👑(1).Welcome!

343 17 0
                                    

Tinnn....

Bunyi suara cukup keras itu menusuk kedua alat pendengarannya, dengan gerakan refleks ia menginjakkan rem yang ada tepat di bawah kedua kakinya.

Kepalanya hampir saja terbentur stir mobil, tapi karena ia cukup pintar mengendalikan. Jadi, saat ini ia baik-baik saja, hanya sedikit pusing dan kondisi jantung yang berdenyut kencang menandakan ia kaget. Masalahnya, siapa orang yang mengendarai mobil tak beraturan itu!

Tanpa ia sadari, kaca sebelah kanan, tepat di sampingnya menunjukkan wajah seseorang dari luar dengan buku-buku jari yang mengetuk cukup keras kaca mobilnya.

Cewek itu segera membuka pintu dan keluar dari mobil, tapi sesuatu menyangkut di salah satu benda di mobil. Susah sekali melepaskan tautan tali hoodie. Hm, bagaimana bisa tali hoodie miliknya bisa menyangkut, aneh. Sedangkan dengan tidak sabarnya orang itu terus komat-kamit tidak jelas mulutnya, "Bisa denger gue, kan?" Membuat semakin pusing saja, menyebalkan.

Dan, ya akhirnya tali hoodie putihnya yang menyangkut itu bisa lepas, untung tidak sobek. Tangannya beralih membuka pintu mobil yang terkunci dari dalam, cowok di depannya ini memundurkan satu langkah memberi ia ruang setelah tahu dirinya akan segera turun.

"Ah, bawel lo!" Rara berteriak kesal, belum sepenuhnya menatap sosok makhluk didepannya, masih sibuk merapikan hoodie yang dipakainya.

"Ada yang luka?"

Suara serak khas milik pria ini membuat Rara mau tak mau mendongakkan kepala, melihat lebih jelas seperti apa wajahnya, tapi tidak sepenuhnya. Karena kedua mata pria itu dilapisi kacamata hitam.

Beberapa detik ia mematung, kalau saja pria itu tidak bersuara kembali. "Ada yang luka?" Tanyanya kembali.

"Luka? apasih?" Jujur, Rara tidak tahu apa yang di maksud pria didepannya. Pikun atau bagaimana bocah satu ini!

"Gue nggak sengaja mau nabrak mobil lo, tadi."

Perempuan itu mengangguk-anggukan kepala,"Gu.. gue nggak apa-apa."

"Gunawan."

Akhirnya, pria ini mengajaknya berkenalan, tangan kanannya seraya menjulurkan tangan untuknya, dan satu lagi, kaca mata yang melekat pada kedua mata yang belum pernah ia lihat. Akhirnya satu lagi tangannya membuka dan Rara bisa melihat jelas bagaimana kedua bola mata indah milik Gunawan.

Sekali lagi, Rara mematung. Hei Rara sadar! Beribu lelaki yang mengejarmu tidak ada satupun yang menyangkut denganmu! tapi ini apa! what the?!

Perempuan itu menyembunyikan rasa gugupnya, tangan kanan dengan menunjukkan salah satu jari disematkan cincin emas itu, ia menerima uluran tangan Gunawan, lalu bersuara. "Rara."

Lima detik, mereka masih nyaman dengan posisi itu. Mereka sama-sama menatap dengan ekspresi yang sulit di jabarkan.

Tiba-tiba, suara yang menandakan masuknya panggilan dari salah satu ponsel mereka. Refleks menjauhkan tangan mereka masing-masing. Rara diam, karena memang itu bukan bunyi dari ponsel miliknya, tapi milik Gunawan.

Pria itu sedang mengobrol dengan seseorang di seberang sana dengan nada pelan dan singkat, tidak bisa mendengar lebih jelas lagi. Rara memutuskan untuk kembali ke dalam mobil.

"Bentar!"

Suara berat itu, ia kembali mendengarnya. Sejak kapan Gunawan mengakhiri percakapan telepon itu.

Ia menghembuskan nafas pelan-pelan, mengatur agar semua terlihat baik-baik saja. Ah, lebih tepatnya melindungi badannya yang gugup entah kenapa.

"Lo beneran nggak apa-apa?" Tanya Gunawan sekali lagi, hanya untuk memastikan perempuan ini sedang tidak terluka karena kejadian tadi.

Couple sweet, GunarakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang