Destiny Of Nathali || 02

926 236 36
                                    

Vote dan komen jgn lupa🤧

________

Mobil mewah yang ditumpangi Nathalia bersama keluarga barunya berhenti di depan sebuah mansion.

Mansion itu sangat besar dan indah. Mampu membuat Nathalia terkagum-kagum. Mansion lamanya yang dulu masih kalah jauh jika dibandingkan dengan mansion ini.

Nathalia sampai tidak habis pikir dengan Nathalia yang asli. Jelas-jelas anak orang kaya raya tapi kenapa malah mudah dibully?! Jelas-jelas kaya raya tapi kenapa tidak menggunakan kekayaannya untuk mempercantik diri dan menekan semua orang yang melawannya?!

Astaga, kalau Nathali menjadi Nathalia sudah pasti Nathali akan sangat berkuasa. Nathali bukan lah orang lemah seperti Nathalia. Nathali menyembunyikan sifat aslinya dari semua orang karena status primadona sekolahnya dan dituntut harus selalu sempurna oleh kedua orangtua dan lingkungannya. Akan tetapi, Nathali tidak merasa tertekan. Dia menikmati perannya yang dianggap sebagai seorang Dewi.

Sekarang, dia sudah berada di tubuh Nathalia. Dia bebas menunjukkan sifatnya yang sebenarnya. Tidak perlu takut dipandang rendah oleh orang lain karena sejak awal sudah dipandang rendah.

"Ayo turun, honey. Apakah kau merasa lemah untuk berjalan?"

Richard begitu perhatian. Lebih perhatian dari ayahnya yang dulu.

Nathalia benar-benar sangat beruntung bisa bertemu dengan tipe Daddy seperti Richard.

"Mau Daddy gendong?"

Ibu tiri Nathalia mulai berbicara. "Biarkan saja dia jalan sendiri, sayang. Itu akan membuatnya lebih cepat sehat."

Jika saja itu Nathalia yang lama, sudah pasti Nathalia akan mengiyakan. Tapi ini berbeda, ini Nathali!!

Tentu melakukan sesuatu yang bertolak belakang dari ucapan musuh hal paling menyenangkan baginya.

"Natha mau digendong, Daddy. Natha masih tidak sanggup rasanya kalau berjalan jauh." Nada manja dan manisnya kian membuat ibu tiri dan Letta kesal bukan main.

"Baiklah. Daddy akan menggendong mu."

Letta mulai beraksi. "Apakah Daddy tidak lelah kalau menggendong Nathalia? Bukan kah Daddy baru saja selesai menyetir jauh?" Tanyanya cemas.

Richard tersenyum tipis. "Kalau untuk Nathalia, Daddy tidak akan merasa lelah sama sekali."

Nathalia tersenyum senang dan menghambur memeluk Richard. "Natha sayang Daddy."

"Daddy juga sayang Natha."

Anak dan ayah itu masuk duluan ke dalam mansion. Meninggalkan dua perempuan yang kesal melihat kedekatan keduanya dan semakin kesal lagi melihat tatapan mencemooh Nathalia pada mereka.

Buru-buru mereka menyusul ke dalam mansion.

"Daddy, Natha mau kamar Natha yang dulu."

Perkataan Natha membuat Letta mengepalkan tangan kesal. Kamar Natha yang dulu adalah miliknya! Kamar terbesar kedua di dalam mansion ini!

"Kenapa, honey? Bukan kah dulu kau sendiri yang ingin ganti kamar?"

"Aku ingin merasakan suasana yang dulu lagi, Daddy. Di kamar itu aku dapat merasakan kasih sayang mommy padaku. Saat di tidur panjang ku, aku bertemu dengannya. Aku sangat merindukan mommy."

Richard menghela nafas sendu. Paham dengan perasaan putrinya karena ia sendiri pun masih sering merasa rindu pada almarhum istrinya meskipun sudah menikah lagi.

"Letta, kamu pindah kamar. Pilih lah kamar yang kamu sukai di mansion ini." Titahnya.

"Tapi, dad. Aku sudah sangat nyaman di kamar itu." Renggut Letta manja.

"Bagaimana, honey?" Richard tentu saja akan mendengarkan setiap pendapat putri kandungnya.

"Natha tetap mau kamar itu."

"Kamu sudah dengar bukan, Letta? Natha mau kamar itu lagi. Jadi kamu harus memberikan padanya. Biar bagaimana pun, Natha lah yang lebih dulu menempati kamar itu." Ujar Richard, berusaha membuat Letta mengerti.

"Biarkan saja kakakmu di sana, putriku. Bukan kah di sini masih banyak kamar? Kenapa harus memperdebatkan hal tidak penting seperti ini?" Tania menengahi seraya memberikan kode untuk Letta.

"Baiklah." Letta menjawab tidak rela.

"Kalau begitu Daddy akan menyuruh orang untuk memindahkan barang-barangmu sekarang juga supaya Natha bisa segera beristirahat."

Richard berlalu. Meninggalkan Tania dan Letta. Masuk ke dalam lift dan turun di lantai 3. Pria itu baru menurunkan tubuh Nathalia setelah sampai di kamar putrinya itu.

"Daddy ke kamar dulu. Istirahat lah yang baik. Kalau ada apa-apa panggil saja Daddy."

"Oke, daddy."

Tak lama setelah Richard pergi, pintu kamarnya kembali di buka dan orang yang membuka pintu kamarnya itu Letta.

"Beraninya kau merebut kamarku!! Aku akan membuatmu menderita di sekolah nanti!!" Bentak gadis itu marah.

Nathalia tersenyum sinis. "Aku tidak merebut kamar ini karena pemilik yang sesungguhnya aku!! Yang sebenarnya perebut di sini adalah kau!! Kau yang merebut segala sesuatu dariku!!"

Letta mengepalkan tangannya marah.

"Tolong sadar diri. Kau itu hanya tamu yang tidak di undang di rumahku! Cepat atau lambat aku akan menendang mu keluar dari rumahku ini." Nathalia bangkit, mendekati Letta, dan mendorong bahu Letta kuat hingga gadis itu terjatuh ke lantai. Tak hanya sampai di situ, Nathalia juga menginjak tubuh Letta. "Ingat lah baik-baik, aku akan merebut segala sesuatu darimu. Baik itu yang merupakan milikku dari awal atau pun bukan!"

Bersambung....

Destiny Of NathaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang