Chapter 2: Shinomiya Kaguya

12 1 0
                                    

Mobil tanpa supir melaju dengan kecepatan sedang. Fakta baru tentang si Nyonya Mungil, dia seorang penyihir. Penampilannya yang trendy membuat Ishigami Yuu salah kira pada awalnya. Penyihir dalam keluarganya selalu memakai setelan yang sama, tongkat kayu, juga topi besar di kepala. Berbanding terbalik dengan Nyonya Mungil yang mengenakan terusan berwarna putih yang dilapisi dengan mantel, lalu rambut dicepol rapi. Perhiasan tak luput dari tubuh mungilnya. Penampilannya mungkin setara dengan istri walikota saat ini.

Di tengah kecanggungan ini, yang bisa dilakukan olehnya adalah curi-curi pandang. Nyonya Mungil tengah duduk dengan satu kaki di atas kaki lainnya. Entah mengapa sungguh mengundang mata untuk melirik. Seolah ada magnet pada tubuhnya.

Shinomiya Kaguya merupakan seorang penyihir. Tidak sehebat penyihir-penyihir tertinggi di keluarga, namun dia cukup peka perkara hal-hal kecil. Tentang Ishigami Yuu yang tengah melirik, contohnya. Dengan mudah Shinomiya Kaguya menangkap basah pemuda itu. Gelagapan lah ia. Kemudian, hal yang amat-teramat sampah di mata Shinomiya Kaguya dilakukan kembali. Meminta maaf.

"Kalau kau terus meminta maaf, aku akan menendangmu keluar," ancam Nyonya Mungil.

Ishigami Yuu menegakkan tubuh. Dengan kepala tertunduk, ia berucap, "Maafkan aku."

Shinomiya Kaguya mendengus. Mata tajamnya melirik penuh ancaman. "Benar-benar ingin kutendang keluar, hm?" sinisnya.

Suasana hening setelah itu. Shinomiya Kaguya sibuk bersandar pada kursi mobil. Total abai pada seonggok manusia di sampingnya. Dia tidak ingin melewatkan momen langka ini. Kapan lagi dapat kembali pulang menggunakan mobil? Bagi penyihir yang tinggal di tengah hutan dengan pendapatan minim di kota, mendapat diskon delapan puluh persen dari penjual pernak-pernik sihir adalah keberuntungan.

Ishigami Yuu terjebak di sini. Penampilan Nyonya Mungil yang tidak seperti penyihir pada umumnya membuat pertanyaan-pertanyaan kecil muncul di kepala. Ragu selalu mengerubungi diri. Apakah boleh ia bertanya? Itu yang mengusiknya sejak tadi. Nyonya Mungil memiliki aura pembunuh yang tidak ingin diganggu. Sejak tadi Ishigami Yuu berusaha menjaga perilaku agar si Nyonya Mungil tidak menodongkan pisau padanya.

Sekali lagi, Shinomiya Kaguya adalah seorang penyihir. Keunggulan daripada manusia biasa adalah dapat merasakan hawa kehadiran, juga kepekaan luar biasa. Ishigami Yuu gelisah di sampingnya. Shinomiya Kaguya tahu itu. Maka dengan wajah lempeng, dia menoleh. Kacamata hitam dilepas dari wajah. Sebelah alis terangkat. Mimik wajah terlihat penasaran campur kesal.

"Kenapa? Ada yang ingin kau tanyakan?"

Ishigami Yuu tertangkap basah. Ia tak bisa mengelak atau pura-pura bohong.

"Apa kau benar-benar penyihir?" Pertanyaan pemuda itu menimbulkan ekspresi masam pada wajah si Nyonya Mungil. Ishigami Yuu meliriknya lewat ekor mata. Ishigami Yuu kelabakan, ia mendeteksi kemarahan dari Nyonya Mungil di sisinya. "M-maafkan aku!" ujarnya nyaris berteriak.

Shinomiya Kaguya lelah dengan permintaan maaf pemuda umur lima belas itu. Sampai-sampai yang dilakukan hanya sekadar menarik napas, kemudian memutar bola mata.

"Aku penyihir, seratus persen penyihir. Sampai rumah akan kutunjukkan sertifikat sihirku. Oh, atau perlu kutunjukkan sihirku sekarang dengan mengubahmu menjadi kelinci?" Shinomiya Kaguya tersenyum sinis saat mengatakannya. "Apa penyihir di klanmu tidak ada yang secantik aku?" tanya Nyonya Mungil dengan kepercayaan diri tinggi.

Ishigami Yuu menggeleng kecil yang mana tertangkap jelas oleh penyihir usia dua puluh satu itu. Terbesit rasa bangga juga debaran di dada. Mendapat pengakuan tetang rupanya yang elok adalah salah satu bentuk apresiasi tingkat tinggi bagi Shinomiya Kaguya.

HOME: Kaguya-YuuWhere stories live. Discover now