🕊️AMETAWIN🕊️

1.9K 56 0
                                    

Bright anak fakultas ekonomi di Universitas Indonesia, hidup seorang diri, ralat berdua dengan Ame kucing kesayangannya di rumah sederhana  pembelian orang tuanya. Ya, Bright lebih memilih hidup tanpa jangkauan orang tuanya.
Katanya biar dia lebih mandiri.

Orang tuanya tinggal di kota yang berbeda dengannya, sesekali ayah ibunya juga akan menyempatkan waktunya untuk berkunjung ke kediaman anak semata wayangnya.

The time.

Sore ini Bright baru saja pulang dari kampus nya, dan melihat pintu depan rumahnya terbuka sedikit. Bright berpikir tidak mungkin orang tuanya, karena tidak ada mobil yang terparkir di halaman depan rumah. Lantas dia berjalan dengan cepat ke dalam rumah, takutnya ada orang sembarangan yang masuk ke rumahnya.

Setelah Bright masuk dan mengecek seisi rumahnya, dia lantas di kejutkan dengan Ame kucing peliharaannya yang hilang entah kemana, dia sudah mencari keseluruh ruangan - ruangan tempat biasa Ame bermain bahkan halaman luar pun tidak ditemukan keberadaan nya, hingga terbesit tempat yang belum dia cari keberadaan nya.

"Apa Ame ada dihalaman belakang ya?." Gumam Bright. Ya, pasti dia ada disana pikirnya.

Bright berjalan tergesa ke arah halaman belakang rumahnya, dia amat sangat takut kucingnya itu hilang atau dibawa oleh orang asing.
Bright begitu menyayangi kucingnya atau lebih tepat Ame-nya.

Ketika dia sampai dihalaman belakang rumahnya dia tidak menemukan Ame dimana pun.

"Ame!! pushh pushh. Ame kau dimana." Teriaknya nyaring.

Bright berjalan kesana kemari sambil menengok ke segala arah hingga matanya menangkap sosok pemuda berhoodie putih yang sedang berjongkok membelakanginya.

Bright berjalan pelan mendekati sosok itu, takutnya dia orang asing yang sudah menyebabkan kucing kesayangannya hilang.
Lantas dia berhenti satu meter di belakang pemuda berhoodie itu.

"Hei kau! Sedang apa disana? Dimana kucingku! Dan, dan siapa kau? Mengapa kau ada dihalaman belakang rumahku?."

Satu persatu pertanyaan Bright lontarkan kepada pemuda itu tapi satupun pertanyaan Bright tidak diindahkan olehnya. Karena kesal pertanyaannya tidak dijawab, Bright lantas bejalan mendekat ke arahnya.

"Hei! Lihat aku, aku bertanya kepadamu siapa kau dan dima-". Bright berhenti berbicara ketika sepasang mata bulat kecoklatan dan indah milik pemuda dihadapannya menatap dirinya sambil mengelus kepala kucing peliharaannya, wajahnya yang manis mampu membuat dirinya terpaku beberapa saat.

Ada perasaan tenang ketika melihat manik indahnya, seperti air jernih yang mengalir tanpa beban. Bahkan fokusnya yang tadi ketar-ketir mencari Ame hilang seketika.

"Hai, aku Metawin!". pria bernama Metawin pun berdiri dihadapannya dan memperkenalkan dirinya  dengan raut wajah ceria seperti anak TK yang sedang memperkenalkan diri kesemua temannya, dan jangan lupakan senyum yang memperlihatkan gigi kelinci nya yang menyembul manis dan pipi yang memerah alami. Argghh kenapa ada pria manis tampan dan cantik disaat bersamaan seperti dia. Rutuk Bright dalam hati.

"Sial, dia sangat manis." Ucap Bright tanpa sadar.

Bright terdiam cukup lama hingga suara Ame kucingnya membuat dia tersadar dari keterdiamannya. Lantas Metawin pun berdehem sambil menggendong Ame.

"Uhm, sebelumnya maaf kalo aku lancang masuk kedalam rumah kamu. Tadinya aku lihat kucing kamu ada di halaman depan sedang kesusahan karena kalungnya kegigit oleh dia sendiri, karena aku gak tega lihat kucing kamu kesusahan akhirnya aku coba jalan ke arah dia supaya aku bisa nolong benerin kalungnya, tapi dia malah lari kedalam, dan karena aku pikir rumahnya gak ada siapa-siapa jadi aku ikuti kucing kamu dan aku berakhir disini. Hehe." Jelasnya panjang lebar dan diakhiri dengan ketawa kikuk.

"Maaf karena aku gak sopan masuk ke rumah kamu, tapi aku berani sumpah kalo aku gak ada sedikit pun ingin berniat jahat." Lanjutnya lantas menunduk. Karena sedari tadi tidak ada respon dari Bright.

Bright yang sedari tadi menatap nya tanpa berkata apapun lantas tersadar. Bright berfikir bahwa Metawin memang berniat baik menolong kucingnya.

Bright berdehem sebentar.

"Gakpapa. Terimakasih karena sudah menolong kucing ku, dan maaf sudah berpikiran yang tidak-tidak tentang mu." Ucap Bright lantas mengambil Ame dari gendongan nya.

Bright mengulurkan tangannya kehadapan Metawin.

"Bright."

Metawin pun tersenyum dan menyambut uluran tangan Bright "Metawin." Ucapnya.

Sekali lagi Bright terpaku karena melihat senyum indah Metawin. Bright sampai tak sadar tangannya masih belum ia lepaskan dari Metawin.

Setelah Bright tersadar dari ketidaksadaran nya, ia segera melepaskan tangannya dari Metawin dan langsung mengalihkan pandangannya.

Metawin berdehem. "Jadi ini rumahmu?" Tanya Metawin

"Ya ini rumahku, aku tinggal disini sendri. Ah, lebih tepat nya berdua dengan kucing kesayangan ku Ame." Jawab Bright. "Kamu, tinggal dimana?" Lanjutnya.

"Oh aku tinggal di sebelah rumah kamu." Jawabnya dengan tak menghilangkan senyum nya sedari tadi.

"Serius? Aku gak pernah lihat kamu."
Bright bingung kenapa ia tak pernah melihat Metawin padahal dirinya selalu keluar bersama kucingnya untuk sekedar berjalan-jalan.

Metawin tertawa kecil. "Aku baru menempati nya lagi setelah aku pulang dari rumah nenekku."

"Ohh pantes aja aku gak pernah lihat kamu." Ucap Bright mengangguk-anggukan kepalanya. "kalo gitu ayo masuk, kita ngobrol di dalam rumah mau kan?." lanjut Bright menawarkan Metawin untuk mengobrol dengannya.

"Um, emangnya boleh ya."

"Ya boleh lah, dan sebagai ucapan makasih karena kamu udah nolongin Ame nanti aku traktir kamu batagor mang iman di ujung jalan sana, mau kan?."

"Hah beneran??."

"Iya Metawin. Oh iya, aku lupa ngenalin kucing aku ke kamu, kenalin nih kucing aku namanya Ame."

"Hai Ame, aku Metawin." Sapa Metawin sembari melambai-lambaikan tangannya.

"Nama kalian kalo dipikir-pikir agak cocok juga ya, Ame dan Metawin. Kalo disambungin jadi AMETAWIN."

Mereka  berdua pun tertawa mendengar nama sambungan itu, dan masuk ke dalam rumah bersama dan beriringan.

Hari-hari berikutnya pun mereka seringkali bertemu setiap harinya dan menghabiskan waktu dengan makan batagor berdua atau bahkan menonton film di rumah Bright.

Tanpa keduanya ketahui, mereka memendam rasa satu sama lain.

Thankyou><

Thankyou><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ONESHOT BRIGHTWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang