2 || Rasa Karena Terbiasa

17 6 5
                                    

•selamat menikmati cerita ini semoga sukaaa•

🌵🌵🌵

"Kamu salah paham. Dia cuma mau temenan, harusnya kamu tidak melibatkan perasaan."

—Dasawarsa—

🌵🌵🌵

Pagi hari di hari Senin rasanya menjadi hari yang sangat membuat Viola malas tak karuan. Banyak yang membuatnya merasa lelah padahal hari masih sangat pagi untuk digunakan sambat. Yah, namanya juga Viola.

Point pertama yang tidak dia sukai dari hari Senin adalah upacara. Yang kedua adalah pelajaran Matematika di jam pertama. Lalu ketiga adalah mata pelajaran olahraga yang membuatnya tak habis pikir para guru benar-benar seperti ingin menghabisi kelas mereka di hari itu juga.

Pagi-pagi sekali gadis berbadan ramping itu terbangun dari tidurnya. Seperti biasa. Salat shubuh, membantu mamanya memasak sarapan, lalu mandi. Viola melakukannya dengan secepat kilat. Anehnya meski setiap hari bangun pagi-pagi, Viola selalu merasa terburu-buru padahal dia tahu tidak akan terjadi yang namanya terlambat.

"Assalamu'alaikum."

Yap, semua itu terjadi karena orang yang memiliki suara itu.

"Wa'alaikumussalam." Kali ini suara mama Viola. "Eh, Athan udah dateng. Tuh, Violanya masih siap-siap."

"Pagi Tante," sapa Athan. Dia masuk ke dalam rumah keluarga Viola tanpa perlu dipersilahkan. Rasanya sudah seperti rumah sendiri karena mereka pun selalu memperlakukan Athan seperti ini.

"Pagi," balas mama Viola. "Sini sini, sarapan dulu sama-sama."

Sambil menyiapkan beberapa menu untuk sarapan pagi ini, mamanya terus saja memanggil Viola. Membuatnya semakin merasa dikejar-kejar setan. Maksudnya, bukan mamanya yang seperti setan, tapi membuatnya merasa semakin terburu-buru. Begitulah. Enggak boleh batin orang tua. Nanti kualat, masuk neraka paling intip. Tahu nggak sih lo?

"IYA, MA, IYA!" balas Viola dari dalam kamar.

Rumah mereka hanya memiliki satu lantai, tapi bisa dibilang sangat luas. Ada taman kecil disisi kiri rumah, dan disisi kanan di isi dengan beberapa tanaman seperti sayur-sayuran karena mamanya memang sangat produktif jika menyangkut masalah kerapihan rumah. Beda banget sama Viola. Tidak tahu sebenarnya Viola anak siapa?

Viola selesai dengan rambutnya, lalu dengan cepat dia memasukan beberapa buku mata pelajaran hari ini. Kalau pelajar lain pasti sudah disiapkan dari malam, beda lagi dengan Viola. Malamnya semalam sudah dia habiskan untuk marathon drakor yang baru rilis beberapa minggu lalu. Pusing banget pasti mamanya Viola punya anak macam Viola.

"Ayo, Than, buruan! Dikit lagi telat, cepet!" Viola menggeret lengan baju Athan yang baru saja hendak menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Vio, pelan-pelan aja ini masih pagi kok. Makan dulu. Nanti kambuh maag-nya, Nak," kata Andi, papa Viola.

DASAWARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang