II. I'm into You

313 47 11
                                    

Adegan panas tak lagi terelakan ketika motor Jungkook mendarat di garasi rumahnya. Secara sangat tak sabar ia menyerang bibir penuh Jimin berkali kali yg– damn it itu benar benar menggairahkan untuknya. Jimin benar benar luar biasa, sepenuhnya mengambil kendali tubuh Jungkook dan birahinya. Membalas serangan kecupan Jungkook dengan sangat lihai dan tangkas, seakan biasa menghadapi situasi. Sesekali ia menekan perut bawahnya yg tepat ada di kejantanan Jungkook yg mengeras, seringai sexy kembali Jimin suguhkan ketika ia menarik diri dari Jungkook yg terus saja ingin menempel padanya.

"Don't stop, please." Mohon Jungkook dengan suara parau, wajahnya maju mendekati wajah Jimin, ingin lagi memakan habis bibir Jimin yg sangat manis.

"Don't want more?"  Dengan wajah menggoda dan mata sayu, sejurus Jungkook mengangguk. Sebelah Tangan Jimin gemulai mengusap celana kain Jungkook yg menggembung, membuat Jungkook menggeram menahan nikmat yg tiada dua.

Dibawanya tubuh Jungkook merapat ke dinding, tepat di sebelah saklar penutup gerbang otomatis. Bibir penuh Jimin mulai menyusur pada kulit leher Jungkook, menyesap bahkan sesekali menjilat sensual. Memunculkan afeksi meremangnya tubuh Jungkook dengan sengatan listrik bertegangan rendah, sedang sebelah tangan Jungkook, menekan saklar dan menutupnya gerbang secara otomatis. Dalam gelap, mata Jimin berpendar indah, menegaskan warna abu pada bagian retinanya yg sangat kemilau. Sesaat, Jungkook terpanah namun sadar bahwa kewarasannya tak lagi ada entah sejak kapan. Dia hanya ingin Jimin— ingin penyaluran hasrat pemujaan terhadap tubuhnya yg bereaksi.

"I'm into you, Jimin." Ujar Jungkook dengan nafas berantakan. Mendengar pemujaan Jungkook, Jimin berhenti dari kegiatannya, memandang sebentar wajah Jungkook dengan mata cantiknya. Sambil menyelipkan sebelah kakinya di antara paha Jungkook dengan sedikit menekannya keras dengan sengaja. Memberi perhatian pada milik Jungkook yg memang sudah sangat sangat tegang di balik celana. "I want you. Aku menginginkanmu sekarang, Jimin."

"Eumm.. aku bisa melihatnya dengan jelas." Jungkook terus di goda oleh Jimin dengan sentuhan sentuhan yg semakin menekan syarafnya. "Maka biarkan aku yg bekerja lebih dulu."

Tangan Jimin turun dan berhenti di kedua sisi pinggang Jungkook. Lidahnya menyapu bibir tipis milik Jungkook dengan Jilatan Jilatan halus, membuat Jungkook mengerang rendah. berikutnya dia memposisikan diri berlutut di hadapan Jungkook dengan muka yg sejajar selangkangan pemuda tersebut. "Dimulai dari sini." Dengan berani Jimin menurunkan celana kain Jungkook beserta boxer dalam satu gerakan cepat. Membebaskan kejantanan Jungkook yg tengah mengacung, tegang dan keras seakan menantang.

Tangannya kini kembali berpindah dengan menangkup benda tak bertulang, sambil tersenyum kecil. Mata cantiknya melirik Jungkook yg sedang menahan tapi mulutnya mengecup kejantanan Jungkook, membuat Jungkook mendesis merasakan senyar kenikmatan. Perlahan menelusuri hidungnya pada garis- garis pembuluh darah yg menonjol keras pada kejantanan Jungkook, membuatnya berkedut kecil. Jimin menyukainya, bahkan hampir memujanya. Sedang Jungkook keruh dengan pikiranya.

"Ssh, aahh!" Geraman yg di sertai desahan lolos begitu saja dari bibir Jungkook saat Jimin mengulum kepala kejantanannya tanpa aba aba, lalu menenggelamkannya habis. Darahnya seolah mengalir berpusat ke bagian selatan tubuhnya, sedang kedua kakinya gemetar dan lemas. Sedikitpun, Jimin tak memberi celah untuk Jungkook protes, ia menaik– turunkan kepalanya, memompa batang kejantanan Jungkook dalam mulut yg sepintas terlihat kecil. Sementara itu, tangannya di bawa ke arah dimana buah zakar Jungkook sedang bergelayut pontang panting di bawahnya, bergerak meremas— memuaskan Jungkook sedemikian rupa. Mengikat jalinan – jalinan hasrat perut Jungkook yg mengetat.

Jungkook kembali mendasah— sudah mabuk kenikmatan dunia yg disajikan oleh Jimin, sedang pikirannya di penuhi kabut nafsu yg tebal. Jungkook Mendadak pusing dan pusing, selain karna kekurangan oksigen juga karna euforia kesenangan yg membuncah. Merasakan mulut Jimin yg sedang bekerja pada kejantanannya yg hangat dan basah, lidah membelai miliknya dari dalam. Jungkook menggegat rahang kuat kuat saat Jimin menggosok keras kulit belakang kantung buah zakarnya. Gelenyar panas menumpuk di dalam karungnya, membawa ekstasi yg membara serasa membasuh sekujur tubuh Jungkook dengan bergidik. "Fuck! Fuck! Stop please Jimin, stop." Katanya terengah engah. Tangannya menjambak rambut Jimin, menjauhkan kepala lelaki cantik itu dari kejantannya. Dia hampir saja sampai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[✓]   The Captivate || KookMin [KM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang