BROKE UP

13.8K 709 8
                                    

Axel membantu perusahaan keluarga Putra, tapi itu juga karena keluarga Axel tidak enak hati karena Raya kabur seenak jidatnya. Sama saja dengan mempermalukan nama keluarga kedua belah pihak, ya kan?

Tapi Putra yakin, Raya sudah menemukan kebahagiaannya. Mereka tinggal di Amrik dan Putra yakin tidak akan ada yang menganggu mereka. Terlebih keluarga Axel yang memutuskan hubungan dengan Raya. Menyedihkan memang, tapi penikahan memang tidak bisa dipaksakan.

Ini masalah hati...

Hidup terus berlanjut, hari demi hari pun berlalu. Tak disangka, tenggelam dalam pekerjaan benar-benar membuat Putra melupakan Kinara. Entah bagaimana kabar Kinara sekarang, yang jelas sesekali Putra datang ke apartemen Kinara. Berdiri di depan pintu dan mengetuknya beberapa kali.

Mungkin Putra seperti orang gila, tapi sebenarnya Putra berharap Kinara pulang. Kinara membukakan pintu flat apartemennya dan menyambutnya.

Jujur saja dia ingin terbang ke Amerika langsung untuk bertemu Kinara, tapi... tidak. Putra hanya mampu seperti ini. Menjadi lelaki menyedihkan yang tidak bisa melupakan cintanya.

***

Sudah tiga tahun berlalu sejak semuanya berakhir. Semua sudah kembali kepada tempatnya, hanya saja tetap meninggalkan sebuah ruang kosong di hati Putra.

Kinara...

Putra baru saja pulang ke rumah, dan dari meja makan terdengar suara teriak-teriak. Tentu saja Putra yakin itu bukan Elena, lalu siapa? Putra berjalan semakin mendekat. Oh... Ternyata orang tua tirinya.

"Ada apa?" Tanya Putra sembari menuang air ke dalam gelasnya.

"Perusahaan kembali collapse."

Ingin sekali Putra menyembur air minum itu. Bagaimana mungkin perusahaan ....? Ini baru tiga tahun, masa iya sudah terjadi masalah lagi?! Bagaimana caranya! Gila!

"Tapi... Bagaimana mungkin?!" Tanya Putra tidak percaya.

"Perusahaan merugi. Kamu tahu, kami berusaha sangat keras demi kelangsungannya tapi nyatanya tidak semudah itu. Solusinya cuma satu. Mau bagaimana pun, Elena harus membantu."

Oh God... Jangan lagi!

***

Dan benar saja, dugaan Putra tidak meleset. Elena memberontak, apalagi yang dijodohkannya itu terlalu tua untuknya! Bagaimana pun dia mempunyai Heru! Tapi... Mungkin Putra dan Kinara itu pada dasarnya sama.

Demi keluarga...

Pasrah. Itu kata yang tepat.

Tapi akhir yang didapatkan Elena berbeda. Pada hari Putra menyuruh Kinara pulang untuk membicarakan pernikahan, Heru ikut serta datang ke rumahnya. Melamar Elena dan ... berakhir bahagia. Bahkan hari pernikahan tinggal hitungan waktu!

Jujur saja, Putra merasa iri. Andai kisah cintanya sama seperti Elena...

"Elena!" Panggil Putra.

"Kak!!! Lihat dehhh... Nih, nanti tuh aku bakal nikah di ballroom ini, terus ya... Aku mau ngundang banyak banget orang. Aduhhh aku sampai berasa gila sendiri, belum lagi kolega bisnis lah terus bla bla bla lainnya. Ga ngerti lagi betapa hecticnya ngurus pernikahan yang ga boleh sederhana!"

Putra hanya bisa tersenyum menanggapi. Elena masih terus mengoceh tanpa henti, dan Putra hanya bisa duduk di samping Elena. Mengelus rambut Elena yang panjang dan halus. Tak menyangka, adiknya malah menikah duluan dibanding dirinya.

"Lima tahun dan kamu bisa nikah sama cowok itu, Len." Kata Putra di akhir cerita Elena.

"Hei hei... Justru semua ini membahagiakan Kak! Dia bukan stranger! Dia itu Heru! Hehe... Dan dia bakal jadi adik iparnya kakak! Lima tahun, dan aku masih ngerasa semua ini mimpi! Dari awalnya kami pacaran sampai detik ini... Sungguh! Luar biasa sekali bisa mengenal Heru Kak!" Jelas Elena dengan mata berbinar-binar.

"Kamu bahagia?" Tanya Putra retoris.

"Tentu saja!"

"Selamat kalau begitu!" Putra memeluk Elena erat. Elena juga membalas.

Tak lama lagi, adik satu-satunya akan menjadi istri orang. Jujur saja, Putra merasa tidak rela. Tapi Elena bahagia, dan Putra tidak mungkin merebut kebahagiaan itu kan? Bahkan sekalipun Putra menyayangi adiknya, dia harus rela adiknya bahagia. Lagipula, Putra sudah cukup melihat kesungguhan Heru. Dia sudah percaya kalau adiknya bersama orang yang tepat! Sekalipun Heru pernah menjadi musuh bebuyutannya.

"Kapan kakak menyusul?" Tanya Elena masih memeluk Putra.

"Kalau wanita itu kembali, Len.." Jawab Putra lirih.

"Kak Raya??!" Tanya Elena tidak percaya sambil mengurai pelukannya.

"Hahaha ya bukan! Dia... Seseorang sebelum Raya." Kenang Putra.

"KOK GA PERNAH NGASIH TAU AKU?! KAPAN KAKAK PACARANNYA?! TEGA BANGET GA PERNAH NGENALIN!" Teriak Elena tanpa ampun.

Tapi Putra hanya bisa tertawa mendengar Elena mengomel. Yah, memang Putra tidak berniat mengumumkannya. Sekalipun hubungan Putra dan Kinara serius, tapi seperti sekarang ini... semua hal tak terduga terjadi dan tidak ada yang tersisa lagi dari hubungan mereka.

Hanya bekas luka saja yang tidak akan pernah hilang pada hatinya.

"Kakak pacaran berapa lama sebelum putus?!" Tanya Elena memulai sesi interogasinya.

"Lima tahun." Jawab Putra jujur.

"Astaga Kak Putra?! Lima tahun?! Gila! Terus Kakak putus karena tunangan sama Kak Raya kan? Astagaaa... Kalau kakak lanjut tuh ya, udah delapan tahun pacaran! Sayang banget! Ehhhh tunggu... Terus selama itu aku ga tau siapa dia???"

"Yahhh... Gitu deh."

"TEGA BANGET SIH! Mana fotonya! Cepetttt kasih lihat Elena!! Tega pacaran diem-diem. Aku aja langsung temuin kakak sama Heru! Sampai adu jotos segala lagi!"

"Hahahaha.. Iya iya. Tunggu bentar... Mmmm ... Ini..." Kata Putra sambil memberikan hpnya pada Elena.

Elena memperhatikan lamaaa sekali. Bahkan sampai menggeser ke foto yang lain. Semua pujian langsung terlontar, dan itu yang membuat Putra bangga. Hei, Kinara itu bukan biasa-biasa saja! Dia luar biasa, tapi tidak pernah dipamerkan saja!

"Astagaaaaa kok cantik amat!!! Ehhh... Kak... Mm... Ini Falco kan?"

Putra langsung mendekat dan ikut melihat layar hpnya. Ini foto saat Kinara memenangkan pertandingan pertamanya. Semua orang bersorak dan saat itu....... Eh tunggu! Kok Elena kenal Falco?

Ah! Tentu saja kenal, geng motor Heru dan geng Falco kan masih sering tanding! Dan... Sekarang terkuaklah jati dirinya. Gawat...

"Kak... Kayaknya banyak yang aku ga tau ya? Mau ngaku dosa?" Tanya Elena sinis.

"Hehehe... Yahhh... Gitu deh."

Dan akhirnya, Putra mengaku sebenar-benarnya siapa dirinya. Menceritakan teman-temannya, dan kegiatan mereka sebelum akhirnya Putra pensiun.

"Ooooo... Jadi gini ya. Pantesan aja awal ketemu Heru, udah main adu jotos. Ternyata toh, kakak itu sebelas dua belas sama Heru! Ck! Benar-benar deh!"

"Kok... Kamu inget Falco? Heru kan udah ga balapan lagi sama gengnya Falco. Jarang kan?"

"Jelas inget lah! Dulu Falco kan sering balapan lawan Heru!!! Emang sih sekarang udah ga lagi. Tapi masih inget! Oh... Aku juga tau Jack. Ga aku nyangka, ternyata semua itu temennya kakak!"

"Hahahaa.. Gitu ya."

"IYA... Ishhh... Pokoknya aku ga mau tau, geng kalian harus baikan dan dateng di ACARA PERNIKAHAN AKU! Falco, Jack, dan semuanya! Titik!"

Mau tak mau, Putra hanya mengangguk patuh sambil mengetikkan pesan agar para anggota datang ke rumahnya. Pasti Elena akan menceramahi mereka dan yahhh, seperti biasa. Elena pasti mendapatkan hati mereka semua. Keahlian Elena ya itu! Percayalah, jika perkataan Putra adalah mutlak, kalau Elena, perkataannya adalah keharusan untuk menjadi nyata!

After a BREAK UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang