prolog

46 6 2
                                    

Kala itu, Aretta baru saja merebahkan dirinya di kasurnya yang empuk. Dia baru saja pulang dari sekolahnya, begitu melelahkan seharian ini. Dia pun memeriksa ponselnya,tetapi tak ada notif dari siapapun. Dia pun menghela nafas. Dia pun bangkit dari rebahannya menuju dapur untuk mengambil sesuatu yang menyegarkan. Diambilnya sekaleng soda yang kemudian langsung dia teguk beberapa kali. Tak lama kemudian terdengar suara mesin mobil dari arah garasinya. Aretta pun mengintip di balik jendela dapur.

"Tumben banget papa jam segini udah pulang, "gumam nya.

Karena dia sangat merindukan papanya lantas dia pun menghambur berlari menuju garasi.

"Papa.... "panggil Aretta manja sambil merentangkan tangan hendak memeluk papanya itu.

Papa pun keluar dari mobil dengan tergesa-gesa tanpa mengabaikan Aretta yang sudah berdiri di hadapannya.

"Mama mana, nak? " Tanya papa. Aretta pun mendengus sebal, "Belum pulang, Pa. "

Papa pun langsung masuk ke dalam rumah dengan buru-buru seolah dikejar sesuatu. Aretta makin heran dibuatnya. "Ada apa sih, pa? " Tanya nya. Papa tak menjawabnya, ia pun memasuki ruangannya. Memang akhir akhir ini sepertinya papa sedang ada masalah tentang perusahaannya makanya jarang sekali datang ke rumah. Ia terlalu sibuk dengan mengurus perusahaannya hingga lupa istirahat ke rumah.

"Kayanya papa cape deh, yaudah lah."kata Aretta dalam hati.

Aretta hanya mengangkat bahu kemudian dia pun ke kamarnya. Segera dia mengganti seragamnya dengan pakaian tidur. Setelah itu dia pun ke hamam untuk mencuci muka dan gosok gigi sebelum dia pergi ke alam mimpi.

✨✨✨

Jam sudah menunjukan pukul satu dini hari, Aretta masih tertidur tentu saja. Tiba-tiba suara piring pecah membuyarkannya, Aretta pun terbangun. Dia mengucek ngucek matanya dan melirik jam bekernya. Dia pun berdecak, siapa yang membuat kegaduhan itu. Terdengar pula suara jeritan dan tangis yang membuatnya makin merinding. Dia pun menarik selimutnya hendak menuju alam mimpi lagi namun suara tangis itu makin membesar. "Yaelah, siapa pula yang nangis malem malem, ganggu orang tidur aja! "Celetuknya.

Dia pun membuka sedikit pintu kamarnya, terdengar jelas suara itu berasal dari lantai bawah. Ternyata suara itu berasal dari mama dan papanya, dia menutup mulutnya begitu shock.

" Kamu minggu lalu kemana?! Aku sudah liat semuanya! Kamu malah bersama wanita itu kan? sementara aku sedang terbaring lemah di rumah sakit! " Kata mama disertai tangis yang tanpa henti.

"Jadi mau kamu sekarang apa?" Tanya papa begitu santai dengan muka tanpa dosa.

"Sudahlah kita akhiri aja pernikahan ini... Buat apa kita dipaksakan terus bersama kalau kamu lebih memilih wanita lain.. " Ucap mama begitu sesak.

"Oke, besok aku bakal ngajuin surat perceraian! "Kata papa begitu enteng. " Silahkan kamu angkat kaki dari sini! Aretta biar diurus sama saya! "

Aretta diam-diam menangis di balik pintu kamarnya. Mendengar perdebatan orang tuanya itu membuatnya makin nyesek. Yang dia tahu kedua orang tuanya bekerja keras untuknya dan mama namun papa membaginya juga untuk wanita lain. Siapapun itu Aretta sangat membenci wanita itu. Dasar perebut umpat Aretta dalam hati.

"Nggak, mas! Aretta biar dibawa sama saya aja! " Kata mama tak terima.

Papa pun membanting vas keramik. Jrenggg......

"Kamu itu banyak mau ya, sudah aku turuti permintaan kamu itu tapi kamu masih juga ingin tinggal sama Aretta, Aretta gak bakal mau ngurusin kamu yang selalu sakit-sakitan! Emang dia mau ngurusin kamu? "Ujar papa  begitu menyakitkan. Mama pun makin kejer.

soul mate till jannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang