H-HAMIL?

53 9 0
                                    

"Harus sama dia ya Je?" Yuta sangat kesal dengan Jeje saat ini, bisa bisanya dia membohongi dirinya. Bilangnya mau berjumpa dengan Kunta, nyatanya jalan dengan Doy mantannya, sedangkan dirinya hanya berkutat dengan pekerjaan yang menumpuk.

"Aku bosen yang.. itu aja.." Jeje menjawab, bibirnya bergetar karena takut dengan tatapan Yuta yang sudah.. aaawwrrrh.

"YA TAPI APA HARUS SAMA DIA, JEJE!"

"Kamu kok bentak aku?!"

"IYA AKU MARAH SAMA KAMU! AKU DISINI PUSING KERJA, KAMU ENAK ENAKAN JALAN SAMA MANTAN!"

"Tapi dia..."

"Serah! Aku cape ngomong sama anak kecil kaya kamu gini! Bentar lagi nangis ngadu kakaknya, ngadu mantannya, serah Je serah!"

Yuta membanting pintu kamarnya kencang dan meninggalkan Jeje disana sendirian. Jeje akui dia juga salah, seharusnya dia tidak pergi dengan Doy begitu saja.

"Hallo?"

"Mih, ini Jeje."

"Iya Jeje mamih tau, kamu dimana sekarang?"

"Di apartemen Yuta. Jeje kangen sama mamih, Jeje mau jadi anak kecil Mamih lagi".

"Jeje, ada apa?"

"Engga papa mih, itu kayanya ada suara Daddy ya? Kalo gitu udah dulu ya mih, nanti Jeje kabarin lagi. Love you".

Jeje termenung sendiri di kamar, tidak berani keluar kamar, tidak berani menatap Yuta yang sedang marah kepadanya.

Perutnya lapar padahal, namun dia enggan turun ke bawah.

"Kalo go food nanti pasti Yuta yang nganter juga, males ah!"

Akhirnya yang Jeje bisa lakukan hanyalah tidur, ya semoga aja bisa jadi obat laparnya dia.

-Pagi, Jakarta-

Yuta akhirnya memasuki kamar Jeje, semalam mereka tidak tidur se ranjang, Yuta memilih tidur di ruang kerjanya sedangkan Jeje sama sekali tidak keluar, dia hanya ganti baju mandi lalu memilih tidur lagi.

"Bangun.." Yuta menggoncangkan tubuh Jeje, namun ada yang aneh pada muka Jeje, dia terlihat pucat.

Yuta meletakkan punggung tangannya di dahi Jeje, panas sekali.

"Lo sakit, Je!"

"Jeje bangun.. sayang bangun!"

Jeje pun membuka matanya, meringis yang dia rasakan pusing mual , bahkan wajah Yuta yang berada tepat di depan mukanya pun mengeblur.

"Pusing banget." Rengek Jeje

"Lo sakit! Badan lo panas banget! Yuk bangun, kita kerumah sakit ya".

"Eng-gaaak. Aku gak mau kemana-mana kalo gak sama kamu, aku takut."

Yuta memutar bolanya malas, "Iya Jeje sama gue. Ayoo kita ke dokter"

"Hoeek.. hoek!" Jeje berlari ke wastafel,

"Je... Lo udah minum pil yang biasa lo minum?" Tanya Yuta pelan,

Jeje mengingat, "Belum. Aku lupa gak minta sama Kak Anna, Yut... Kalo aku hamil gimana?"

Yuta tersenyum, "Gue tanggung jawab, makanya buat mastiin ayok kita ke dokter".

"Tapi aku takut.".

"Ke dokter takut, jalan sama Doy ga takut tuh!" Sindir Yuta.

"Issh! Oke, turun dulu. 15 menit lagi aku keluar".

-Rumah Sakit-

"Wah selamat ya Pak, Bu, sebentar lagi kalian akan menjadi orang tua. Usia kandungan Ibu sudah 4 minggu".

"Hah?"

Begitu kata dokter, kini keduanya tengah duduk di mobil, Jeje memandangi pemandangan liar di sana, sedangkan Yuta yang sedang mengemudi sedari tadi memperhatikan Jeje,

"Nyetir yang bener kalo kamu mau anak kamu tumbuh!"

Yuta pun menurut sampai mereka tiba di apartemen.

"Udah tau kan, aku hamil terus mau gimana?"

"Ngga gimana gimana, besok kita ke rumah Daddy. Gue tanggung jawab".

"Kamu ga minta aku buat gugurin kandungan ini sama apa yang kamu pinta ke mantan-mantan kamu kan?"

Yuta menoleh, "Engga. Gue serius sama lo, makanya jangan bandel."

"Tapi aku takut sama Daddy, gimana kalo Daddy ga nerima anak aku?"

"Kita coba dulu ya Je".

"Aku mau telfon Kak Tata, boleh gak?"

Yuta mengangguk. "Pasti lo mau bilang ke dia soal ini kan? Mending ketemu langsung aja, gue juga mau minta restu sama kakak-kakak lo".

 "Pasti lo mau bilang ke dia soal ini kan? Mending ketemu langsung aja, gue juga mau minta restu sama kakak-kakak lo"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bismillah, menuju Daddy Yuta.
Wkwkwkwkwk.

Masih lancar puasanya?

I Like Ur Lips!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang