3 - Buckbeak

1.4K 189 16
                                    

Y/n POV

Kelas Divination selesai. Bel pergantian jam pelajaran berbunyi.

Aku berjalan bersama Hermione dibelakang Ron dan Harry menuju gubuk Hagrid.

"Kalian tidak berpikir Grim itu ada kaitannya dengan.." kata Ron yang tiba-tiba melihatku.

"Sirius Black?" tanyaku.

"Bagaimana kau tahu kita membicarakan nya??" tanya Harry.

"Aku hanya menebak. Ada apa?" jawabku.

"Ah tidak." ujar Harry singkat.

"Yang benar saja, Ron. Menurutku, Ramalan adalah ilmu yang sangat tak jelas. Namun, Rune Kuno, itu adalah mata pelajaran yang menarik." jelas Hermione.

"Tepatnya, berapa banyak kelas yang kau ambil semester ini?" tanya Ron heran.

"Cukup banyak." jawab Hermione membuat aku tersenyum padanya.

Dia memasang wajah 'apa' diwajahnya dengan mengangkat alisnya padaku.

"Tunggu dulu. Itu tidak mungkin. Rune Kuno berada di waktu yang sama dengan Ramalan. Kau harus berada di dua kelas sekaligus." lanjut Ron dengan heran.

"Jangan konyol, Ron. Bagaimana seseorang bisa berada di dua kelas sekaligus? Perluas pikiran kalian." kata Hermione mendahului mereka berjalan bersamaku.

"Gunakan Penglihatan kalian untuk melihat masa depan." lanjut Hermione meniru Prof. Trelawney dengan tawa.

"Time Turner, huh." kataku menyeringai pada Hermione.

"Bagaimana kau bisa??" ujar Hermione menatapku tak percaya.

"Aku tak sebodoh mereka, Granger." jawabku tersenyum.

"Ouh, ok. Aku tak akan menyamakanmu lagi dengan mereka." kata Hermione tersenyum melihatku.

♪~('ε` )


"Bagus."

"Ayolah"

"Lebih dekat." ajak Hagrid, tepatnya Prof. Hagrid.

"Kurangi berbicara, jika kalian tak keberatan. Aku punya hadiah besar untuk kalian hari ini. Pelajaran yang bagus. Jadi, ikuti aku."

Kami semua berjalan mengikuti Hagrid menuju hutan.

"Baiklah, semuanya. Kurangi berbicara. Bentuklah kelompok di sana. Lalu buka buku kalian di halaman 49." jelas Hagrid.

Seseorang menarikku kebelakang.

"Sh*t" ucapku spontan.

"Languange" jawab anak laki-laki silver-blonde.

Sebelum aku berbicara, dia berkata hal lain.

"Bagaimana cara kita membuka bukunya?" tanya anak laki-laki berjubah Slytherin itu.

"Usap tulang bukunya, tentu saja. Astaga." jawab Hagrid.

Murid lain mulai membuka buku itu dengan mengusap punggungnya.

"Apa masalah mu?" aku berkata sinis padanya.

"Kau masalahku." jawab anak laki-laki itu.

"What th.." Hermione menarik tanganku sebelum aku selesai bicara.

"Jangan pernah berbicara dengan makhluk itu, y/n." kata Hermione.

"Siapa dia?" tanyaku menyilangkan tangan.

"Malfoy." jawab Hermione singkat.

"Jadi dia orang kaya yang disebutkan Susan." kataku tersenyum tipis.

Thunderbird Queen || Harry Potter Various x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang