BERCAKAP

2.8K 263 62
                                    

Satu detik sebelum gue akhirnya nolongin lo,  gue udah mutusin, lo prioritas utama di hidup gue.

Satu detik sebelum gue akhirnya nolongin lo,  gue udah mutusin, lo prioritas utama di hidup gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

..................

"Ren! Rendi!"

Pemilik nama Rendi membuka matanya perlahan, mengerjap.

Seorang lelaki dengan wajah familier tampak menatapnya panik. Rendi menyadari ada sesuatu yang aneh dengan situasi ini namun kepalanya belum mampu memproses ini semua. Seluruh tubuhnya terasa sakit dan kepalanya terasa berat.

"Ren? Lo nggak apa-apa?" suara itu kembali terdengar, bisikan yang cukup keras.

Rendi sekali lagi mengerjapkan matanya untuk mengumpulkan seluruh kesadarannya. Matanya menyipit berusaha mengidentifikasi lelaki di hadapannya.

"Haidar?"

Rendi terkejut begitu menyadari lelaki yang ada di depannya sekarang adalah mantannya saat SMA, Haidar. 

Mereka tak pernah lagi bertemu sejak kelulusan SMA, sudah 2 tahun lamanya. Walaupun berada di kampus yang sama, mereka tak pernah berpapasan—atau lebih tepatnya, Rendi selalu menghindari berpapasan dengan Haidar.

Kini kepala Rendi terasa semakin sakit, ia nyaris terhuyung ke depan, tangannya hendak menahan kepalanya namun tangannya terasa kaku. Rendi tersentak, ia mengecek tangan dan kakinya. Terikat.

Kesadaran Rendi seolah langsung terkumpul ketika menyadari si pemiliki tubuh sedang dalam kondisi yang mencurigakan.

Rendi memandang sekitar, ia sedang berada di sebuah ruangan yang cukup sempit dengan 1 pintu dan 2 ventilasi kecil yang memberi ruangan ini cahaya. Ia terduduk dengan kaki lurus terikat pada rantai yang melekat di dinding dan tangannya terikat di belakang dengan... tali?

"Ini dimana?!" Rendi meninggikan suaranya, menatap nyalang pada Haidar, sampai ia menyadari kondisi Haidar sama saja dengannya, hanya tangannya terikat di depan sehingga tangan Haidar lebih bebas bergerak.

"ssst!" Haidar memberi sinyal bahwa ucapan Rendi baru saja terlalu berisik.

"Kita disekap, gue nggak tau ini dimana..." bisik Haidar, punggungnya disandarkan pada tembok.

Rendi menatap Haidar sangsi. Kepalanya berusaha mengingat kejadian apapun yang diingatnya terakhir kali.

Konser? Konser amal di kampus...

Gue ijin sama temen-temen mau nepi buat angkat telfon...

Gelap.

Kepala Rendi berdenging, rasa pening menjalar di tiap kepalanya. Lelaki berkaos hitam itu menundukkan kepalanya. Ia tidak ingat apa yang terjadi setelah ia berusaha keluar dari lautan manusia itu.

"Kepala lo digebuk orang dari belakang." Haidar mengeluarkan suara.

Rendi mendongak, "Hah?"

"Gue lagi hangover di belakang Gedung C—"

BERCAKAP [ Renhyuck - Oneshot + Bonus Chapter ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang