Gara-gara broadcast sialan itu. Aku harus dihadapkan pada 2 pilihan yang sama-sama menyenangkan sekaligus menyebalkan. Seseorang tolong bantu akuuuuu...
Namaku Gea. Menjabat sebagai murid SMA paling senior di SMA Budi Insani. Kalau kalian berpikir aku adalah tipikal kakak senior yang suka menindas kaum tak bersalah a.k.a junior. Kalian SALAH! Justru aku adalah kakak senior pengayom adik kelas. Oke, lupakan kalimat diatas.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Di sekolah ini, aku memiliki pekerjaan sampingan. Tolong jangan berpikir macam-macam dulu sebelum aku menjelaskan pekerjaan sampinganku itu apa. Jadi, pekerjaan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Membutuhkan mental berlapis baja, tembaga, belerang... oke bercanda. Pekerjaan ini kadang menimbulkan konflik sosial yang bermuara pada ruang BP.
Ratu Broadcast. Pernah dengar? Tentu tidak.
Jadi, keberadaanku disekolah ini sangat berpengaruh bagi kehidupan khalayak murid BS (Budi Insani). Dendam mereka bisa tersalurkan sedikit demi sedikit melalui jasa yang aku tawarkan. Dengan kontak BBM mencapai seribu, yang hampir seluruhnya murid BS, aku beraksi. Menebarkan gosip –yang jujur saja sangat tidak penting menurutku.
Wanna try?
***
Aku mematikan mesin mobil, menyisir pelan rambutku lalu turun dari badak besi ini. Berjalan dengan jumawa menuju kelas, seraya memilin kecil rambut sebahuku. Minggu pertama dibulan Agustus. Sekolah-sekolah di seluruh Indonesia tentu sudah mulai sibuk sekarang, termasuk BS. Aku berani bertaruh kalau hari ini akan banyak free class. Aku menghela nafas, menyesali diri karena masuk sekolah dihari sibuk seperti sekarang ini.
Aku menghempaskan bokongku ke kursi. Mulai menyisir pandangan kesekeliling. Baru ada sekitar 20 anak dikelas. Kursi disebelahku juga kosong, tumben Atara telat. Tetuaan OSIS itu bisa telat juga rupanya.
Hoaaam... masih jam 07.10. Bel masuk juga masih 20 menit lagi. Aku memutuskan untuk tidur, menenggelamkan kepalaku ke meja. Mulai menutup mata dan terle—
"Heh!!!" seseorang mendobrak mejaku. Aku mau tak mau mendongak, menatap cewek didepanku garang.
"Bisa sopan dikit nggak? Gue lagi tidur, woi! Ganggu aja sih." seruku setelah balas mendobrak meja. Ia berjingkat mundur.
"Ups, ganggu yaa." Katanya sok imut seraya menutup mulutnya. Aku berdecih. Tipe-tipe cewek nggak mau diajak susah kayak gini nih.
"Mau lo apaan?" tanyaku dengan muka datar.
"Lo Gea si Ratu BC itu kan?" tanyanya dengan nada meremehkan. Njir, baru tahu gue ada cewek kayak gini di BS. Aku mengangguk mengiyakan, masih dengan muka datar. Meskipun tau arah pembicaraan ini akan kemana. Dia kemudian mengangguk senang.
"Bagus. Gue ada tugas buat lo..."
***
Asik. Rejeki datang, hatipun senang, dompetku tebal sekarang. Aku terus mendendangkan lirik dadakan buatanku selama berjalan menuju parkiran. Tugas dari cewek singa 2 hari yang lalu sudah aku tuntaskan. Dan kini, waktunya bayaraaaaan!
Senyumku terus terkembang, tangan kananku sibuk memainkan kunci mobil. Tiba-tiba seorang cewek yang mungkin adik kelas menghampiriku. Raut wajahnya pias, katakutan. Weits, ada apaan nih? Okay sepertinya ini tidak baik.
"Kak Gea?" tanyanya padaku dengan suara bergetar. Aku memandangnya aneh. Kenapa sih?
"Iya."
"Volvo B 634 A mobil kakak bukan?" tanyanya lagi.
Aku mengangguk padanya. Cewek dihadapanku melotot menatapku. Ia bahkan kini menggigit jari telunjuknya sendiri.
"Okay, lo yang tenang dulu. In hale-Ex hale. Trus jelasin ke gue apa yang sebenarnya terjadi. Oke? Santai." Ujarku mencoba menenangkan. Ia menganggukkan kepala pelan dan dengan gugup mengikuti instruksiku.
Setelah merasa cukup tenang, ia menatapku lekat. Semacam tatapan prihatin. Aku tersenyum. "Jadi, ada apa?"
"Mobil kakak dirusak sama kak Darrel." Jawabnya cepat tapi masih bisa kutangkap dengan benar.
Mobilku dirusak? Ada yang ingin ngajak Ratu BC ribut rupanya. Rahangku mengeras, lalu kutatap cewek didepanku yang berdiri dengan gemetar. "Siapa Darrel?"
