3 || Bukan Salah Hati

13 6 2
                                    

•selamat menikmati cerita ini semoga sukaaa•

enjoy!

🌵🌵🌵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌵🌵🌵

"Untuk seseorang yang nanti membaca tulisan ini, aku mencintaimu setulus kata yang aku tuliskan pada tiap bait cerita ini, yang menyampaikan lara di setiap bait-baitnya."

--Dasawarsa--

🌵🌵🌵

Athan kini tengah duduk menikmati renyah tawa dari gadis cantik di sebelahnya. Suara tawa yang selalu terdengar begitu merdu di telinga Athan, setidaknya selama 10 tahun terakhir ini.

"Lo kenapa ngeliatin gue kayak gitu? Baru sadar gue cantik?" Merasa sedang di amati, Viola segera mengeluarkan jurus percaya dirinya di depan Athan.

Banget. Dari dulu  lo selalu cantik, Vi. -Batin Athan dalam hati.

"Gak usah kepedean." Pada akhirnya Athan tetap bersikap sok tidak ada apa-apa, meski yang sebenarnya terjadi adalah hatinya selalu bergemuruh tiap kali berada dekat dengan Viola.

Tiga jam yang lalu mereka bertengkar kecil di depan kelas Viola. Saat sedang membicarakan Salwa. Tapi, as you can see, sekarang bahkan mereka sudah kembali akur lagi.

Viola itu tipikal cewek yang susah-susah gampang dibujuk kalau sedang marah. Biasanya gadis itu jika sedang ngambek karena Athan membuatnya kesal, bisa berhari-hari mogok bicara dengan Athan meski di sogok dengan iming-iming ice cream sekalipun.

Dan tetap saja kembali lagi, tergantung seperti apa trouble nya. Pada dasarnya Viola bukan tipe cewek yang suka marah tanpa sebab.

"Nambah lagi nggak?" tanya Athan saat melihat ice cream di mangkuk Viola mulai menipis.

Ya, siang itu mereka sedang menghabiskan waktu istirahat kedua di sebuah kedai yang terletak tepat di depan SMA mereka. Viola yang pada dasarnya sedang dalam mood buruk, alhasil terbujuk gara-gara ice cream.

Memang tidak ada yang menandingi cokelat dan ice cream pada saat-saat mood sedang swing swing nya.

Viola melahap satu sendok terakhir ice cream nya.  "Nggak. Kalo gue gendut gimana?"

Nggak papa. Tetep cantik. 

Lagi. Athan hanya sanggup membatin.

"Yaudah. Syukur gue nggak jadi miskin."

"Kata siapa nggak jadi miskin?" sahut Salwa yang dari tadi sibuk dengan ponselnya.

Biasalah. Sudah menjadi fardhu 'ain bagi gadis itu untuk selalu mengabadikan terlebih dahulu setiap moment yang dia lewati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DASAWARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang