PROLOG

140 22 6
                                    

Selamat pagi, siang, sore, malam, atau kapan pun kamu membaca kumpulan kata ini.

Izinkan aku untuk kembali mengisahkan jalan cerita dari lika-liku hidup setelah menanggalkan masa menengah atas.

Menceritakan tentang satu langkah menuju proses pendewasaan diri dengan overthinking yang menjadi teman setia di setiap larut malam-Nya.

Berkisah tentang asmara.
Kerikil jalinan teman.
Prospek masa depan yang komprehensif.

Bahkan, mengenai beragam gelembung-gelembung garam lainnya dalam kehidupan yang telah berjajar rapi di depan mata.

Ini aku, Choi Hyunsuk.

Binatang berpikir yang selalu berusaha menjadi individu lebih baik di masa depan.

Terlihat sederhana, bukan? Tidak juga.

Takaran konsep dan berbagai tolok ukur nama baik keluarga perlu selalu terjaga. Seperti beban tersendiri yang perlu dipikul oleh kedua pundakku.

Hanya saja, binatang berpikir ini masih tetap menjadi pengagum lengkungan manis di bibirnya tanpa satu pun alasan logis.

Masih sama seperti dahulu. Tidak ada yang berubah.

Mama Sandara, papa Seunghyun, bang Raesung, dan sosok wanita yang aku cintai.

Berbagai partikel yang telah kusebut akan selalu berada pada lingkar kehidupan warna akromatikku.

Ting..

Lamunanku dibuyarkan oleh dering ponsel di lantai balkon. Membuat mata dan tanganku bekerja seirama tanpa perlu diperintah.

Sudut bibirku terangkat ketika membaca tiga kata yang ditampilkan oleh pantulan layar persegi panjang.

Hyunsuk,
Aku rindu.

Mari aku ceritakan mengenai fase asam manis kehidupan di bangku pendidikan tinggi.

---

Haii, selamat H+1 lebaran 1442 H, yaa. Selamat H+1 hari kenaikan Isa Al-Masih juga. 🙏🙏 Maafin semua tutur kataku yaa, kalau ada yang nyinggung kalian🙂

Rencananya mau up kemarin, tapi nggak kesampaian😶😶
Btw, ada yang mau ngasih saran buat alur cerita ini? Endingnya masih ngambang, nih :(

LINDAP -- Choi Hyunsuk's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang