Rumah Singgah

48 8 4
                                    

Ini adalah salah satu cerita tentang anak-anak yang sedang aku tulis.

Cerita tentang canda dan tawa anak-anak dari golongan ekonomi bawah.

Hampir 11 tahun aku bergaul bersama mereka dan aku belajar banyak hal dari hidup mereka.

Kepolosan mereka,senyuman mereka,canda tawa mereka adalah salah satu penyemangatku.

#####################
Sinopsis

              Rumah Singgah

Disinilah tempat kami belajar

Disinilah tempat kami berbagi canda tawa.

Disinilah,kami saling sharing.

Sharing banyak hal,tanpa memandang ras,suku,dan agama.

Ya...seminggu 3x kami bertemu dan belajar bersama.

Sebenarnya...seminggu 3x itu kurang buat kami...

Tapi...

Apa daya,kami sadar...kakak-kakak yang membantu kami belajar punya banyak kesibukan di luar sana.

Dan...

Kami tidak boleh egois karena kami patut bersyukur karena masih ada kakak-kakak seperti mereka ,yang mau mengajari dan membantu kami belajar.

Kalian,pasti bertanya:"dimana orang tua kami??"." Orang tua kami terlalu sibuk dengan dunianya.

Tiap hari orang tua kami selalu berantem dan berantem.Bahkan sering kami mendengar bunyi " Plakkkkk atau Prannnngggg" ketika kami mau tidur malam.Rumah yang kami tinggali seperti neraka.

Rumah Singgah adalah rumah kedua kami.Kami bisa saling berbagi satu sama lain dan belajar bersama tanpa harus mendengar bunyi " Plaaaaakkkkkk dan Praaaaaaaannnnggg".

########################
26 Februari 2015

Regard

Alelota

nasi ruwetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang