Regret

698 84 7
                                    

_______________________________________

My Boyfriend's posesifness
- Chapter Three : Unforgettable -
Vernon x Seungkwan
_______________________________________

Vernon sedang dalam fase sesibuk sibuknya seorang pengusaha, waktunya terkuras habis untuk lembaran lembaran kertas berbau uang.

Intensitas nya untuk keluar negri semakin padat, waktu luang tak ada yang bersisa. Raga itu pun jarang menyapa rumahnya, Boo Seungkwan.

Kekasih mana yang tak bosan jika di anggurkan. Apalagi dirinya yang tinggal di bawah atap megah atas nama Hansol Vernon Chwe. Berasa seperti memanfaatkan harta kekasihmu mungkin ?.

Meski tiap malamnya Vernon menyempatkan diri untuk menelpon kekasihnya, atau Wonwoo yang datang untuk menjemput Seungkwan menghampiri Vernon di sebuah hotel mewah tempatnya bernegosiasi.

Menyewa kamar suit room dan berbagi keringat menghabiskan malam panas, meredam rindu, lalu kehilangan pria itu lagi ketika pagi menjelang.

Seungkwan sedikit jengkel ketika ia bercerita pada temannya, Yoon Jeonghan, malah di Katai Jalang.

"Ya kau pikir sendiri- Seungkwan. Kalian jarang bertemu, kau di manja harta oleh-nya. Sekali bertatap muka dihabiskan untuk bercinta. Apa bedanya kau dengan kekasih bayaran, wanitanya simpanan, sugar baby di luaran sana."

"Terserah Hyung bercerita denganmu membuatku kesal- cukup."

Seungkwan mematikan ponselnya sebal, ia sedang duduk termangu di bawah pohon oak besar, pipi berisinya menggembung lucu.

"Hei- bisa ku duduk di sini." Seungkwan menoleh menemukan bocah berumur delapan tahunan berbicara padanya.

Senyuman lebar menyentuh hati di berikan Seungkwan, sejatinya ia adalah sosok guru TK mana sanggup ia di suguhi bocah gemas dengan pipi memerah karena dingin musim gugur.

Seungkwan lekas menggeser pantatnya menyisakan ruang untuk sang anak duduk.

"Kemarilah- duduk sini. Astaga kau pasti kedinginan eoh-" setelah anak itu duduk Seungkwan mengusap usap tangan dingin sang anak.

"Terimakasih Kakak lucu eheheh-" Seungkwan tertawa gemas.

"Sama sama adik manis- kau bermain sendiri di dinginnya cuaca ?" Seungkwan mengeluarkan sumber gula nya dari saku. Menawari bocah yang di terima dengan senang hati.

"Eung- tidak. Chaniee- bersama Appa. AH ITU APPA, APPA CHANIEE DISINI !!!"

Seungkwan menoleh kearah yang di tunjuk bocah tadi, ia melihat pria berperawakan tinggi dengan paras tampan berlari tergopoh-gopoh menuju mereka.

"Huh- huft. Chan lain kali kalau mau pergi bilang Appa ya- aku lelah mencarimu." Pria tadi bertumpu pada lutut karena kelelahan berlari.

"Mianhae- Appa, tadi kedai ramai sekali. Chaniee- tidak suka keramaian. Jangan marahin chaniee-ya Appa Gyu." Chan sedikit memundurkan tubuhnya hingga menabrak lutut Seungkwan.

"Ah maaf sebelumnya ikut campur- tapi Chan anak pintar. Dia memilih tempat yang aman untuk dirinya bermain."

Pria yang di sebut Appa oleh bocah tadi baru menyadari eksistensi sosok Boo Seungkwan disana.

"Ah tuan, terimakasih banyak telah menjaga anakku."

"Ah- jangan memanggilku tuan sepertinya kau lebih tua beberapa tahun dariku. Panggil saja Seungkwan." Seungkwan mengulurkan tangannya tersenyum lucu.

ᴍʏ ʙᴏʏꜰʀɪᴇɴᴅ'ꜱ ᴘᴏꜱᴇꜱɪꜰɴᴇꜱꜱTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang