Pemandangan empat sekawan itu seperti ternodai, mereka duduk ditaman kampus. Rangkul merangkul. Itu yang sekarang mereka sedang amati.

"Maksudnya apa Rish?" Tanya Catra.

"HAH? jadi Daniaz itu yang dimaksud Vina tadi. Gila" ucap Ayyara yang kaget gadis itu sekarang tak bisa percaya dengan kelakuan manusia pada saat ini.

"Sa" panggil Ayyara yang melihat wajah Arsa mengencang.

"Stop, jangan pegang gue" Arsa ssperti susah untuk bisa menerima semua ini.

"So the show must go on, udah ayo cabut" ucap Irish dengan santai sambil berdiri dan mulai melangkah, Ayyara setuju dengan ucapan Irish pun langsung mengikuti langkah Irish.

"Sarap nih cewek" Catra yang tak bisa mengedalikan emosinya langsung berjalan lebih cepat daei Ayyara dan Irish.

"Move on tuh susah ya?" Celetuk Ayyara, Irish yang berjalan disebelahnya hanya bisa tertawa pikir gadis itu betapa lucunya dan beracunnya dunia ini.

"Gak ada mangsa yang lain? Harus banget Daniaz?" Lanjut Ayyara yang masih terus berpikir.

"Gausah di bahas nanti dua cowok yang sama kita bakalan jadi iblis kalo lo bahas terus" ucap Irish sambil tertawa lepas, Ayyara yang melihatnya bingung bagaimana bisa gadis itu tertawa padahal Abimayu dulunya sosok terpenting dihidupnya.

"Kok lo bisa move on sih Rish?" Kedua kaki Ayyara sekarang sudah memasuki koridor kampus dan Arsa berjalan jauh dibelakang kedua gadis itu sedangkan Catra pergi entah kemana.

"Healing"

"Gimana caranya? Gue udah nyoba bertahun-tahun tapi tetep kalo sosok itu datang healing gue kayak jadi sia-sia" Irish sudah tau maksud Ayyara ini untuk siapa.

"Ya, Healing itu bukan berarti lo harus ngapus semua perasaan buat orang yang udah pernah ngelukain lo, healing itu disaat lo udah terima dengan lapang dada dengan semua perasaan yang lo rasa mau jelek atau baik tanpa lo harus maki diri lo sendiri"

Mata Ayyara berbinar seperti tak percaya bahwa yang mengatakan hal itu adalah Irish gadis yang paling tak pernah perduli dengan dunia, menurut Ayyara gadis utu seperti selalu mengatakan Persetan Dunia di setiap prilakunya.

"Dan lo udah bisa terima?"

"Ya cepat atau lambat gue harus terima, gue mau dia seneng dan yang penting adalah gue mau diri gue seneng"

"Tapi lo jauh dari dia?"

"Lo harus bedain Ya, lo beneran sayang sama dia atau emang lo ga mau kesepian aja"

"Maksud lo?"

"Kadang lo gak mau lepas dari dia karena lo takut nanti kalo lo sendiri gimana? Karena udah terbiasa ada sosok dia di hidup lo terus seketika hilang gitu aja"

Tak sadar percakapan panjang itu telah membawa kedua gadis itu sampai ke parkiran mobil kampus. Namun Ayyara masih berpikir tentang setiap kata yang Irish keluarkan.

"Catra mana?" ucap Arsa.

"Gak tau" ucap Ayyara yang langsung melihat ke sekeklilingnya.

"Tuh lagi nyebat" Irish menunjuk kearah mobil Catra dan terlihat pria berkulit putih itu sedang merokok. Matanya sendu seperti sangat kecewa.

"Gue samper dia dulu aja, lo sama mobil Arsa aja" perintah Irish kepada Ayyara dan di iyakan oleh gadis cantik itu.

Irish berjalan menuju ke tempat Catra berdiri. Gadis itu mengangkat satu alisnya sambil memperlihatkan ekspresi wajah bertanya. Catra langsung menatap gadis itu dengan tajam. Emosi. Itu yang sekarang sedang Catra rasakan.

ABOUT US  (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang