pertama

29 7 3
                                    

"Virus baru mulai menyebar ke seluruh dunia...bla...bla...bla..." ucap salah seorang reporter di salah satu stasiun TV.

"Penambahan virus di negara China, meningkat drastis selama satu bulan ini." Saat kupindah channel TV lain pun, mereka membahas yang sama. Alhasil aku matikan saja TV tersebut dan mulai beranjak ke kamar.

Ya, karena satu virus yang entah berawal dari mana. Ada yang bilang China, Inggris, Amerika, tetapi tidak ada yang spesifik menjelaskannya. Virus COVID-19 yang mulai memasuki wilayah Indonesia membuat sekolahku diharuskan untuk pulang ke daerahnya masing-masing.

Oh, ya aku bersekolah di sekolah asrama yang akan lulus pada bulan juni nanti, tetapi entah akan diundur atau tidak perihal kelulusanku. Karena pada bulan maret ini saja kita sudah dipulangkan, untungnya aku sudah melaksanakan ujian sekolah.

Sudah hampir satu bulan lebih aku di rumah. Seluruh berita di televisi menayangkan tentang berita COVID-19. Aku sampai muak melihatnya. Aku percaya virus itu ada, tapi terang saja ada sedikit kecurigaanku perihal virus tersebut. Entahlah rasa penasaranku mulai muncul, saat aku melihat suatu postingan di instagram yang menyebutkan bahwa virus COVID-19 adalah konspirasi.

Makan, scroll Instagram, baca wattpad, nonton youtube, baca webtoon, nonton drama korea, fangirl-ingan, tidur, rebahan, tidak lupa sholat dan membaca Al-Qur'an ya, semua sudah kulakukan, dan sekarang aku sampai pada tahap BOSEN, JENUH, CAPEK. Ternyata melakukan itu terus-terusan juga bisa membuat kita bosan ya?

Oke, mungkin ada yang sepemikiran denganku, tetapi memegang handphone juga sudah tidak ada gairah. Seperti hidup dalam film Train to Busan saja. Kalian tahu zombie? Nah itu dia, aku saat ini, makan tanpa gairah, melakukan aktivitas tanpa gairah, tanpa diperbolehkan orang tuaku untuk keluar rumah, sekedar keliling komplek saja tidak boleh. Aduhh, berkali-kali aku mencari rutinitas baru, tetapi malah berujung frustasi.

Esok paginya...

Mamaku sedang pergi keluar, dia menitipkan pesan untuk menjemurkan baju-baju yang sudah dicuci. Aku mengangguk, tanda akan melakukannya nanti. Masih tetap melihat-lihat instagram. Setelah mamaku pergi, aku baru beranjak.

Mengangkut satu ember penuh berisi pakaian keluargaku untuk dijemur disiang hari, karena cuaca panas, itu sudah menjadi rutinitasku tiap pagi.

Saat sedang asik-asik menjemur sembari mendengarkan musik lewat handphone-ku. Seseorang muncul dengan cool-nya. Masha Allah, inilah salah satu makhluk Allah yang terindah. Tetangga sebelah alias teman masa kecilku. Melihat ke arahku secara tiba-tiba. Aku yang masih memandanginya, langsung tersadar dan bersembunyi di antara baju-baju yang sedang kujemur.

Maluuu tiada tara, muka kucel, belum mandi. Ya walaupun dia juga tidak akan peduli sih. Tetapi ya namanya perempuan, hal seperti itu saja sudah membuatnya malu. Kalau tidak salah, dia sempat tersenyum melihatku. Benarkah? Apakah aku salah liat? Aku menepuk mataku sambil berucap, "Astaghfirullah, Aisha.".

Dengan cepat, aku menyelesaikan jemuran bajuku. Dan melihat dahulu, apakah tetanggaku itu sudah masuk rumah atau belum? Takutnya nanti kita berpandangan lagi. Eh. Setelah dipastikan, dia sudah masuk rumah. Aku pun langsung masuk rumah juga.

Di dalam rumah, aku kembali membayangkan senyumnya yang aduhhh...manis ditambah tampan. Loncat-loncat senang, padahal doi cuma lihat aja. Biarlah aku gembira setelah hampir satu bulan, hidupku muram tanpa cahaya, hanya dalam 5 detik, kita bertatapan, seketika ada pelangi yang menerangi hidupku. Benarkan? Kalian juga pernah mengalami apa yang kurasakan? Terutama anak rumahan yang punya doi tetangga sebelah. Ehehehehe.

Aku langsung mengirim pesan kepada sahabatku lewat WhatsApp. Sarah Azalia Oemar.

 Sarah Azalia Oemar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

K

ira-kira begitulah isi pesanku dengan Sarah. Tetapi tiba-tiba...

TING!

Ada sebuah pesan masuk. Aku melihatnya, sebuah nomer tidak dikenal.

+6281322233344
Assalamualaikum...

Otakku mulai bekerja dan mengingat-ingat nomer tersebut.

'Siapa itu? Kenapa dia tau nomerku? Jangan-jangan...? Aduh, Aisha kamu positive thinking aja dulu.' Aku bertengkar dengan diriku di dalam hati sambil terus memandangi nomer asing ini.

-TBC-













HELLO GUYS! AKU COMEBACK NIH DENGAN CERITA BARU DAN TENTU DENGAN GAYAKU. BUAT YANG LAMA, LUPAIN AJA. MASA LALU TIDAK UNTUK DIKENANG YEKAN? SETELAH BERBULAN-BULAN, NGEREM, TERUS ENVY SAMA TEMEN YANG UDAH NULIS BUKU🥺😭😭 PADAHAL KITA PUNYA SATU CITA2 YANG SAMA. JADI PENULIS. DOAIN YA!!SEMOGA NONA ZHAFRAN INI SAMPAI TAMAT DAN JADI NOVEL🥺🥺🥺. AAMIINNN!!! KALO BISA JADI FILM LAH😂😂🤣. JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, AND FOLLOW AKU😍😍. EHEHEHE, CANDA.

NONA ZHAFRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang