satu

45 12 29
                                    

Terdengar suara riuh dari sebuah ruangan, tepatnya ruang kelas 11 MIPA 3. Aksa Mahendra baru saja sampai di kelas tersebut, kemudian mengamati setiap sudutnya lalu menemukan beberapa teman dekatnya di pojok kanan ruang kelas.

Hari ini adalah hari pertama Aksa dan yang lainnya kembali bersekolah di sana setelah libur panjang telah usai. Aksa melangkahkan kakinya mendekat ke arah Wishaka Daren, atau biasa dipanggil Daren, lalu menduduki kursi yang ada di sebelahnya.

"Gimana liburan lo, Sa?" tanya Daren melihat Aksa duduk di sebelahnya.

"Biasa aja, gak ada yang spesial," jawab Aksa santai.

Daren mengangkat bahunya acuh, "kirain lo ketemu yang seger-seger gitu, misalnya."

"Yang seger-seger kayak Bu Dila?" bisik Aksa pelan, mengingat guru tersebut adalah guru kesenian baru yang masih muda, sangat cantik dan yang paling penting masih belum memiliki pasangan.

"Sialan lo," sahut Daren seraya menonjok pelan bahu Aksa, lalu keduanya tertawa bersama.

"Asik banget yang lagi berduaan, nggak takut dikira belok, apa?" ujar Elang yang berada dibelakang mereka. Aksa dan Daren dengan kompak menatap tajam kearahnya.

Elang yang ditatap seperti itu hanya menggaruk kepalanya kikuk, "Apa sih anjir, gue kan cuma nanya."

"Anjing lo, gue masih normal!" jawab Daren.

"Ehh, gimana kalo pulang sekolah kita nongkrong dulu, tempat biasa," ajak Elang pada kedua temannya itu.

"Ayo! Gue ajak yang lain juga deh biar nambah seru," sahut Daren menyanggupi.

Aksa hanya mengangguk, menyetujui ucapan Daren. melihat itu Daren segera bangkit dari kursinya, berjalan ke meja Kanaya, di sana juga ada Jihan, Elvina dan Adit, pacar Kanaya. Ia mengajak mereka untuk nongkrong sepulang sekolah nanti.

Bel pulang sekolah sudah terdengar beberapa menit yang lalu, kini Aksa, Elang, Daren, Kanaya, Adit, Jihan, Dyra dan Elvina berada di  parkiran, mereka tengah bersiap untuk berangkat ke tongkrongan mereka.

"El, ayo naik lo bareng sama gue," Ujar Elang seraya menatap ke arah Elvina.

"Gue sama lo aja deh Ren, males banget kalo sama dia'" ucap Elvina.

Daren yang mendengar itu segera melihat ke arah Elvina, "Sorry El, gue bareng Jihan, tadi udah janjian soalnya."

Dengan malas Elvina menaiki motor Elang, sedikit menjaga jarak duduknya dengan punggung Elang.

"Tunggu dulu, gue sama siapa?" tanya Dyra melihat semua teman-temannya sudah menaiki motor masing-masing, Daren-Jihan, Elang-Elvina dan Kanaya pastinya dengan pacarnya, Adit.

"Lo pulang aja sana, lagian perasaan gue nggak ngajak lo tadi," ujar Daren sinis.

"Santai aja dong, gak usah sinis! Lagian gue diajak Aksa tadi," ucap Dyra tidak terima. Memang saat Daren mengajak yang lain, ia sedang berada di toilet, lalu istirahat tadi Aksa mengajaknya ikut dengan mereka.

"Halah, ngada-ngada lo, mana mau Aksa ngajak lo!" balas Daren memandang tak suka pada Dyra.

"Lo ngajak ribut hah!" Dyra bersiap maju berjalan ke arah Daren.

Aksa menarik tangan Dyra, "Udah, lo bareng gue aja!" ujarnya yang kemudian mengajaknya ke atas motornya.

"Cih! kesenengan dia," bisik Daren pelan.

Satu-persatu dari mereka mulai meninggalkan tempat parkir, melaju memenuhi jalanan.

Tempat yang menjadi tongkrongan mereka tidak terlalu jauh dari sekolah, tempatnya pun tidak terlalu luas namun nyaman untuk dikunjungi. Hari ini tidak banyak pengunjung di sana, hal itu tentunya menjadi nilai plus bagi Aksa dan temannya.

Sesampainya ditujuan, mereka langsung memesan minuman dan sedikit makanan ringan untuk menemani mereka, lalu duduk di salah satu meja yang ada di sana.

"Rasanya udah lama kita nggak nongkrong, ngumpul-ngumpul kayak gini," ujar Jihan memulai pembicaraan.

"Bener banget, selama libur sekolah kita nggak ada ketemu satu sama lain, kangen banget gue sama kalian," Elvina menimpali ucapan Jihan.

"Iya El, gue juga kangen kamu ko," sahut Elang yang mendapat tatapan sinis dari Elvina.

"Gue sih kangennya sama bebep Adit," ucap Kanaya seraya mengasongkan kentang goreng pada Adit.

"Huwek! Bukannya kalian main terus ya?" tanya Dyra sedikit geli dengan ucapan Kanaya.

"Jomblo mana paham, ya kan sayang?" jawab Kanaya santai.

"Iya sayang, dia jomblo jadi mana paham," Adit mengiyakan ucapan pacarnya.

"Tau tuh, lo kan jomblo dari lahir, mana paham yang begituan," ujar Daren.

Kesal dengan ucapan ketiganya, Dyra hanya bisa diam, meminum minumannya agar meredakan sedikit kekesalannya.

"By the way, gimana liburan kalian? Seru gak?" Jihan menatap satu-persatu dari mereka, seolah meminta jawabannya dengan cepat.

"Gue sih biasa aja," Aksa menjawab pertanyaan dari Jihan. "Nggak ada yang menarik, sama seperti hari-hari biasanya," lanjutnya.

"Iya lah gak menarik, orang nggak ada gue Sa!" ujar Dyra percaya diri.

"Pede banget lo, dikira Aksa mau apa sama modelan kayak lo?" sinis Daren.

"Kalian kenapa sih, ribut Mulu perasaan," timpal Elvina, jengah akan keduanya.

"Gak tau tuh, dia sinis mulu sama gue, heran seakan-akan gue selalu salah aja di mata dia," jawab Dyra menunjuk Daren dengan dagunya.

"Lo emang selalu salah," ucap Daren.

"Sekali lagi kalian ribut, gue doain kalian jodoh," ancam Aksa.

"NAJIS!!" ujar Daren dan Dyra berbarengan yang kemudian terdiam, tak ada yang bersuara. Hal itu membuat Aksa terkekeh pelan. Aksa pun meminum minuman yang tadi ia pesan, merasakan kombinasi yang tercipta di dalamnya.

"Kan, lo sama Adit udah berapa lama sih?" Elang menatap Kanaya dan Adit secara bergantian, mencoba mencari topik lain.

"1 tahun lebih, ada lah ya," jawab Adit.

"Iyaa 1 tahun lebih 2 bulan tepatnya, kenapa emangnya? Lo mau pacaran juga?" sahut Kanaya.

Elang hanya mengangguk-anggukkan kepalanya paham seraya memikirkan sesuatu.

"Gaya lo, kayak ada yang mau aja sama lo," timpal Daren sedikit nyinyir.

"Ada lah, tuh si Elvina, siapa lagi?" ujar Elang dengan sangat percaya dirinya.

"Hah? Gue? Suka sama lo? Mending gua jadi lesbi aja sama si Dyra!" pekik Elvina menentangnya.

"Aamiin, semoga beneran jodoh ya, Elvin!" Daren bahagia mendengar perkataan Elvina.

"Najis banget anjir lo! Kayak gak ada orang lain aja! Dan juga lo, Ren, suka banget ya gue diginiin?" Dyra kesal.

"Emang!" ujar Daren

"Udah lah, kita video call Zea aja gimana? Masa gak kangen dia. Mau gak?" Tanpa menunggu jawaban mereka, ia langsung menelepon Zea. Tak lama, ia tersambung dengan Zea.

"Hai, Jihan!!" Zea teriak kegirangan. "Eh, lo lagi dimana, Han? Di tongkrongan biasa?"

"Iya nih, bareng yang lainnya. Say hi dong guys!" Jihan memperlihatkan wajah yang lainnya. Kemudian mereka mengobrol dengan asyiknya.

Tak terasa hari sudah semakin sore, mereka terlalu larut dalam obrolan ringan, melupakan waktu yang terus berjalan. Karena sudah terlalu larut, Aksa mengajak semua temannya untuk pulang ke rumah masing-masing. Dia juga mengantarkan Dyra ke rumahnya.

"Makasih ya Sa, maaf nih jadi ngerepotin, mau mampir dulu nggak?" ujar Dyra turun dari motor Aksa.

"Nggak usah deh Ra, salam aja buat keluarga lo," tolak Aksa.

Dyra hanya mengangguk, "yaudah, kalo gitu hati-hati di jalan ya Sa" lanjut Dyra.

"Iya, gue pulang ya, dah." Aksa pun pulang ke rumahnya.

renjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang