PROLOGUE

61 13 30
                                    

"Kim So-Eun"
POV

"PRANG!!!"

Di tengah malam, aku terbangun

"Cih, suara itu lagi," batinku, sudah bosan mendengar suara berisik seperti itu setiap malam.

Aku menyibakkan selimutku, berjalan kearah pintu. Perlahan ku dekatkan daun telingaku ke pintu dan mulai menyimak.

Samar-samar terdengar sesuatu.

"Dasar, kau memang bukan istri idaman! Seharusnya, dari awal aku menikahi nyonya Lim saja bukannya kau!"

Sesaat terdengar jelas suara tamparan. Tak lama jeritan seorang wanita tanpa dosa. Menjerit kesakitan.

Aku yang mendengar itu hanya bisa tersenyum miris.

"Huh... Sepertinya aku sudah berada di ujung titik kelelahan ku," batinku, lagi.

....





"Hwang Yunji"
POV

07.30 WKS

Tap... Tap... Tap...

Langkah kakiku menggema, menyelimuti koridor sekolah yang sudah mulai ramai dengan murid"nya.

"Semoga hari ini tidak__" monolog ku terputus.

Tiba-tiba...

"BUAKKK!"
Tubuhku terhuyung. Barusan... Apa, tadi barusan?! Bola basket terpaku di sebelah kakiku. Aku... Baru saja...

Respon semua orang tertawa.
"Bwahahahaha!"

"Jangan, lagi..." Batinku lirih.

Seorang lelaki tinggi dengan wajah angkuh menoyor jidadku. Membuatku merasa sangat pusing.
Aku terdiam, menahan sesuatu yang hampir jatuh.

"Seharusnya, tempatmu bukan disini anak yatim piatu! Tempatmu itu di..." Lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajahku yang sudah mulai menunduk.
"Di... PANTI ASUHAN!!!" Lanjutnya. Dia menekankan kalimat akhirnya itu.

Tanpa perlu di komando lagi, koridor pun penuh dengan tawa. Tawa yang jahat dan menyakitkan. Tanpa kusadari, sesuatu jatuh.

"Bodoh... Jangan menangis..." Lirihku.

....


"Cho Yerin"
POV

"Ayah! Sudah cukup!"

Di tengah malam yang gelap, aku berteriak sambil mencucurkan air mata.
Di sampingku, terduduk seorang wanita yang sudah tidak berdaya. Rambutnya acak-acakan. Wajah dan matanya pun memerah.

"Hahaha! Dasar perempuan lemah! Kalian semua memang tidak berguna! Lalu kau tidak bisa melawan aku, maka tidak usah sok jadi pahlawan!" Lelaki yang kusebut ayah itu, berteriak sambil memegang botol bekas alkohol yang di minumnya.

Di meja dan sofa ruang tamu sudah berderet botol" bekas alkohol yang sudah lama tidak dibuang.

"Ayah, sadar! Jangan jadi gila seperti ini, Ayah!!!"

"PLAAKK!!!"

"Apa, kau bilang?! Gila?! Kau yang gila! Sudahlah, daripada aku meladeni bocah yang tak tahu malu sepertimu lebih baik aku bunuh saja wanita tua yang lemah ini!"

Lelaki itu dengan cepat memecahkan botol alkohol itu dan langsung mengarahkannya pada Ibu.

"Ayah! Jangan!"

Dan...




Satu...





Dua...







Tiga...











"JLEB!!!"

Percikan cairan merah membasahi wajahku. Baju kemeja putih yang Ayah kenakan sudah bersimbah oleh darah.

Cairan merah di wajahku perlahan mengalir di pipiku, bersamaan dengan air mataku yang jatuh.

"Ibu..."


~~~~~••••~~~~~

PROLOGUE END...

INI HANYA CERITA FIKSI... MOHON PENGERTIANNYA... JIKA ADA KESAMAAN NAMA, ALUR CERITA DALAM CERITA INI MOHON DI MAAFKAN...

CERITA INI TELAH DI BUAT SEJAK TANGGAL: 23-01-21

DAN DI SELESAIKAN PADA TANGGAL: 20-02-21

JANGAN LUPA UNTUK VOMENT...:)

~HAPPY READING~

awanfd_

BROKEN ||3Friend's|| [ONGoing^]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang