Mawar menubruk raisa yang sedang jalan membawa air teh, yang masih keliatan uap panas
" sorry, rai gue ga sengaja. Itu pasti airnya panas nya, maaf."
Raisa cuman meringgis
" ada apa sebenarnya dengan kakak, kenapa kak benci sama aku kak, apa salah aku" raisa ingin sekali mengatakan itu, tapi raisa menyimpanya di dalam hati, karna dia takut kalo nanti nambah besar keributan ya." LOH TUH MAU APA SIH HAH" bentakan nihel
" kak nihel, aku udah bilang aku ga sengaja, kenapa kakak selalu marah dalam hal sekecil ini."
"BAGI LOH KECIl, loh mau ngerasain air panas yg tadi loh tumbahin di baju raisa hah." suara tegas ya
" aku gasalah dalam hal ini, kalo aku salah aku bakal diem, tapi aku ga sengaja kak."
Nihel melirik ke raisa dan menyuruh nya untuk ke kamar untuk mengobati tangan nya. Menuju ke dapur untuk mengambil air panas yang tadi digunakan untuk membuat teh
Tanpa di duga nihel mendekati mawar yang sedang duduk di tv seperti tak ada masalah.
Byuur.
Air panas itu nihel tumbah kan ke mawar.
" kakak, ini panas banget, kaka tega berbuat kaya gini ke aku." di sela- sela tangisanya.
" LoH selalu Manggil gue kakak, tapi kelakuan loh kaya gini, gue malu punya adi kaya loh, untung nya loh bukan adi gue."
Jlebb..
Hati mawar sesak,seperti tak ada udara, mulut nya bisu, badan nya sangat lemas.
" loh, siapa yg bisa nyiksa kakak gue, loh disini cuman orang asing, loh ga berhak buli, dan berkata kasar ke kakak ku." teriakan jesika wajah ya sangat murka melihat yg dilakukan oleh nihel
" jesika, loh selalu diam disaat raisa di buly sama kakak loh itu, tapi ketika orang yang suka membuli di buli loh belaain dia. Miris." nihel berkata dengan seyum miring nya
" haaahaha, KARNA DIA YG SELALU LOH BELA, dia memiliki bayak yg ngelindungi dia dengan diam-diam, tanpa ada orang yg tau kecuali gue.
Gue ngelindungi yg loh sebut orang yg sering ngbuli dia cuman punya dirinya sendiri, gue pikir ketika loh datang di rumah ini, kak mawar bisa merasakan keluarga nya yg sesungguh nya ternyata tidak LOH SANGAT BURuK SEBAGAI SEORANG KAKAK."Setelah mengatakan itu jesika pergi meninggal kan nihel yang tak mengerti apa maksud dari kata-kata jesika.
" kak, ayo kedalem, gausah dipikirin kata-kata yang tadi, oke."
Menarik tangan mawar tapi mawar menolak.Mawar keluar dari rumah mengendarai mobil kesayangan yang menuju ke club.
Setelah sampai di club, mawar langsung memesan minuman berakohol itu untuk meringankan beban pikiran nya.Di duduk dikursi sambil meminum 7 gelas berakhol itu.
Mawar melihat jam nya ternyata sudah jam 02.00.
Mawar keluar dengan jalan yg semboyongan." gue, ga tau harus gimana lagi, gue siapa."
" kepala gue pusing bang****, kenapa hidup gue begitu rumit, gue mau mati tapi kalo gue mati, nanti siapa yang bakal ngelindungin dia."
Dengan setengah sadar ya dia meraba-raba tas nya mengambil hp." hallo lan, gue minta tolong ."
Bruuuk" loh gaapa-apa war. Jangan bilang loh mabuk lagi, loh di mana gue jemput loh." suara panik khas dhlan.
" kepala gue pusing, gue ada di jalan **** loh bisa kesini kan."
Dhlan mematikan telepon sepihak langsung menuju alamat yang di maksud.
.........•...™™™......••••.....................••••.........
Pov dhlan
Aku masuk kerumah ku, aku sangat bahagia bisa bertemunya rasanya seperti dapat senyum bunda. Ya sepertinya senyum bunda melekat pada nya sampai-sampai saat melihat dia tersenyum aku tak bisa mengalihkan pandangannya.
" asamualakum." melangkah masuk.
" waalaikum salam, bang senyum-seyum terus dari tadi dapet undian ya bang."
Kata panji.Dhlan duduk dipertengahan mereka berdua.
" lebih dari undian, gue baru melihat senyum bunda dari sekian lama nya."
Jawab dhlan sambil senyum-senyum" dari aroma ya adi gue, lagi jatuh cinta nih." kata candra memakan beberapa cemilan yang ada diatas meja.
" iya kanya ya, mana mungkin bunda loh bangun lagi kan ga mungkin."
Memandang poto 3 seoarang wanita muda yg sedang bersama anak kecil di gendongan nya." bang, gue jadi rindu sama mamih gue, yg terus menerus tersenyum walaupun dia menderita hiks." panji menangis dengan sesegukan kalo sudah mengingat ibu nya pasti dia menangis.
" sorry ya jadi loh sedih kaya gitu, gue lupa ambil makanan yg di mobil, gue ambil dulu nya."
Dhlan melangkah keluar untuk mengambil makanan yang tadi dia beli dijalan.
Panji terus menerus menangis." udah lah, jangan nagis terus nih makan gue beliin khusus buat adi gue."
Mereka berdua makan dengan lahapnya tapi dhlan hanya mencicipi sekali sambil bergurau untuk menghilangkan kesedihan mereka di masa lalu.
Triiinggg.
" gue, angkat telepon dulu."
"........."
loh gaapa-apa war. Jangan bilang loh mabuk lagi, loh di mana gue jemput loh." suara panik khas dhlan