Matahari telah tergantikan oleh sang rembulan. Setelah mengantarkan Dyra selamat sampai tujuan, Aksa bergegas pulang ke rumahnya, mandi lalu merebahkan diri pada kasur kesayangannya. Bunyi notifikasi pada ponsel membuat ia membatalkan niatnya untuk tidur lebih cepat malam ini.
From Dyra to Aksa
Aksa, besok Lo pergi ke sekolah sama siapa? Gue ikut nebeng sama Lo boleh gak?
From Aksa to Dyra
Ok, besok gue jemput jam set 7.
Percakapan mereka pun berhenti sampai sana. Tidak ada kelanjutan setelahnya.
Keesokan harinya, sesuai janji, Aksa menjemput Dyra. Terlihat Dyra telah menunggunya sembari memainkan ponsel. Melihat Aksa yang sudah berada di depannya, Dyra langsung menaiki motor Aksa tanpa basa basi.
"Udah, Ra?" Aksa memastikan Dyra sudah naik.
"Udah, Sa. Ayo jalan!"
Aksa pun menjalankan motornya, membelah jalanan. Tak butuh waktu lama, mereka sampai di parkiran sekolah tercintanya. Kemudian, Aksa memarkirkan motornya, lalu mereka berjalan bersama ke kelas.
Di dalam kelas, sudah ada Daren yang tengah menunggu Aksa.
"Sa, lama banget sih?! Gue mau ngomong sesuatu nih!" ujar Daren tak sengaja melihat seseorang di samping Aksa, "Pantes aja lu lama, Sa. Bareng sama babi ngepet ini toh."
"Mohon maaf nih, mulutnya bisa dijaga nggak? Ini masih pagi loh, jangan ngajak ribut!" ucap Dyra yang kemudian duduk di tempatnya.
Aksa yang sudah biasa dengan sikap keduanya memutuskan untuk segera duduk pada kursi di sebelah Daren. Menyandarkan badannya lalu melihat sekeliling kelas dan berakhir dengan menatap ke arah Daren.
Seolah tau arti tatapan itu, Daren kemudian berniat menjelaskan apa yang ingin ia sampaikan tadi, mengingat itu ia pun tersenyum-senyum sendiri.
"Menurut gue nih ya, kayaknya Bu Dila bakal jadi wali kelas kita, mengganti Bu Atik yang udah pensiun." Daren membuat rumor yang sangat sulit dipercaya oleh Aksa.
"Bener gak lo? Nanti hoax, PHP!" ujar Aksa tak percaya pada ucapan Daren.
"Tunggu aja, Sa. Gue yakin Bu Dila bakal jadi wali kelas kita!" ucap Daren percaya diri.
Aksa hanya menganggukkan kepala, merespon perkataan dari Daren meskipun ia agak ragu dengannya.
"Kantin kuy, gue laper, tadi pagi belum sarapan," ajak Aksa seraya bangkit dari kursinya, berjalan terlebih dahulu tanpa menunggu jawaban Daren.
"Kuy lah, masa enggak!" ucap Daren mengikuti Aksa dibelakangnya.
•••
Tak butuh waktu lama, keduanya sampai di kantin. Mereka tak sengaja menangkap sosok Elang di ujung pojok meja kantin, dengan cepat Aksa dan Daren menghampirinya.
"Eh, Lang! lagi makan bro?" sapa Daren seraya mendekati Elang.
"Enggak, Ren. Ini gua lagi renovasi sekolah." sahut Elang memutar bola matanya malas.
"Lang, Lang, bercanda lo gak lucu, Lang... Bapak lo nonton Lang..." ujar Daren setelah ia duduk pada kursi di sebelah Elang kemudian mengambil kerupuk di depannya.
Elang yang melihat itu mendelik tak suka pada Daren, kerupuk itu tinggal tersisa satu dan dengan tidak tahu diri Daren memakannya.
Aksa hanya tersenyum tipis, mengerti kekesalan sahabatnya itu, "Udahlah, gue mau pesen makanan, Lo mau nitip apa Ren?" tanya Aksa pada Daren.
KAMU SEDANG MEMBACA
renjana
Teen FictionSebuah kisah sederhana yang menceritakan tentang kehidupan beberapa orang remaja, tiga diantaranya terjebak dengan yang namanya cinta. Jihan Kayla dan Claretta Dyra, keduanya saling memperjuangkan apa yang menjadi ambisi mereka, menyukai orang yang...