3

11 3 1
                                    

Beberapa hari ini latihan di liburkan karena ada beberapa event yang mendadak, Rasya membaringkan tubuhnya di kasur dan menatap langit langit kamarnya.

Kenapa semakin kesini rasanya semakin membesar? Ia tak pernah merasakan perasaan ini.

Rasya menendang udara dan berteriak kecil

"Ih gue kenapa si!" merasa kesal Rasya mulai mengotak atik barang pipih itu dan membuka semua aplikasi yang ia punya.

Ting!

Notifikasi muncul, Rasya mengernyit heran. Ia berusaha memfokuskan matanya dan mulai terkejut setengah mati.

"ANGGA?!" teriaknya dengan kencang

"Sya, gapapa kamu?" tanya ibu Rasya dari bawah kamarnya

"Engga bu!"

Rasya segera membuka instagramnya dan mengecheck sungguhan kah Angga menchat nya? Apa ia berdelusi?

Oh, sunggu ini kenyataan!

Rasya seperti bermimpi, betulan kah?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rasya seperti bermimpi, betulan kah?

"Ini pasti mimpi! Gue gamau banguuun." teriak nya lagi

Rasya memegang dada nya merasakan detak yang sangat cepat. Ia menyetel lagu kesukaannya Call Me - Emily Sie.

Cause baby i'm missing you like
crazy

Tell me that you miss me too

That's all i wanna hear from you

Rasya merasa bersemangat hari ini, entah lah energi yang Angga bawa terlalu besar sehingga Rasya terus menebar senyuman yang lebar.

••••••••••••••••••••

Hari ini jadwal Rasya berlatih, ia tetap mengukir senyum nya, Rasya menaruh motor seperti biasa dan membawa peralatan yang lumayan banyak untuk di bawa kedalam gedung.

"Ciee kenapa nih senyum senyum?" tanya Vanya sambil mendorong sedikit dengan sikunya

"Gue mau cerita! Tapi nanti aja, bahaya kalau disini." ucapnya dan menaruh semua alat di tempat duduknya.

"Kayanya ada yang lagi bahagia banget ni?"

"Kenapaaa ceritaa."

Akana dan Adys mulai mengompori, Rasya diam dan tetap tersenyum sebagai jawaban.

"Gapapa, nanti aja udah."

"Buset, ini ada yang senyum? Kenapa lu?" canda ka Sania yang pura pura faham situasi

"Engga ka," jawab Rasya

Marvin menaruh matrasnya di samping Rasya, memasuki satu persatu bagian. Angga melihat itu langsung melakukan aksinya agar terlihat keren di hadapan Rasya.

"Gue aja." kata Angga, Marvin mengernyit dan melirik sekitar.

Ah pantas, Angga sedang melakukan aksinya. Marvin yang peka dengan itu segera menyingkir dari hadapan Angga.

"Sini aku bantu." tawar Angga kepada Rasya, Rasya tersenyum dan mengucapkan terimakasih.

Rasya berlari kearah Akana, Vanya dan Adys. Ia menutupi mukanya dengan mengumpat di belakang Akana.

"Angga sialan!" cerca Rasya

Lagi dan lagi, energi Angga terlalu besar untuk Rasya. Sejak kemarin ia terus tersenyum! Ini rasanya aneh.

"Sya, gue takut lo jadi gila." ucap Adys dan di angguki oleh Vanya.

"Lo sehat kan?" tanya Vanya yang segera menaruh tangannya di dahi Rasya.

Rasya menggeleng cepat dan mendorong tangan Vanya

"Gue gapapa." iya, dia gapapa tapi jantungnya yang tidak baik baik saja.

Akana menarik lengan Vanya, Adys dan Rasya mengisyaratkan untuk cepat mengganti baju karena bentar lagi sudah mulai.

•••••••••••••••••••••

Setelah selsai latihan Rasya membereskan bajunya, alat yang di bawa dan mencari kunci motornya.

Ketika Rasya melihat sekitarnya pandangannya jatuh kehadapan Angga. Angga sedang manatap Rasya dengan senyumnya, Rasya rindu senyum itu!

"Ayo balik gak?" tawar Vanya, Rasya melirik Vanya dan mengangguk. Kemudian melirik Angga lagi, Angga sedang melambaikan tangannya ke arah Rasya.

Rasya melotot keget, dan senyum kecil sebagai jawaban. Rasya lari kearah parkiran dan terus memukul jantungnya.

"Aaaaa." teriak Rasya, Adys menubruk bahu Rasya.

"Gila lu." ucap Adys dengan nada tinggi serta kekehan di akhir.

"IYA GUE GILA!" teriak Rasya yang sedang memukul jantungnya.

"Ilang deh itu jantung lo pukul mulu." cibir Vanya

"Udah heh, nanti sakit dada lo." ucap Akana sambil menarik lengan Rasya.

"GUE GIL—"

Ucapan Rasya terputus karena Angga melewati Rasya, AH SIAL!

"AAAA."

Akana, Adys, dan Vanya hanya menatap Rasya merasa kasian karena sahabatnya itu menjadi gila. Iya gila karena Angga.

Mereka harap agar hubungan Rasya dan Angga akan baik baik saja, tidak ada masalah yang serius sehingga membuat Rasya menangis.

Bocah ingusan itu mebuat Rasya semakin jatuh hati, Rasya yang pendiam menjadi banyak bicara.

Kehadiran Angga membuat Rasya berubah, Terimakasih !

Tapi, Rasya tetap ingin menjaga jarak kepada Angga, ia tau batas. Entah sampai kapan tembok nya itu berdiri kokoh.

Awalnya saja menjadi secret admirer! Mengapa menjadi seperti ini!

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang