0.3

7 1 0
                                    

"Lo harus lawan anak Savasco. Satu orang aja kok, tapi ya ruginya lo perempuan. Bisa kan Alyla?" kata Morgas sambil merengkuh pinggang Lyla

Lyla menatap Morgas benci. Tidak tau apa tujuan dari laki laki itu menyuruhnya untuk melakukan hal seperti itu.

Lyla melepas tangan Morgas dari pinggangnya, "Bisa. Bawa aja kesini orangnya"

"Loh yang bilang disini siapa? Temen gue butuh hiburan sebelum perang." balas Morgas lalu langsung menarik tangan Lyla

Kali ini Lyla di tarik ke sebuah lapangan yang sangat luas dengan lampu terang. Disana sudah ada semua inti Savasco yang duduk untuk menonton Lyla. Terdapat juga satu laki laki yang tampak menunggu kedatangan mereka berdua

Yah, seperti tebakan kalian. Sepertinya dia adalah lawan Lyla malam ini.

Morgas memegang tangan Lyla lalu mengangkatnya keatas, "Halo temen temen kesayangan nya Morgas. Nanti kan kita bakalan perang nih, sebelum itu dimulai gimana kalau kita nonton yang seru seru dulu?"

"Kebetulan juga kita kedatangan Alyla, otaknya Arvoska. Disini, Alyla bakalan ngelawan salah satu anak Savasco sendirian," teriak Morgas "Kita liat, dia bisa bertahan sampe mana" lanjut Morgas lalu menatap Lyla rendah

Lyla membalas tatapan Morgas seolah berkata bahwa dia akan benar benar membunuh Morgas setelah semua ini. Dan itu Lyla pastikan akan terjadi suatu saat nanti.

Lalu Morgas melepas tangan Lyla dan bergabung dengan anak anak Savasco lainnya

"Oh ya kenalin dulu nih, Taksa. Lawan nya Alyla malam ini," kata Morgas lagi lalu kembali duduk.
"Bisa dimulai. She's all yours." kata Morgas lalu Taksa pun langsung bersiap

Lyla menatap Taksa hati hati. Ia Harus menang melawan seorang pria berbadan besar dibawah delapan menit. Agak gila memang tapi itulah kenyataan yang terjadi sekarang

"Kalo gue menang bisa dipake ga boss? Kan lumayan nih cakep" tanya Taksa melihat ke arah Morgas

"Pake aja, kan lo menang" jawab Keily

"No. You can't. And don't you dare to touch her meskipun lo menang. Kalo udah menang yaudah langsung leave her alone aja. Sisanya urusan gua" timpal Morgas dengan penekanan sembari melihat ke arah Taksa sinis

Taksa yang tadi bertanya pun langsung terdiam karena penekanan yang diberikan Morgas di kalimatnya tadi sangatlah berat

"Lo gamau maju duluan nih? Takut masa? Lawan lo udah perempuan loh, masa harus gue juga yang maju?" tanya Lyla agak keras karena sedaritadi Taksa tidak ada pergerakan

'Syit, that was hot.' pikir Morgas setelah melihat Lyla yang mengucapkan kalimat tadi

Taksa mulai maju, melihat Lyla dengan sedikit senyum remeh. Sial, Lyla benci senyum itu.

Taksa mulai menyerang Lyla dan untungnya Lyla bisa menghindar. Lyla tidak sebodoh itu dalam hal bertarung.

Lyla mundur beberapa langkah, mulai menyusun rencana cepat untuk mengalahkan Taksa yang semoga bisa dalam sekali pukul

"Woy kok mundur? Maju dong!" teriak Morgas dari 'bangku' penonton

Teriakan itu semakin membuat Lyla tidak fokus. Lyla baru saja melihat Morgas lalu tanpa ia sadari juga, Taksa melayangkan satu pukulan ke wajahnya

"HAHAHA lanjut lanjut!!" seru Morgas tampak menikmati pertandingan tersebut

Lyla terjatuh, tentu saja karena itu bukan pukulan seorang perempuan. 

"Segitu doang kemampuan lo?" remeh Taksa

Lyla berdiri, mendekati Taksa yang langsung menyerangnya sambil menghindar lalu melayangkan satu pukulan keras ke arah bawah dagu Taksa yang tentu saja itu membuat Taksa mundur dan pusing

Perkiraan Lyla, itu akan membuat pandangan Taksa seperti melayang sebentar. Tidak menyia nyiakan hal tersebut, Lyla langsung memukul sekali lagi wajah Taksa. Taksa terpukul kebelakang

Seperti kata Morgas, pukulan Lyla jika serius tidak selembek itu.

Namun semua pukulan itu bukan berarti Taksa kalah. Ia segera bangkit lalu mulai menyerang Lyla kembali namun bedanya, Taksa menyerang Lyla asal. Pandangannya masih belum normal

Tentu saja itu dapat membuat Lyla menghindar dengan mudah sampai..

"STOP." teriak Morgas

Semua langsung melihat Morgas bingung

"Gas? Kenapa diberhentiin anjir?" tanya Cherry

Morgas berdiri lalu menghampiri Lyla dan Taksa, "Waktunya abis. Udah lewat"

Morgas mendekat ke arah Lyla dan mengabaikan Taksa.

"Freshcare gue. Tolong." pinta Lyla sambil menyodorkan tangannya

Morgas tertawa lalu menjabat tangan Lyla, "Lo belum menang Al. Taksa bahkan belum bilang dia nyerah, iya kan Sa?" tanya Morgas lalu melihat ke arah Taksa

Taksa mengangguk, "Kita tanding ulang nanti." kata Taksa lalu pergi meninggalkan Lyla dan Morgas

Anak anak Savasco dibelakang tampak keluar juga dari lapangan itu untuk bersiap siap, benar benar menyisakan Lyla dan Morgas disana

"Lo gila? Gue udah lawan anak Savasco sendirian. Gue udah lakuin apa yang lo mau. Kenapa lo ga bisa kasih atau lakuin juga apa yang gue mau?" kesal Lyla karena dia benar benar merasa dipermainkan

"Lo bahkan ga menang Alyla. Gimana gue mau ngelakuin yang lo mau?" tanya Morgas

"Lo ga bilang harus menang di kalimat lo tadi. Mikir" jawab Lyla

Morgas terkekeh, "Yaudah kalo gitu ganti. Lo harus menang lain kali, tapi lawannya gue. Gimana?"

"Jangan gila. Perjanjian itu ga ada sama sekali tadi." balas Lyla menatap Morgas benci

"Sepenting apa sih freshcare ini buat lo?" tanya Morgas

"Gausah ngalihin topik. Balikin freshcare gue."

"Gue kasih waktu lo bisa jawab pertanyaan gue tadi"

"Gue ga akan pernah kasih tau hal itu ke lo. Jadi gausah ngimpi. Dan kalo emang lo masih ga mau, yaudah lakuin yang pertama lo minta aja. Gue bakal lawan lo nanti, dan menang." jelas Lyla

Tidak mungkin kan ia memberi tahu hal itu ke musuhnya? Sangat tidak. Bahkan di semua anak Arvoska yang tau tentang freshcare ini hanya Jovi.

"Kalau gitu gue ga—" ucapan Morgas terpotong

"WOY ANJING LO MAU SAMPE KAPAN BERDUAAN DISITU?! JANGAN BUAT ORANG SUUDZON" teriak Harsa yang tiba tiba muncul

Morgas melihat ke arah Lyla lalu menepuk kepalanya lembut, "Well, i think harus berhenti disini obrolan kita. Freshcare lo ga bakal gue balikin sampe lo kasih tau yang gue mau, oke? Deal. See u soon Alyla."

Morgas pergi meninggalkan Lyla begitu saja. Badan Lyla langsung terasa lemas. Namun ia harus bertahan sebelum Arvoska mulai mencarinya. Lyla diam, ingin menangis jujur.

"Ma.. ini aku harus gimana.." gumam Lyla lemas

Yang Lyla tidak tau adalah fakta bahwa Morgas melihat dan mendengar semuanya. Bahkan Morgas tidak pernah berniat meninggalkan Lyla sendirian disana.

Di mata Morgas, sekarang Alyla terlihat seperti bulan yang meredup. Lupa bagaimana caranya bersinar.

Dan entah kenapa saat melihat Alyla seperti itu, Morgas langsung ingin menemaninya. Seperti sebuah bintang.

Malam itu juga, lampu terang di lapangan terasa gelap. Malam itu juga bulan dan bintang seolah tidak bersinar karena pusat dari semuanya telah meredup.

###
bersambung yyyy

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Morgas.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang