Dari kejadian beberapa hari yang lalu dan acara follow itu Rasya merasa seperti Angga mulai menjauh, entah lah harusnya ia tak berprasangka seperti itu tapi memang kenyataannya begitu.
"Ras, Angga kaya udah jarang lirik lo gitu deh." keluh Akana sambil menopang dagu nya dan menatap Rasya.
"Ya mungkin dia udah capek?" kan sudah Rasya bilang, dia gamau berekspetasi tinggi dengan tatapan Angga. Ia hanya melihat karena punya mata.
"Kalau capek harusnya gausah follow lo, kan gue jadi yang gemes sendiri." perkataan Adys membuat Rasya berfikir, iya juga bahkan dia merasa jantungnya kembali berpacu cepat saat mengingat itu.
"Sya, gamau chat Angga duluan? Basa basi!" saran Vanya, Akana dan Adys mulai terbelalak melihat ide Vanya yang sangat terlihat agresif.
"GILA, GA DEH!" tolak Rasya cepat.
Mereka kembali mengadu pikiran dengan beberapa kejadian, bisa saja Angga mendadak ilfeel dengan Rasya hingga tak melirik lagi? Tapi sepertinya tidak begitu.
Akana kembali meminum sebuah kaleng soda yang ia beli sebelum berada di rumah Adys, Vanya meneguk susu ultra nya dan Adys memakan sebuah permen dengan wajah tertekuk bingung.
"Udah ah gausah mikirin Angga mulu, kalau dia suka gue juga bakal beneran kaya semula lagi." ketus Rasya.
"Yaudah ayo ngomongin latihan kemarin aja." saran Vanya yang diangguki oleh lainnya.
•••••••••••••••••
Rasya berjalan maju kearah Gedung untuk berlatih kembali, sekarang hari Rabu nothing special. Ia masi berharap Angga meliriknya kembali dengan senyum khas itu.
"Sya, pindah noh samping Angga gue mau di tengah!" geser Akana yang menyerobot ke arah tengah hingga Rasya harus mulai mengalah.
Membentuk sebuah lingkaran saat pemanasan, Rasya di samping Angga persis dan hanya di ketawai oleh semua teman Rasya.
Adys yang berusaha fokus melihat apakah Angga melirik Rasya, DAN TERNYATA DUGAAN NYA BENAR!
"Psst, Kana itu itu si Angga ngelirik Rasya." bisik Adys yang berusaha memelankan suaranya.
"Ih, gue ga liaaat." keluh Akana cepat.
Rasya berusaha tak mau mendengar, tapi tetap saja! Suara Akana dan Adys menyapa telinganya.
Angga menatap Rasya dan menyuruh agar ia bisa maju kedepan untuk melakukan split seperti biasa.
Ketika semua terlihat baik baik saja, jantung Angga terlihat lebih cepat ia segera bertingkah bahwa dia baik baik saja dengan berbicara dengan Marvin.
"Vin, nanti lari apa gimana?" basa basi Angga.
"Kayanya engga, tapi gatau lah!" jawab Marvin seadanya, dan melirik kearah senior lain untuk memastikan.
"Angga, baris samping Rasya kombinasi kaya biasa ya!" perintah ka Sania dan di angguki semuanya.
"Eh siapa tuh samping Rasyaa." goda Akana, rasanya Rasya ingin membekap mulutnya itu!
"Aduh sweet sekalii." bisik Vanya di kuping Rasya.
Tuhan, aku sedikit ingin protes karena kenapa temanku saat ini bertingkah menyebalkan!
••••••••••••••••••••••
"Aduh aduh tadi siapa yaa yang di samping Angga mendadak kalem gitchuu." goda Adys kembali, Rasya segera memukul Adys dengan tangannya yang panjang.
"Aw! Aw! Sakitt ih anj*ng!" keluh Adys yang sesegera meminta untuk berhenti melakukan itu. Rasya malu.
Angga melihat tingkah Rasya yang sedang memukul Adys, ia tersenyum kecil lagi dan lagi apapun yang Rasya lakukan menurut Angga itu menggemaskan.
Angga terus senyum, hingga Marvin ikut melirik kemana arah mata Angga melihat.
"Kenapa?" senggol Marvin dengan tatapan mengintimidasi.
"Engga." sanggah Angga dan kembali meneguk airnya
"Suka Rasya?"
Sial, Angga terbatuk karena ucapan Marvin yang mendadak! Angga segera memukul dada nya dan berusaha menghentikan batuknya.
"Berisik, orang lagi minum!" sinis Angga, dan Marvin hanya diam senyum dan menggaruk pipinya yang tidak gatal.
"Berati suka kan?" tanya Marvin sekali lagi untuk memastikan
"Ga, biasa aja." bohong Angga, ia berusaha bersikap seadanya.
"Ka Radit juga tancap gas tuh, gue kapan ya kaya kalian?" protes Marvin dan melipat tangannya di depan dada seolah olah ia sedang berfikir.
"Apaansi, udah ah!"
Marvin merasa aneh ia tau Angga memfollow Rasya, karena sebelumnya Angga menanyakan lebih baik follow atau tidak. Angga juga tak menyangka bahwa ia akan di follow back oleh Rasya.
Angga ingin memulai sebuah chatan tapi Angga belum siap, ia tak mau berakhir memalukan dengan sikap terburu burunya. Biarkan semua berjalan mengalun indah bersama waktu.
•••••••••••••••••
Rasya pulang dengan keadaan lunglai karena ia merasa sakit di seluruh badan, mengeluh mengatakan tangannya seperti ingin copot.
"Argh, sakit banget deh." keluh nya lagi dan berusaha memijat titik sakit itu.
Rasya membuka handphone nya melihat Whatsapp tumben sepi, grup ber4 juga adem ayem. Yaa mungkin mereka merasakan sakit yang sama.
Kucing Rasya berjalan mendekat ke arahnya, Rasya dengan cepat mengelus bulu halus kucing nya.
"Chim, mau chattan sama Angga.. Tapi aku ga berani, aku gimana dooong." keluh Rasya kembali sambil mengelus bulu kucingnya.
"Chat aja kali ya, Chim."
"Engga deh!!!"
Rasanya Rasya ingin teriak frustasi, ia tak mau bertingkah bodoh! Tapi ia juga ingin bertukar pesan dengan Angga, Rasya ingin mengalahkan egonya tapi tak bisa.
"Halah, nanti aja deh." putus Rasya dan segera berjalan untuk membersihkan diri.
Rasya dan Angga, dua manusia yang tetap berpegang kepada Ego yang tak akan pernah luruh. Entah sampai kapan mereka terus menahan rasa ingin cepat memiliki, Angga maupun Rasya harus bersabar.
Mereka tau kapan waktu yang pas untuk saling berbicara, tanpa ego dan tanpa rasa malu.
Rasya sudah jatuh kedalam lingkaran ekspetasi, menyesali suatu waktu dan merasa bahagia ketika Angga menaruh atensi nya untuk Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionSiapapun dia, aku tak menyangka bahwa dia lah yang dipilih semesta untuk ku genggam saat ini. Kedua insan di nyatakan bersama saat sedang senja matahari bahkan alam sekitar memeluk mereka dengan dekapan hangat