Apa Lo lihat-lihat?! -langit
Sebelum membaca alangkah baiknya kalian menarik nafas terlebih dahulu kemudian tahan.
Katakan dia sedang bercanda sekarang..."Kamu serius?" Tanyaku
"Iya. bokap ku akan pindah kerja disana selama 2 Minggu, dan aku harus ikut dengannya"
"2 Minggu? Bagaimana dengan kami, apa kau akan meninggalkan kami?"
"Tenang saja, itu hanya 2 Minggu. Setelah itu aku akan kembali lagi"
Aku tampak sedikit kecewa mendengarnya. Tetap saja 2 Minggu bagiku itu lama.
Chellsea sepertinya juga terlihat kecewa mendengar berita ini.
Pasti akan sangat membosankan jika tidak ada Bryan.
Chellsea mengusap wajahnya "kapan kau akan berangkat?"
"Malam ini..."
Bisa dibilang kami tampak terlalu berlebihan. tapi tetap saja ini baru pertama kalinya salah satu dari kami akan pergi jauh.
"Hmm baiklah..."
Besoknya semua sedikit berubah sejak perginya Bryan ke Amrik.
Maksudku itu adalah awal dari perubahan dalam hidupku paling besar.
"Heh biru! Awas kepala Lo ngalangin pandangan gw aja! Nggak bisa lihat papan tulis nih!"
Seseorang mengomeliku dari belakang, aku hanya diam tidak memberi jawaban.
"Lo denger nggak! Heh tiang listrik!"
Tunggu... apa dia baru saja menyebutku tiang listrik? Jika ia maka dia akan menyesalinya.
Aku segera menoleh kebelakang. Kulihat anak cowok sialan itu tersenyum sarkas padaku. Wah sepertinya kau salah sasaran langit.
"Makanya tumbuh tuh ke atas bukan kesamping! Jadi cowok kok pendek..."
Kupastikan semua orang dalam kelas tertawa mendengar jawabanku.
langit tampak mendecak. Dia berdiri dan pergi dari kelas begitu saja.
"Anak aneh"
Beberapa menit setelahnya datang chellsea dengan raut wajah yang hmmm lesu?
"Kenapa kamu?"
"Tidak apa-apa"
"Ah tidak mungkin, kamu pasti kangen Bryan kan?"
"Hmmm"
Kenapa anak ini? Pasti ada yang tidak ku ketahui...
Hari ini tidak terlalu lama kami belajar di karenakan guru yang mengadakan rapat dadakan.
Tentu saja kami diperbolehkan pulang cepat. Tapi masih ada beberapa yang tinggal disekolah.
"Hah hari ini sangat melelahkan"
Aku menghempaskan badan ke atas kasur dan melihat ke atap langit kamarku.
Aku berpikir apa yang aku lelahkan padahal kami pulang cepat.
Oh tentu saja. Aku belum menanyakan kabar Bryan seharian ini. Segera kuambil pesan dan membuka satu ruang chat.
Bryan kamu udah sampe? -
Lihat tuh gara-gara kamu pergi chellsea jadi nggak mood -
Kamu cepatlah pulang agar kita bisa bermain lagi -
15.20"Hahhh sepertinya Bryan sedang sibuk"
Tok! Tok! Tok!
"Dek keluar..."
Seorang wanita berteriak dari luar kamarku. Ah tentu saja dia adalah mamaku. Aku kan anak tunggal.
Aku membukakan pintu dan langsung mencium aroma menyengat dari luar. Segera ku tutup hidung dan melihat ke arah mama.
"Mama habis minum lagi ya?"
"Udah kamu nggak perlu tau! Sekarang pergi keluar beliin mama minuman lagi..."
"Tapi ma-"
"Udah jangan membantah!! Pergi sana!"
"I-iya..."
Ini tidak terjadi dua atau tiga kali dalam hidupku tapi setiap hari. Setelah bercerai dengan papa. Mama jadi suka mabuk-mabukkan.
Kalau tidak ada Bryan dan chellsea mungkin aku tidak semangat untuk hidup...
Hah kenapa ini semua nggak adil buatku?
Oh tentu saja aku iri pada kehidupan kedua sahabatku itu. Bryan terlahir dengan anak yang kaya dan chellsea memiliki orang tua yang sangat menyayanginya.
Hey siapa yang tidak iri memiliki keluarga seperti itu?
Aku berjalan ditepi trotoar. Melihat ke bawah sambil menendang beberapa kerikil dijalan.
Pikiran ku kosong sesaat."Hah... Darimana aku akan mendapatkan uang lagi"
Menghembuskan nafas panjang aku pun melirik ke jalan melihat toko yang hanya berjarak 4 meter dariku.
Segera ku masuk kedalam dan mengambil beberapa botol Soju dan membayarnya.
Kring!
Aku melirik ke pintu masuk toko melihat seorang anak cowok yang wah tunggu sebentar.
Dia langit?!?!
"Astaga jangan sampai dia melihatku"
Menutup kepala ku dengan jaket segera kubawa belanjaan dengan tergesa-gesa. Aku mengumpat dalam hati apa yang dilakukan anak itu disini?!
Setelah melewatinya dan membuka pintu masuk kemudian keluar.
Dia tidak melihatku kan?? Hah aku seperti sedang dikejar rentenir. Jantung ku terasa ingin copot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit dan Biru
FanfictionPenyesalan memang berada diakhir... Tapi aku sudah menyerah untuk mempertahankan semua ini