"Selamat datang kami ucapkan untuk para siswa dan siswi baru angkatan 32 sma putra bangsa Jakarta, hari ini adalah hari pertama kalian semua mengikuti mos. Ohya! Salam kenal ya semua! Perkenalkan nama kakak Paduka Sean Dirgantara, kalian bisa manggil ka Sean aja. Disini menjabat sebagai ketua osis juga ketua panitia kegiatan mos tahun ini. Langsung aja tanpa a i u e o kita mulai dengan yel yel semangat. kalo kaka bilang putra bangsa selamat pagi! Kalian jawabnya 'pagi!pagi!pagi' Okay?"Semua siswa baru yang baris rapi di lapangan itu mengangguk meng Iyakan.
"PUTRA BANGSA SELAMAT PAGI!" Ujar Sean lantang.
"PAGI!PAGI!PAGI!!" Jawab seluruh siswa baru sma Putra bangsa .
Setelah acara pembukaan dan sambutan, mereka semua berpencar menjadi beberapa kelompok barisan yang tentunya sudah di tentukan oleh para panitia osis.
Seorang gadis diantara barisan kelas satu itu melepas Kedua AirPods nya lalu berjalan seraya mengeluh mengikuti semua instruksi dari panitia. Selama pembukaan tadi sampai akhirnya instruksi bubar gadis itu tidak benar benar mendengarkan apa yang dikatakan ketua osis Dihadapannya.
Ia berjalan mendekati salah satu kelompok barisan yang disana ada salah seorang teman yang sudah menjadi teman dekat nya sejak smp kelas 8 lalu ikut berbaris disebelah temannya itu.
"Idiih ngapa gue skolah disini sih?gue gak suka" keluhnya kesal.
Temannya itu menoleh,alisnya sedikit bertaut karena terpapar sinar matahari pagi yang menyilaukan.
"Emang kenapa sih?? Lu aneh tau gaa?! Bukannya bersyukur malah ngomel ngomel mulu dari kemaren. Ga semua orang bisa masuk sini loh taa"
"Hhh Bodoamat dah gue, yang jelas gue ga suka skolah disini. Pengennya tuhh gue sma nya di newyork."
"Halu mulu lu, sadar kek udah tau strict parents malah banyak ngayal." Anya menoyor kepala sahabatnya agar sadar. Bahwa keinginan aleta untuk bersekolah di luar negeri itu sangat mustahil.
Apa lagi mengingat kemampuan bahasa Inggris aleta yang super kacau.Nama gadis itu aleta.
Aleta menatap Anya sebal.
"Ih noyor noyor kalo gue jadi bego gimana?" Protesnya seraya merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena toyoran Anya."Lahh kan Emang lu udah bego!?! Kelewat bego."
"Dihhh sial-"
"Yang dibelakang! Maju kedepan!?!" Sebuah teriakan perintah dari salah seorang panitia osis yang mengarah kepada dua orang sahabat itu mengundang perhatian anggota kelompok di barisan itu.
Anya dan aleta seketika terdiam menunduk malu. Haduh malu banget kan baru masuk, baru mos belum apa apa udah kena tegur.
Hari pertama aja udah sial, pasti kedepan kedepannya bakal lebih parah lagi.
"Ayo Cepetan kesini, kenapa masih diam disana?!?" Teriak panitia itu lagi.
Anya dan aleta saling melirik dengan tatapan saling menyalahkan satu sama lain.
"Gara gara lu sihhh" desis Anya kesal.
Aleta membuang muka."Punya telinga ngga lo bedua? Budeg ya?!?" Akhirnya Anya bergerak maju kedepan lebih dahulu dari aleta.
Sedangkan aleta? Si kepala batu itu tetap diam di tempatnya."M-maaf kak.. aku udah ngelakuin kesalahan,yaitu sibuk sendiri di barisan belakang ." Ujar Anya terus terang meminta maaf.
Sang kakak panitia tersenyum mengangguk.
"Its Okay, lain kali jangan diulangi ya. Terimakasih sudah bertanggung jawab. Gak kayak teman kamu di belakang itu" kakak panitia itu menunjuk aleta dengan dagunya. Anya mengikuti arah tunjuk dagu sang kakak.