu dengan sebutan yang buruk!

Zaky sampai ke masjid dengan santainya, sedangkan Fael sampai dengan napas terengah-engahnya. Lihat saja, ia langsung terkapar di teras masjid. Capek banget ternyata lari dari kamar ke masjid! Lagian, siapa juga yang menyuruhnya untuk berlari-lari? Jalan santai, 'kan, bisa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TsundereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang