#Kamu

1 0 0
                                    

Kelas 3 SMA, menjadi awal perjalanan Nara yang melelahkan. Segala masalah ia lalui di tahun ini, dari yang membuat ia tertawa riang sampai yang membuat ia menangis tersedu sedu, memang ya, hidup itu berat.

Baru Nara bilang hidup itu berat, gerbang sekolah memang sudah menjadi bukti kesialan Nara hari ini. Ia harus jatuh di depan gerbang, di depan sekumpulan siswa yang notabe nya sebanyak itu.

"Narendra, sialan" tentu dalam hati, Nara males ngomong sama orang kayak Narendra.

Nara itu sebenarnya suka Narendra, cuma kelakuan Narendra memang semena mena.
Seperti pagi ini Narendra yang di kejar oleh Jeno tidak sengaja menabrak Nara, tentu saja tubuh gadis itu langsung jatuh terjun ke tanah dengan lutut yang berdarah.

Walau terasa agak sedikit sakit, Nara lebih memilih diam dan tetap melanjutkan perjalananya ke kelas yang terasa panjang.

"Cowok kurang ajar bisa bisanya nabrak gua ampe jatoh tapi gaada minta maaf nya bisa bisanya gua suka ama orang kayak gitu bisa bisanya dia biasa aja saat tiap hari gua perhatiin dia!"

Nara berusaha untuk jalan biasa saja, namun rasanya agak sulit. Akhirnya Nara memutuskan untuk duduk sebentar di koridor lapangan, memang rame tapi murid sekolah Nara ini berisi manusia manusia cuek yang hanya mementingkan materi dan tidak peduli akan sekitar.

Kalo ditanya kenapa Nara suka Naren, sebetulnya Nara juga gatau bedanya suka sama kagum. Naren menurut Nara itu beda, dia memang seenaknya tapi sebenarnya ia cowok yang diam, kalo dirasa perlu dia bakal ngomong, baik banget sama cewek, eits bukan baik yang kayak cowo cowo jaman sekarang Naren itu baiknya beda.

"Ra kamu kenapa?" Suara itu memecah lamunan Nara yang lagi-lagi memikiran Naren.

"Oh tadi jatuh di depan sana," Jawab Nara kepada Ranu

"Sampe gabisa jalan gitu? kok bisa?"
"Ih banyak tanya udah sana sana!"
Usir Nara, Nara gasuka kalau orang banyak tanya dan jawabannya sudah jelas.

"Dih marah, yaudin sini gua bantuin!"

"Dari tadi dong bray," Jawab Nara dengan senyum yang lebar

Tak lama kemudian Ranu dan Nara berjalan bersama menuju kelas, menyusuri koridor yang diisi murid murid yang belalu lalang sambil memerhatikan mereka, memang ya kalau ada sama Ranu pasti Nara jadi pusat perhatian, ga kayak tadi gaada yang perhatiin.

"Makanya Ra gua tau lu tuh orangnya diem, tapi kalo di tabrak ya marah lah Ra! Aneh banget! Lagian si Naren gatau diri banget udah nabrak gaada peduli pedulinya sama lu!" Omel Ranu sepanjang jalan yang tidak ada hentinya, ada aja yang keluar dari mulut nya itu.

"Nu perasaan kita ga deket deket banget, lu ngapaih sih omelin gua, bantuin gua, ngatain Naren gatau diri lagi! Dia ga liat kali Nu," Akhirnya Nara buka suara karena tidak tahan mendengar omelan Ranu. Memang benar apa yang dibilang Nara, Ranu dan dia memang tidak dekat, sekadar teman sekelas yang berbagi jawaban.

"Kalo gua ga bantuin lu jalan ke kelas, nanti lu dibawa ke UKS trus gaada yang bantuin gua ulangan hari ini ra hehehe" cengir Ranu dengan senyumnya yang lebar

"Dih bisa banget!"

———

Narendra, cowok 17 tahun dengan badan tinggi dan tampan, hampir seluruh antero sekolah mengenalnya. Beda jauh dengan Nara, gadis 16 tahun dengan semua yang serba sederhana.
Nara tau sampai kapanpun, Naren gaakan tau bahwa Nara itu ada. Sedih memang, rasa suka Nara kadang menyiksa dirinya, dia harus menahan segala rasa yang ia punya agar Naren tidak mengetahuinya. Nara masih tau diri, mana mungkin Naren dan Nara bisa bersama. Kalau biasanya perumpamaan langit dan bumi, sekarang sudah tidak berlaku lagi. Mereka itu kayak merkurius sama neptunus , benar benar jauh.

"Ren tadi lu nabrak anak orang bego!" Ranu datang dengan ekspresi datar saat bertemu Naren saat arah ingin ke kantin

"Lah engga, kapan?"

"Tadi bego waktu lu main kejar kejaran sama Jeno!"

"Yaelah gasengaja, siapa emang yang kena?"

"Nara kelasan gua,"

"Yauda ntar gua minta maaf,"

"Kasian Nar sampe gabisa jalan, sampe gua bopong,"

"Idih lu kali itumah modus, tapi Nara yang mana?"

"Demiapa ga kenal? Temen kelas 10 lu bego! Udah kelas 12  aja tambah bego!"

"Lebay, dia aja kali yang ga banyak omong ya gua ga kenal lah!"

Lalu mereka berdua melanjutkan perjalanan ke kantin.

—————

HALO HALO JANGAN LUPA LIKE YAH HEHEHE 👍🏻🤩
kenalan dulu ya,
Narendra Abimana Tisha

HALO HALO JANGAN LUPA LIKE YAH HEHEHE 👍🏻🤩kenalan dulu ya, Narendra Abimana Tisha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ranuda Navit Allegra

Ranuda Navit Allegra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Narendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang