Glad to see you.

111 28 0
                                    


"Jihan"

Gue sama sekali gak pernah mengira bahwa pertemuan yang gue harapin dari dulu bakal kaya gini, di waktu sekarang, dan tempat ini.

Setelah lama gue diam mematung melihat ke arah dia, gue memilih lari dari sana dengan menahan tangis. Gue janji gabakal nangis demi cowo kaya dia lagi.

Sialan, gue baru aja mulai hidup kenapa lo muncul lagi sih?

Gue ngerasa melayang sampe di depan gerbang dari tangga, sumpah gue cuma pengen cepet sampai rumah.

Baru satu langkah kaki keluar gerbang, gue denger seseorang berlari memanggil dengan keras.



"Han.. Jihan!"



Dia menggenggam tangan gue memaksa gue berbalik ke arah nya,

"Lo kok ninggalin gue sih, kan lo janji pulang sama gue jihan. Eh han lo nangis? kenapa? kenapa?" ucap yohan kaget sambil mengusap air mata gue.

Saat itu juga gue melihat seseorang sedang melihat kearah kami didepan gerbang. Justin? Gue segera melepas genggaman yohan, lalu mengusap air mata gue sendiri.

"eh sorry sorry, yaudah yuk gue anter pulang. lo gak usah cerita kalau belum mau" ucap yohan menuntun gue ke arah motornya di pinggir jalan.

"yaudah yuk jalan sekarang kak" gue tau Justin masih ditempat yang sama meperhatikan kami.

Mengejutkan Yohan malah sadar keberadaan Justin dan menyapanya.

"Woy Justin, ngapain lo disitu gak pulang?" ah rupanya mereka sudah akrab? atau mereka mungkin teman sekelas bukannya mereka sama sama kelas 11.

Gue kira Justin akan menjawabnya lalu pergi, Suprising dia malah berjalan ke arah kami.

"Em han— yohan gue boleh ngomong sama Jihan bentar gak?" gue masih menunduk enggan melihat ke arahnya. Gue ngerasa sekarang Justin lagi natap gue, padahal yang diajak ngobrol Yohan.

"Lo kenal Jihan juga? ya gue gapapa sih gimana jihannya aja. han?" Yohan melirik kearah gue, gue masih nunduk dan mengeraskan pegangan gue di seragam yohan.

"Kayanya Jihan lagi gak enak badan tin, besok lagi deh lo ngobrolnya ya gue mau anter dia pulang dulu. Duluan ya" Ah syukur Yohan sadar.

Dan saat itu Yohan melajukan motornya melewati Justin.

Gue liat sedikit dia yang masih mandang ke arah motor Yohan pergi, dengan tatapannya yang sama. Gue gatau apa arti dibalik tatapan itu. Gue benci masih kepikiran untuk nebak apa yang ada dipikirannya. Justin masih sama, Justin yang selalu misterius dengan perasaannya, sementara dia selalu tau apa yang gue rasa. Egois.

Gue yang ngerasa jadi orang paling tau soal dia ternyata gak kenal dia, sekedar topengnya aja gue gak tau apalagi dasar nya.

But

He's looking fine. Glad to see you.

"Han lo beneran kenal Justin? Kok kalian kaya lagi ada masalah?" tanya yohan setelah kita sampai didepan gang kosan gue.

Ditengah lamunan gue, gue terkejut dengan pertanyaan Yohan. Sebaiknya cukup gue dan Justin yang tau cerita kita di masa lalu.

Inget, Gue Jihan Renjani yang baru disini. Dan sepertinya bukan hal penting untuk semua orang tau ada apa antara gue dan Justin.

"Eh kalau lo gak mau cerita gapapa kok gue gak maksa han" lanjut Yohan.

"Gue gak kenal dia kak, yang gue tau pernah tampil waktu mos kemarin."

RenjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang